[13]

91 7 4
                                    

[][][]

Krik... Krik...

"Mau sampe kapan lo disitu?"

Chuu berdiri dengan malas menatap Yohan yang sudah menaiki motornya dengan baju baru yang di ganti agar tidak terlalu memalukan.

Beberapa menit yang lalu, Yohan berkata kepada Chuu bahwa dia akan pulang. Tetapi Chuu harus mengantarkannya sampai didepan pagar. Dan setelah sampai disana, Yohan hanya menaiki motornya dan melambaikan tangan kepada Chuu tanpa menjalankan motornya.

Chuu sudah pasrah dengan kelakuan temannya yang satu ini.

"Dadah Chuu!!" Yohan berteriak sambil terus melambaikan tangannya.

Chuu membalas lambaian tangannya dengan lemas. "dah...," Ucapnya sambil bersender di pintu pagar.

Tiga menit sudah berlalu, tetapi tidak dengan Yohan yang masih berada di hadapan Chuu. Mereka terus mengulang hal yang sama selama itu.

Tolong saya!! Seseorang... Siapa saja!. Batin Chuu kehilangan harapan.

Brak!

"Eh monyong!" Yohan hampir terjatuh dari motornya saat sesuatu menabrak bagian belakang kendaraanya. Tetapi untungnya, tangannya dengan cepat memegang stang motor dan menjaga keseimbangannya.

Yohan menoleh. Begitu juga dengan Chuu. Ternyata orang yang mengganggu kegiatan perpisahan antara Yohan dan Chuu adalah Hangyul. Lelaki itu menampakkan wajah datarnya dan terus memutar gas motor. Akibatnya, motornya terus bertubrukan dengan motor milik Yohan.

"Heh orang gila! Ngapain lo? Motor gua rusak nanti!" Yohan berteriak sambil terus mencoba menyeimbangkan motornya.

Hangyul berhenti. Dia menatap Yohan dan Chuu bergantian. Ada ekspresi berbeda yang ia lihat dari kedua temannya. Yohan menampakkan wajah kesal. Sementara Chuu, tersenyum kepadanya.

"Gue dari jauh liat kalian berdua dadah-dadahan, tapi kagak ada yang pergi," ujar Hangyul masih dengan wajah datarnya. "Kalian sehat?" Lelaki itu bertanya untuk mengakhiri perkataannya.

Chuu menunjuk Yohan. Sementara yang ditunjuk, menunjuk dirinya sendiri sambil bertanya.

"Gue? Gue kenapa?" tanya Yohan.

Chuu cemberut. "Dia daritadi gak pergi-pergi dari sini. Tadi juga dia sempet kesurupan terus-

"Gue bilang gue gak kesurupan Chuu...," rengek Yohan yang sudah lelah karena dituduh kesurupan terus.

"Heh, lo tadi tiduran di lantai sambil nyanyi. Nangis pula. Terus terus terus, lo pake remote tv gue buat di jadiin mic. Apa namanya kalo bukan kesurupan?" Chuu berkacak pinggang menatap Yohan.

"Gue udah bilang, gue nggak kesurupan... Tadi itu bukan kesurupan!!" Kali ini Yohan frustasi.

"Tapi sebelumnya lo baik-baik aja. Lo kesurupan." Keukeuh Chuu.

Yohan menghela nafas berat. "Tapi gue sadar sepenuhnya Chuu, gue gak kesurupan."

"Pokoknya lo kesurupan!"

"Kagak!"

"Kesurupan!"

"Saya tidak kesurupan wahai Chuu yang cantik dan baik hati..."

"Gak! Pokoknya tadi lo kesurupan."

"Ssttt!!! Yohan bener, dia gak kesurupan." Hangyul yang daritadi menyimak, akhirnya membuka suara. Chuu dan Yohan lagi-lagi terdiam.

"Dia cuman gila."

Boom!

Tiga kata yang keluar dari mulut Hangyul membuat suasana menjadi ribut. Chuu seketika tertawa terbahak-bahak sambil memegangi perutnya yang sakit. Sementara Yohan berteriak tidak setuju. Dengan gerakan cepat, Hangul memundurkan motornya dan berhenti di sebelah Yohan. Dengan satu tangan, dia menarik baju Yohan sembari tancap gas. Karena bajunya yang ditarik, Yohan akhirnya ikut tancap gas.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 29, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Who Are You? | Song HyeongjunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang