8. Kamuflase

1.1K 146 66
                                    

Dear_AS

Wifam fanfiction™

Happy Reading 

-

A/N : Sebelumnya, maaf baru update lagi setelah sekian lama🙏🙏🙏 untuk kalian yang lupa, bisa baca kembali di part sebelumnya ok. Btw nama Eomma Seohyun itu Kim Minyoung, part sebelumnya Misuk itu salah ya maklum lupa^^

-

Pagi selalu menjadi tempat untuk memilih dimana kita akan memulai kisah hari ini, melanjutkan kisah yang menyesakkan dada malam tadi ataukah melupakansegalanya seolah merobek lembaran angka dari kalender kertas yang tertempel di dinding? Wanita paruh baya itu tersenyum sedih kala menarik kertas berangka sembilan itu hingga kini berganti dengan angka sepuluh. Usia Taeyeon putri sulungnya sudah genap 29 tahun danbulan depan akan menikah dengan pria yang ia cintai. Sementara putri bungsunya hari ini akan kembali menjalani tes kecocokan sum-sum tulang belakangnya. Minyoung berharap ada donor yang cocok untuk Seohyun.

Cklek! Kriiieeet...

Taeyeon keluar dari kamarnya dengan perasaan canggung, rasa malu dan benci pada dirinya sendiri terasa sangat mendominasi. Dia terpancing amarah dan berkata tanpa kontrol saat mabuk malam tadi dan hampir satu jam dia menangis di kamar mandi pagi ini. Merasa bodoh dan malu akan ucapannya pada sang ibu, terutama merasa bersalah pada sang adik yang tidak berdosa.

Kim Minyoung yangberdiri di hadapan kalender tersenyum menyambut hadir sang putri. "Bagaimana tidurmu malam tadi sayang?"

Tanpa kata Taeyeon berjalan cepat hingga berlutut dihadapannya. "Eomma mianhaeyo, jeongmal mianhaeyo," ucapnya terisak dengan kepala yang menunduk berulang kali.

"Gwaenchana," balas Minyoung menahan tubuh Taeyeon dan memeluknya erat.

"Eomma, aku tahu aku telah melukai hatimu dan jika Seohyun mendengarnya dia pasti akan terluka. Aku benar-benar meminta maaf untuk itu."

"Sssttt.Tidak apa-apa, Sayang. Kaubenar, selama iniEomma terlalu menekanmu untuk terlibat terlalu banyak dalam tanggung jawab yang seharusnya bukan kewajibanmu. Eomma mianhae," bisik Minyoung membuat tangis Taeyeon semakin memecah dalam pelukan sang ibu.

"Eomma, hidup Seohyun juga tanggung jawabku. Sejak Appa tak ada, sebagai anak tertua memang sudah kewajibanku untuk mendukungmu. Aku sungguh-sungguh meminta maaf," lirih Taeyeon membuat sang ibu tersenyum lega.

"Putri terbaikku memang tidak pernah berubah. Mulai sekarang, Eomma akan sedikit lebih banyak memberikan ruang untukmu," ucapMinyoung mengusap sisa air mata di wajah cantik putrinya itu.

"Terima kasih sudah begitu mudah memaafkanku, Eomma," lirih Taeyeon membuat sang ibu mengusap kepalanya seraya bangkit.

"Baiklah, Eomma harus memasak sup rumput laut untukulang tahunmu. Ulang tahun terakhirmu sebagai anakgadisyang belum menikah. Ahh, entah bagaimana nanti setelah kau menikah," ucap wanita paruh baya itu seraya berlalu ke dapur.

Taeyeon tersenyum sedih mengekori langkah sang ibu. "Aku akan membantu Eomma, setelahnya kita harus ke rumah sakit membawakan sup dan kimbab untuk Seohyun."

Tersenyum senang. "Gyeran Mari (telur gulung) dan chapssaltteok (mochi korea) pasti akan membuatnya senang. Eomma sudah meminta cuti untuk hari ini, aissh pasti akan sangat menyenangkan."

Taeyeon tersenyum senang, melihat rona bahagia di wajah sang ibu selaras dengan rona bahagia pada dirinya. Berharap tidak ada luka yang membekas, berharap mampu menebus dosa saat nanti mereka menemui Seohyun. Adiknya yang tak berdosa, Seohyun yang malang dan dirinya menyesal telah menghabiskan uang yang sangat berharga untuk pestaulang tahunnya malam tadi, padahal ibunya sudah meminta uang itu untuk biaya rumah sakit Seohyun. Jika donor darah yang cocok itu ditemukan, berarti rumah ini harus dijual untuk biaya transplantasi. Setidaknya mereka harus memiliki cadangan uang untuk tempat tinggal sementara.

Under A Shady Tree [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang