6: Kapal Pesiar

887 127 88
                                    

"Setiap manusia, mempunyai dua sisi mata uang yang berbeda. Satu yang diperlihatkannya demi menyenangkan dunia, adalah sisi kepura-puraannya. Sementara bagian lain yang dia tutupi, adalah sisi kejujuran dari aib kehidupan yang mungkin justru lebih mengerikan..."

~Mata Tertutup~

###########

Suara letusan pistol itu, seakan begitu bergema. Tapi para penumpang kapal pesiar MS Waldeck, mendengar itu seperti suara guntur di siang hari. Sudahlah situasi kapal runyam setelah berputar haluan akibat hantaman badai, dan malah "tersesat" berbelok kembali ke Selat Malaka. Kini mereka mulai sedikit khawatir jika ada serangan teroris, atau bajak laut dan sejenisnya. Maklum, para penumpangnya sebagian besar adalah orang kaya yang membawa banyak hartanya untuk perjalanan wisata tersebut.

"Tidak terjadi apa-apa, kita akan melanjutkan berpesta perjalanan keliling Asia. Orang Belanda selalu dicintai laut, tak ada perompak di perairan Indonesia. Mereka tak bakal mengganggu kita. Rakyat Indonesia sangat pemaaf, meski telah kita jajah selama tiga setengah abad, tetap saja mereka mau bersahabat...." kata Nahkoda MS Waldeck, Herold Maggins, menenangkan para penumpangnya dengan setengah bercanda sambil berusaha memasang wajah ceria.

"Ada rumah di tengah laut yang tampak terbakar" lapor salah satu awak kapal.

Harold mengernyitkan dahi. Rumah di tengah laut? Namun kemudian dia tersenyum. Harold sedikit paham tentang Jermal, rumah penjaring ikan di tengah laut, sebagai salah satu contoh bisnis perikanan di Indonesia.

"Periksa lokasi tersebut, khawatir ada yang membutuhkan pertolongan" perintah Harold, sambil tak lepas memandangi laut dengan teropongnya.

Mereka butuh waktu memutar haluan, terutama dengan kondisi cuaca yang kurang baik, jadi tidak ada salahnya untuk memantau sedikit keamanan, setelah menghubungi instansi teritorial terkait untuk berjaga-jaga.

Perlahan painter sekoci bergerak dari  railing kapal, lalu pengunci Rem Tangan dilepaskan pada Boat Winch dengan mencabut Toggle Pin. Para
awak mulai bergegas masuk ke dalam sekoci, sementara si petugas penurunan sekoci memantau kinerja  alat tersebut.  Setelah itu,  toggle pin   dicabut untuk melepaskan Cradle Stopper Handle dari penahan. Selanjutnya  agar tidak tersangkut, mulai dilepaskan Trigger Line dan Lashing Line dari Release Hook ke badan sekoci.

Baru kemudian petugas yang menurunkan sekoci itu masuk ke dalam sekoci, sebelum sigap menutup semua pintu. Selanjutnya, tali Remote Control Kawat ditarik dari dalam sekoci dengan hati-hati, sehingga mampu memutar keluar dan  segera  melepaskannya untuk menurunkan sekoci ke atas permukaan laut.  Terakhir baru fase pelepasan sekoci dari kedua Boat Hook-nya, termasuk sekoci dari Painter-nya.

"Mengapa harus ada sekoci itu, Tuan Harold?" tanya Breal Tiebout, anak bungsu eksportir Tulip asal Belanda, Adriaan Tiebout, yang mana keluarganya ikut serta dalam perjalanan wisata tersebut.

Breal, baru berusia 7 tahun.  Berambut pirang, bermata biru dan berpipi tembam.  Sebagai satu-satunya anak lelaki, dari tiga saudara perempuannya,  membuat Breal menjadi "Golden Boy" di klan keluarga Tiebout. Apapun yang dia inginkan pasti dituruti. Termasuk ikut Wisata Tur Indonesia dengan kapal MS Waldeck, karena terpengaruh cerita bekas pengasuhnya yang orang asli Indonesia. Dan memang, Indonesia ternyata sangat indah, sebab itu Breal sedikit cemberut saat kapal akan menuju Singapura.

"Aku berharap kapal ini masih mengelilingi Indonesia, jangan dulu ke Singapura" gerutu Breal, membuat Mom, Dad dan ketiga kakaknya tertawa.

Tetapi, ketika MS Waldeck ternyata benar-benar gagal masuk ke Selat Philips, mereka mendadak menjadi sedikit merinding dengan ucapan Si Pipi Tembam tersebut. Adriaan Tiebout, kemudian merasa perlu berbincang khusus dengan Harold Si Nahkoda, mempertanyakan kasus "nyasarnya" MS Waldeck. Tetapi ternyata, malah si kecil Breal yang banyak bicara dengan Pak Tua berjenggot pirang tersebut. Bahkan mereka kemudian malah sibuk membahas tentang sekoci.

Mata TertutupTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang