Chuu meregangkan tubuhnya seraya berjalan menyusuri jalanan yang akan menuntunnya menuju rumah yang ia rindukan sekarang. Waktunya hanya sedikit lagi untuk beristirahat dan langsung pergi ke bar tempatnya bekerja.
"Ah.. gila, cape banget" keluh chuu sambil memijat pundak kanannya dengan tangan kiri.
Akibat chuu berulah memasuki gang kecil itu, dia jadi semakin cape dan juga waktu untuk istirahatnya terbuang begitu saja. Tapi dia juga bangga pada dirinya sendiri, dia sudah mengobati luka seorang pelajar bernama dongpyo bukan? Dan yang lebih menguntungkannya lagi, chuu bisa bertemu dengan lelaki imut yang sekarang sedang bersarang didalam hatinya.
Kalau saja dongpyo tidak ada disana, dan chuu mempunyai banyak waktu. Mungkin dia dan pujaan hatinya bisa berduaan di minimarket tadi sambil meminum beberapa kaleng soju.
Ah, chuu lupa. Lelaki pujaan hatinya itu masih pelajar.
Ya... mungkin mereka bisa menggantinya dengan cola.
Sudut bibir chuu terangkat, menyimpulkan senyuman saat ia membayangkan dirinya sedang bermesraan dengan lelaki song itu. Ah.. manis sekali, fikirnya.
Tetapi beberapa detik kemudian, chuu menggelengkan kepalanya dan menampar pipi kanannya sendiri untuk menghentikan fikirannya yang sudah melayang jauh entah kemana.
"Uh, sadar chuu. Lo lebih tua dari dia. Mana mau dia sama cewe yang umurnya lebih tua kyk gue?" Gumam chuu.
Senyumannya menghilang.
Benar juga. Anak lelaki jaman sekarang sepertinya lebih memilih pasangan yang lebih muda atau mungkin seumuran. Tapi,.. kalau wajahnya cantik. Mungkin mereka akan mengubah opini itu.
"Haha, iya juga. Gue kan cantik. Lagian muka gue kan baby face. Lelaki mana yang nolak muka polos plus manis kyk gue?" Chuu terkekeh sendiri dengan perkataannya.
Sungguh perempuan yang kepedeannya melebihi istana kayangan mimi peri.
Chuu bersenandung senang setelah mengatakan hal yang positif dan membuatnya lebih percaya diri untuk mendekati lelaki bernama song hyeongjun itu. Dia berjalan sambil lompat-lompat seperti anak kecil. Memang lucu. Saking lucunya, hampir semua lelaki yang chuu lewati, menatapnya sambil tersenyum. Tetapi chuu yang kelewat senang tidak menyadarinya.
Beberapa menit telah berlalu, chuu pun sampai di rumahnya. Dia membuka pagar, lalu menutupnya kembali dan berjalan memasuki rumah untuk membersihkan dirinya sekalian ganti baju.
Tapi sebelum pergi ke kamar mandi, chuu berhenti didepan cermin yang ada di kamarnya sambil menaruh handuknya di pundak sebelah kanan.
Dia menunjuk pantulan dirinya sendiri. "Gue yakin, kita ditakdirkan bersama song... hyeongjun. Hihi"
Setelah berujar, chuu menempatkan handuk putihnya untuk menutupi mulutnya yang nyengir. Entah apakah dia jadi gila karena bertemu dengan hyeongjun, Atau dia memang sudah gila dari lahir.
Rumput yang bergoyang pun akan langsung kering saking tidak perdulinya dia dengan kedua pertanyaan itu.
¤¤¤
Berkilo kilo meter jauhnya dari rumah chuu, seorang lelaki sedang menikmati waktu luangnya duduk di sofa yang bertempatan diatap gedung tua. Lelaki itu menatap langit yang semakin menghitam dan bulan yang semakin menampakkan dirinya untuk menimang umat manusia untuk tertidur.Bukannya kantuk yang menyerang, malah lelaki itu merasa dirinya sangat segar. Dia sudah tidak sabar untuk pergi nongkrong bersama kedua teman anehnya. Ah tidak, sepertinya dia hanya excited pada salah satu dari dua 'teman'-nya saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Who Are You? | Song Hyeongjun
FanfictionImut, lucu, dan ganteng. Itulah first impresion chuu kepada hyeongjun. Tetapi setelah dekat dengan lelaki bernama lengkap song hyeongjun itu, chuu merasakan ada yang aneh dalam kehidupan sang lelaki yang ia sukai pada pandangan pertama tersebut. 'D...