🍁Supermarket 2.🍁

851 38 2
                                    

Jangan lupa vote dan komen ya teman-teman. Vote menunjukkan kalau cerita ini layak, dan kalian juga menghargai kerja keras author yang udah capek-capek nulis cerita ini.

Komen yang banyak juga, biar saya rajin Buat update dan semangat buat nulis, ngelanjutin cerita ini ke chapter-chapter selanjutnya.

Jangan lupa komen kalau ada typo. Saran dan kritik kalian semua sangat membantu dan saya dengar. Jadi kalau jangan lupa beri saran yang banyak agar saya bisa menyesuaikan diri dengan kalian.

                            ****

Bertemu denganmu mungkin  Ketidaksengajaan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bertemu denganmu mungkin  Ketidaksengajaan.
Kenal denganmu mungkin kebetulan.
Penasaran denganmu mungkin awal dari kebetulan .
Lalu mencintaimu takdir yang telah di atur sebelumnya.
Mungkin..... bahwa mungkin kamu Mencintaiku juga adalah rencana dari awal pertemuan?

                     🍁🍁🍁🍁

Zeevan memarkirkan mobilnya didepan sebuah minimarket dekat perumahannya. Zeevan menatap minimarket tersebut dengan nanar. Zeevan berulang kali menarik nafas berat, menyiapkan mental nya untuk ditatap dan ditanya orang-orang di sana.

Kenapa pula dia bisa mempunyai kakak biadab seperti Zio!

Zeevan berjalan masuk ke dalam minimarket. Menundukkan kepalanya agar bisa menyembunyikan wajahnya dari orang-orang yang melewati nya. Menarik nafasnya dalam-dalam lalu menghembuskan. Mencoba berulang kali untuk menghilangkan kekesalan terhadap kakaknya yang kurang ajar itu.

Zeevan langsung mengambil bungkus rokok yang tak jauh dari tempat kasir yang biasanya di beli oleh sang kakak. Setelah itu itu Zeevan segera ke kasir antri untuk membayar.

Zeevan menaruh bungkus rokok tersebut beserta uang lima puluh ribu nya. Ia masih tidak berani mengangkat kepalanya, takut ditanyakan kepada penjaga kasir nya.

"Lagi ada promo rokoknya, beli dua gratis satu," ucap penjaga kasir memberitahu.

Zeevan tertegun beberapa saat, suara terasa sangat familiar baginya. Zeevan memberanikan diri untuk mengangkat kepalanya pelan-pelan. Hingga akhirnya dia bisa melihat dengan jelas siapa penjaga kasir yang melayaninya.

Kedua mata mereka saling bertemu, saling bertatapan.

Matilah Zeevan! Yang di hadapannya saat ini adalah Aletha!

"Lo ngapain disini?" Tanya Zeevan terkejut.

"Kerja," Jawab Aletha datar dengan tangan yang masih sibuk memasukkan bungkus rokok ke dalam keresek.

"Kerja? Lo kerja di dua tempat sekaligus?" Takjub Zeevan.

Aletha tidak menjawab, ia mengembalikan uang kembalian untuk Zeevan.

"Ada dua ribu?" Tanya Aletha. Pertanyaan yang sering diajukan penjaga kasir pada umumnya.

"Nggak ada," jawab Zeevan.

"Seribu ada?" Tanya Aletha lagi.

Zeevan terdiam sebentar, kemudian tersenyum penuh arti, berniat menggoda Aletha.

"Nggak ada," jawab Zeevan lagi. "Adanya hati gue, mau nggak?"

Raut wajah Aletha tidak berubah sama sekali. Dingin, datar, dan tidak tersenyum. Aletha cepat-cepat memberi kembalikan ke Zeevan, lebih tepatnya ia melebihkan kembalian seribu. Lebih baik seperti itu Daripada dia harus berurusan panjang dengan makhluk aneh di hadapan nya ini, pikirannya.

"Ini barangnya, terimakasih," ucap Aletha berusaha bersikap sopan.

Ah... Zeevan langsung teringat dengan barang yang dibelinya. Ia langsung panik sendiri. Apa yang dipikirkan Aletha tentangnya sekarang.

"Aletha, ini bungkus rokok bukan punya gue," ucap Zeevan memberitahu.

"Gue nggak nanya," balas Aletha ketus.

"Gue ngasih tahu, takut lo salah paham."

Aletha tidak menggubris ucapan Zeevan lagi, lagian menurutnya tidak penting karena dia juga tidak mau tahu.

"Selanjutnya," ucap Aletha memberikan kode ke Zeevan untuk agar segera menyingkir.

Zeevan pun meminggirkan tubuhnya pelan-pelan, membiarkan pembeli dibelakangnya maju untuk membayar. Zeevan masih tidak ingin beranjak, ia menatap Aletha yang sibuk bekerja.

Zeevan memperhatikan wajah Aletha yang terlihat kelelahan tapi masih saja memaksa diri.

"Aletha," seru Zeevan.

Aletha menoleh, tanpa suara. Zeevan memberikan sebuah senyuman manisnya ke Aletha.

"Lo cantik hari ini."

Setelah itu Zeevan langsung beranjak dari sana tapi melihat reaksi Aletha. Sedangkan Aletha masih terdiam Sangat lama, ia masih nampak kaget dengan pengakuan Zeevan barusan.

"Mbaknya sakit ya," tanya pembeli di depan Aletha.

Aletha tersadarkan, ia menggeleng kepalanya dengan cepat.

"Nggak," jawab Aletha.

"Tapi kok wajahnya merah gitu?"

Aletha langsung memegangi keduanya pipinya dan pipinya terasa lebih hangat dari biasanya. Ada apa dengan denganmu Aletha?  Sadar! Jangan berpikir yang macam-macam.

Aletha menarik nafasnya dalam-dalam dan menghembuskannya pelan-pelan. Aletha berusaha untuk fokus pada pekerjaan.


                   🍁🍁🍁🍁

TBC

MY  COLD PRINCESS Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang