KARY⸺2

388 32 4
                                    

"Tuan, tunggu dulu,"

Aku berhenti tepat di hadapannya. Mengatur napas yang berlarian ikut mengejar lelaki dingin ini sejak awal melihatnya di gerbang masuk gedung perkuliahan.

"Kata ibumu yang kudapat dari hasil menguping, makanan ini kesukaanmu, 'kan?"

Aku menunjukkan makanan yang sering dibuat oleh ibunya, nasi goreng kepiting atau bahasa kerennya nasi goreng sifut. Ini kubeli cukup mahal dan harganya agak tidak masuk akal. Bahkan nurul saja sudah tidak di luar angkasa lagi. Tapi, tidak apa. Toh, buat pujaan hati.

Tuan Dikta mengangguk saja. Seperti biasa, wajah cowok itu tidak bersahabat.

"Ambillah, aku sengaja belikan ini untuk sarapanmu!"

"Saya sudah sarapan,"

Ah, penolakan lagi. Lagi! Jujur, saking mengesankannya keadaan ini aku sungguh sangat ingin tertawa terbahak.

Masih hari kedua. Rasa perih belum muncul, ini masih awal perjuangan yang sangat awal sekali. Makan saja makanan itu Inka, daripada mubazir.


Inka, hari kedua mengejar cinta🍊

Pojok Kost, 25 Februari 2020

Revisi Masih di Pojok Kost, 20 April 2024

HENTI? : DIARY INKA  ||  ༺On Going༻Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang