[2]

228 27 12
                                    

¤¤¤

Tet!!!

Tet!!!

Tet!!!

"Eugh..." chuu terbangun dari tidurnya akibat suara alarm yang ia pasang tepat pada jam enam pagi.

Perempuan itu terduduk sembari menggosok matanya yang masih menempel satu sama lain karena waktu tidur yang kurang. Setelah matanya bisa terbuka sedikit, chuu kemudian melangkahkan kakinya keluar kamar lalu menuju kamar mandi.

Lima menit dia berafa dikamar mandi untuk membersihkan diri, chuu kembali menuju kamarnya dan memakai baju yang biasa dia kenakan saat pagi hari. Yaitu kaos putih polos yang dibalut kemeja kotak-kotak berwarna merah tanpa dikancingkan dan dengan celana jeans hitam miliknya.

Setelah berpakaian, chuu mengambil tas hitam kecilnya yang ia gantungkan dipundak sisi kanannya dan berjalan menuju dapur untuk mengambil selembar roti tawar dan memakannya sambil berjalan menuju pekerjaannya.

Pintu rumah sudah dia kunci dan pintu pagar juga sudah dia kunci. Selanjutnya, dia harus berjalan kurang lebih 100 meter dari rumahnya untuk menuju sebuah toko bunga yang dimana, dia akan bekerja membantu bibinya yang sudah lumayan tua disana. Ya,.. walaupun gajinya hanya sedikit, tapi dia tetap mengambil pekerjaan itu.

Kehidupan monoton yang ia lakukan tidak pernah terasa membosankan untuknya. Selama uang terus mengalir dalam hidupnya, dia pasti akan menikmati semua kerja keras yang selama ini dia lakukan demi segepok cuan diakhir bulan.

"Hari ini diawali dengan bunga-bunga indah di toko bunga, bibi kesayangan" kata chuu sembari mengunyah gigitan roti terakhirnya.

Lima menit dia berjalan, akhirnya dia sampai di toko bunga. Dia berjalan menuju ruangan dimana bibinya sering beristirahat.

"Selamat pagi bibiku!!!" Sapa chuu sembari memeluk bibinya yang sedang menyiapkan dagangannya.

"Hey, kamu udah nyampe. Bantuin bibi bawa ini keluar dong.. punggung bibi sakit nih"

"Yaudah deh, bibi tunggu aja diluar. Biar chuu yang beresin semuanya"

Wanita paruh baya itu tersenyum. Ekspresinya menggambarkan bahwa dia sangat bersyukur telah memiliki orang yang selalu membantunya dan memberinya kasih sayang seperti chuu. Dia jadi teringat kedua anaknya yang sekarang telah bekerja di dua negara yang berbeda. Dia sangat berharap bahwa mereka bisa pulang dan menemuinya sehari saja. Tetapi mereka terlalu sibuk dengan pekerjaannya dan tidak mempunyai waktu luang untuk berada didekat orang tua sepertinya, pikirnya.

Kadangkala dia berfikir bahwa mempunyai anak yang memiliki pekerjaan penting dan tinggi tidak membawa kebahagiaan untuknya. Dia hanya ingin anak yang pekerja keras, bukan anak yang kecanduan bekerja. Sesuatu terlintas difikirannya. Dia sangat menyesal telah menyuruh kedua anaknya untuk mempunyai pekerjaan dengan gajih yang tinggi seperti dokter ataupun seorang profesor. Jika pada akhirnya yang ia dapatkan hanya uang saja, bukan kasih sayang. Tetapi untungnya, dia masih memiliki chuu yang selalu ada disampingnya dikala dia membutuhkan bantuan ataupun hanya sekedar menjadi teman mengobrol saja.

"Bi,... ini bunganya udah chuu beresin semua" kata chuu sembari duduk disamping bibinya.

"Oh, terimakasih chuu imut~~" bibi chuu mencubit pipi chuu gemas.

Who Are You? | Song HyeongjunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang