Matahari duduk di antara Julian dan Yani, saat Icha Karenina datang dengan pengawalan ketat. Polisi tidak mampu menolak menantu orang nomor satu di negeri ini. Apalagi, wanita itu memang ada kaitannya dengan Matahari. Icha sahabat almarhum ibu kandung gadis kecil itu. Kapolda mendekat, duduk tak jauh dari mereka.
"Apa kabarmu, malaikat kecil?" Tanya Icha, sambil tersenyum.
Matahari menatapnya sesaat, lalu menggeleng. "Namaku Boren, Boren Sores."
Icha terperangah, dia memandangi Yani dan Julian yang tampak gemetar, lalu menoleh kepada Kapolda Didit Haris. Tapi tiba-tiba, Matahari kembali bersuara.
"Aku menembak bukan tanpa alasan. Aku hanya melindungi orang yang tak bersalah."
"Siapa yang kau lindungi?" Tanya Icha, gugup.
"Rakyat Indonesia."
"Dari siapa?"
"Virus mematikan yang disebarkan."
"Siapa yang ingin menyebarkan?"
"Pieter."
"Orang mana dia?"
"Amerika."
"Bagaimana cara dia menyebarkan?"
"Melalui liontin tabung yang ada di kalung."
"Di mana liontin itu?"
"Di mana Nura?"
"Nura?"
"701"
"701?"
"Brankasku di New York, kuncinya di kalung Nura."
"Nura siapa?"
"Nura, Nura anak Mak Izah..."
****
Icha menelepon mertuanya sebelum pulang, meminta perhatian penuh tentang kasus Matahari. Presiden setuju, dan memerintahkan Kapolri untuk mengusut tuntas kasus misterius tersebut. Seorang psikolog anak yang ditunjuk, kemudian mendampingi Matahari saat ditanyai petugas polisi, selain Yani dan Julian. Sebuah kamera dipergunakan untuk merekam kalimat demi kalimat yang dilontarkan Matahari.
"Kalung tabung berisi virus itu di mana sekarang?" Tanya polisi.
"Ada, di rumah Denpasar. Saya simpan dalam brankas, untuk bukti. Tetapi tak ada yang percaya, semua malah mengkhianati saya. Saya ditangkap saat akan menunjukkan bukti."
"Sebab anda buronan interpol."
"Atas kasus apa?"
"Penjualan senjata di Afghanistan dan India."
"Apa mereka berani menuduh Pieter?"
"Siapa Pieter?"
"Bos mafia senjata."
"Bisa jelaskan tentang dia?"
"701."
"Apa itu 701, anda terlalu sering mengucapkannya."
"Brankas saya di New York, kuncinya pada Nura."
"Nura ini siapa?"
"Sudah kubilang, dia anak Ustadzah. Mak Izah guru mengaji."
Polisi menyerah. Tetapi Julian memberi kode, bahwa dia memahami hal itu. Polisi mengangguk,"Mengapa anda membunuh orang?"
"Apa saja dosa saya?"
"Di Indonesia anda banyak membunuh orang."
"Mereka semua penjahat."
"Penjahat apa? Anda membakar jermal dan membunuh para pemiliknya di Sumatera."

KAMU SEDANG MEMBACA
Mata Tertutup
Science FictionMatahari adalah anak yatim piatu yang terlahir buta. Namun dia beruntung memiliki orangtua angkat, Julian dan Yani, yang sangat menyayanginya. Nasib baik, Matahari akhirnya bisa menerima donor mata saat dia berusia 11 tahun, dari Boren Sores, pembun...