Jangan lupa vote dan komen yateman-teman. Vote menunjukkan kalau cerita ini layak, dan kalian juga menghargai kerja keras author yang udah capek-capek nulis cerita ini. Komen yang banyak juga, biar saya rajin Buat update dan semangat buat nulis,ngelanjutin cerita ini ke chapter-chapter selanjutnya.
Jangan lupa komen kalau ada typo. Saran dan kritik kalian semua sangat membantu dan saya dengar. So kalau jangan lupa beri saran yang banyak agar saya bisa menyesuaikan diri dengan kalian.
🍁🍁🍁
🍁🍁🍁🍁
Semenjak kejadian itu hubungan dengan Aletha dan zeefan menjadi dekat, hal itu membuat kedua teman-teman nya aletha maupun zeefan menjadi bertanya-tanya tentang ada apa dengan mereka.
Bel istirahat berbunyi zeefan yang saat itu ingin mengajak aletha makan bersama di kantin langsung menghampiri aletha yang saat itu baru keluar dari kelas nya bersama teman-teman nya.
"Aletha!" Panggil zeefan berjalan ke arah aletha.
"Kenapa?" Tanya aletha bingung.
"Um.. lo mau ke kantin kan habis ini?" Tanya zeevan berharap.
Aletha menatap zeefan lalu menjawab sekena nya "iya, kenapa?"
Zeefan yang mendengar itu jadi senang "Kalau gitu bareng sama gue ya?"
"Gue gak bisa, gue bareng cia sama vanka. Ya kan? Aletha menatap cia dan vanka yang sedari tadi diam mendengarkan mereka berdua namun bukan nya menjawab 'iya' mereka malah menjawab diluar dugaan.
"Eh gapapa kok lo sama zeefan aja ke kantin berdua kita berdua baru inget ada urusan" ujar vanka dengan cegiran tak berdosa.
"Eh emang nya kita ada urusan apa ya?" Tanya cia dengan polos nya, sontak vanka membekap mulut menyuruh untuk diam.
Aletha mengumpat dalam hati bisa-bisa nya mereka malah mendukung zefran.
Zeefan tersenyum senang mendengarnya "oke, gue pinjam aletha nya ya."
Belum sempat protes zeefan langsung menarik aletha tanpa permisi yang akhirnya aletha mengikuti langkah zeefan dari belakang, sementara vanka dan cia yang melihat itu cekikikan tak berdosa.
🍁🍁🍁🍁
Zeefan tersenyum melihat aletha yang tampak sibuk dengan makanan sambil membaca buku yang gadis itu bawa. Merasa seperti diperhatikan aletha yang risih menatap ke arah zeefan yang tengah memperhatikan nya dengan tersenyum.
"Makan makanan lo jangan ngeliatin gue, " ujar aletha ketus.
Zeefan tidak membalas perkataan aletha malah hanya tetap tersenyum melihat aletha yang tampak kembali sibuk mengabaikan kelakuan aneh zeefan.
Zeefan melirik buku yang sedang dibaca aletha "lo kok seneng banget baca buku? Gak capek apa?" Tanya zeefan.
"Lo sendiri daritadi ngeliatin gue, gak capek apa?" Balas aletha sarkas.
Zeefan tertawa renyah merasa gemas dengan sifat aletha. "Nope."
Sejujurnya aletha merasa tak nyaman makan di kantin bersama Zeefan, pasal nya sejak awal memasukin kantin banyak yang melihat dengan ekspresi beragam yang membuat aletha tak nyaman.
Zeefan yang menyadari hal itu merasa bersalah "Lo ngerasa gak nyaman ya tha? Maaf ya gue jadi bikin lu gak nyaman"
Aletha menggelengkan kepala pelan tak ingin membuat zeefan semakin merasa bersalah "gak, gue cuma gak biasa aja makan ke kantin selain bareng cia sama vanka aja kok."
Zeefan tersenyum lega mendengarnya.
Lama kelamaan mereka semakin larut dalam pembicaraan yang di dominasi oleh zeefan yang sesekali juga ditanggapi oleh aletha.Melihat zeefan yang terus bercerita tentang diri nya membuat aletha tanpa sadar aletha tersenyum kecil.
Secara bersamaan mata mereka bertemu, baik aletha maupun sama tertegun. Tangan zeefan bergerak ke arah rambut aletha yang sedikit berantakan lalu menyelipkan ke teliga.
Zeefan menatap mata aletha dengan dalam "Aletha."
"Hmm.. Kenapa?"
"can i be your friend?"
TBC
NOTE!
: untuk bagi yang masih nunggu cerita saya.. makasih banyak untuk tetap setia nunggu cerita saya dan mohon maaf kalau saya baru bisa update sekarang karna sebelum nya saya baru mengalami musibah.
Ayah saya meninggal dunia. Mohon doa nya semoga ayah saya di terima amal ibadahnya dan di terima di syurga. Amin 😊
KAMU SEDANG MEMBACA
MY COLD PRINCESS
Novela JuvenilDia Aletha Queenby Elvina Gadis cantik yang memiliki lesung pipi serta berkulit putih perempuan dengan segudang misteri Dia acuh terhadap lingkungan sekitarnya Tatapan matanya tajam dan dingin wajahnya yang tak pernah menunjukkan emosi apapun w...