1 3: Malam bersama

1.9K 316 84
                                    

Masih di hari yang sama.

Sore itu langit berwarna jingga dan lalu lalang kendaraan menjadi latar belakang perasaan menggebu-gebu milik gua yang datang secara dadakan seperti tahu bulat, gua duduk di atas motor menunggu Sehun yang sedang membeli plester luka dan Betadine di apotek.

Sehun keluar dari apotek dan menghampiri gua, "Turun"

Disaat gua menggerakkan kaki gua untuk turun, gua meringis dan menatap Sehun dengan tatapan memelas.

Tanpa banyak bicara, Sehun mengangkat badan gua dan kita duduk di bangku panjang yang ada di depan apotek.

Tadi disaat sedang main bola voli dengan Sehun di pantai gua jatuh hingga lutut gua terluka. Meskipun enggak begitu parah tapi nyut-nyutan.. digerakin sedikit aja sakit boskuu.

"Inimah kayanya jatuh mau punya adik" Kata Sehun

Gua mendengus sebal, "Mama udah di steril kalii"

"Oh, berarti emang ceroboh" Meskipun ngeledekin tapi Sehun tetep ngobatin lukanya

"Hun gua yang bawa motor ya? Gua takut lu kecapean" Kata gua

Sehun mendongak, "enggak, cukup sekali aja gua diboncengin sama lu"

"Gausah malu lahh, daripada pulang dari sini lu drop kan? Atau parahnya sakit kepala luar biasa lu itu kambuh" Gua tetep kekeuh ngebujuk

"Bukan malu, gua masih sayang nyawa. Soalnya lu kalo bawa motor kaya Valentino Rossi yang mabok" Ujar Sehun

"Bangke ah hun" Kata gua dengan sebalnya

Sehun sudah selesai mengobati luka gua kemudian ia malah menepuknya cukup keras, "Cap biar sembuh"

"AIHH SAKIT ANJER" Gua mendorong Sehun dan meringis

Emang kampret si Sehun tuh, ngobatin iya..nambahin sakitnya juga iyaa.

Gua jadi nyesel sempet ngedrama soal perasaan dadakan gua ke dia tadi.

Sehun ketawa, "Si Chanyeol biasanya digituin sama kakaknya"

"Ya gausah ditiru jugaaa"

"Yaudah.. lututnya Jisoo maafin Sehun ya" Ujar dia sambil menepuk pelan kemudian malah menciumnya

Emang sinting ini manusia satu. Udah gak ketolong sumpah!

"Heh main cium-cium aja lu kira lutut gua batu nisan?!"

"Astaga salah mulu"

Gua berdiri kemudian jalan dibantu oleh Sehun, lalu ia mengangkat gua kembali ke jok belakang motor.

"Pasti lu bakal kedinginan enggak pake jaket gini, mau beli dulu gak?" Tanya Sehun

"Iya sekalian beli tokonya"

"Boleh"

"Gak lahh dodoll, masa beli tokonya jugaa"

"Apapun yang lu pengen bakal gua kasih, sayang"

Gua menatap Sehun datar kemudian menepuk pipinya, "Bangun hun"

ephemeral ; hunsoo✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang