"Terkadang, mata tak selamanya terbuka, tetapi juga harus tertutup jika ada sinar menyilaukan yang terlalu terang.
Begitu pula kebenaran, terkadang harus terpaksa diselimuti, demi menyelamatkan perasaan banyak orang"~ Mata Tertutup ~
######
Dokter Ivan Elybess, menemui Harold secara pribadi, usai memeriksa dan mengobati anak kecil bernama Boren yang ditemukan di tengah lautan Selat Malaka itu. Dia memang dokter yang bertugas di MS Waldeck, sebagai bagian dari Tim Kesehatan kapal mewah tersebut.
"Anak itu memohon, agar kita tidak melaporkan peristiwa penemuan anak tersebut. Sebab dia mengaku adalah anak adopsi di Belanda, dari pasangan Patty dan Schuman...atau siapa saya lupa. Kedua pasangan ini pindah ke Indonesia, tapi saat bercerai malah meninggalkan anak tersebut begitu saja. Sampai diculik dan dipaksa jadi pekerja anak, bahkan jadi korban perkosaan berbulan-bulan..."
"Oh, Tuhan! Anak itu?" teriak Harold.
Ivan mengangguk,"Saya periksa, seluruh tubuhnya penuh parut luka bekas sayatan benda tajam. Bahkan, maaf, bagian anusnya itu rusak parah. Bukti kalau dia memang pernah disodomi selama berulang-ulang dalam waktu lama"
Harold menggeleng-gelengkan kepalanya, dia mulai merinding.
"Kenapa ada manusia yang sekejam itu pada seorang anak kecil?"
"Saya saja sampai meneteskan air mata saat mengobati anak itu. Bukan hanya fisiknya yang rusak, pastinya secara mental juga. Dia telah saya beri obat penenang, dan kini tampak tertidur pulas"
"Tapi, dokter.... dengan kondisinya yang sudah diperlakukan sekejam itu, kenapa dia takut kita melaporkan kasusnya ke polisi?"
"Sebab... sebab dia membunuh semua pria jahat di jermal itu. Dia menggunakan pisau ikan, lalu merampas dua pistol, kemudian menghabisi sekitar sisa bajingan lainnya di sana"
"Ooh.... Tuhan! Tuhan di langit! Ini mengerikan. Jadi dia nekat memperjuangkan kehidupannya sendiri? Pantas awak kapal melihat banyak mayat bergelimpangan di sana..."
"Ya, itu Si Boren yang habisi. Sebab itu dia takut berurusan dengan polisi. Tapi menurut saya itu benar juga, Tuan Harold. Anak ini tak punya identitas, dan harus mengikuti aturan hukum di negara lain. Berat situasinya, mengingat dia sudah terpaksa membunuh banyak orang"
"Tapi karena dia membela diri"
"Itu maksud saya. Kita tidak tahu situasi hukum di Indonesia. Dan ingat, anak ini bukan siapa-siapa. Dia cuma anak adopsi dari kaum migran, yang ditelantarkan orang Belanda, lalu jadi korban human trafficking. Jika kasus ini mencuat, apa menurut anda ini tidak bakal memperburuk hubungan Indonesia-Belanda, karena kita mengungkap borok kejahatan di negara yang pernah kita jajah ini?"
Harold mengangguk-angguk,"Ya, anda benar. Akan berdampak mengerikan bagi Indonesia, jika kasusnya tak sengaja dibuka oleh pihak negara lain. Seakan polisi di negara ini tidak ada kerjaannya..."
"Betul"
"Dan untuk Boren, mungkin juga tidak baik ke depannya. Andaikan dia bebas, mengundang simpati dunia... tapi dengan catatan pernah membunuh sepuluh orang, juga pernah disodomi pula... bisa-bisa bakal sulit hidup juga dia"
"Begitulah"
"Terkadang, mata tak selamanya terbuka, tetapi juga harus tertutup jika ada sinar menyilaukan yang terlalu terang. Begitu pula kebenaran, terkadang harus terpaksa diselimuti, demi menyelamatkan perasaan banyak orang"
"Benar, seperti itu. Bohong putih namanya. Kita kan tidak perlu mengatakan fisik orang jelek, meski itu benar? Tidak semua hal harus dibongkar"
"Yah, entah mengapa saya setuju dengan pemikiran anak itu. Entah dia memang cerdas, atau cuma merasa takut di penjara karena membunuh. Tapi saya bisa selundupkan dia di kapal ini sebagai penumpang gelap. Tak bakal ada yang tahu, apalagi wajahnya juga seperti orang Eropa kebanyakan..."

KAMU SEDANG MEMBACA
Mata Tertutup
Science FictionMatahari adalah anak yatim piatu yang terlahir buta. Namun dia beruntung memiliki orangtua angkat, Julian dan Yani, yang sangat menyayanginya. Nasib baik, Matahari akhirnya bisa menerima donor mata saat dia berusia 11 tahun, dari Boren Sores, pembun...