KARY⸺12

200 22 0
                                    

"Saya Devinka Ribsy Dirgan, Tante. Temannya Dikta."

Haha, kalian tahu tidak? Tuan sok dingin itu wajahnya terkejut saat aku dan ibunya masuk ke ruang rawatnya. Wajah itu sangat pucat tapi kenapa masih sangat tampan?

"Ma? Untuk apa Mama ajak masuk dia?"

Ck! Kenapa sih? Tidak ramah dengan tamu yang ada niat baik untuk menjenguk?

"Siapa yang mengajarkan Pipin untuk tidak sopan begitu? Temannya menjenguk harusnya welcome, jangan malah diketusin."

Haha kena kamu, ibumu membelaku. Ingin sekali aku mengejeknya, tapi jangan. Kita harus jaga image di depan calon ibu mertua. Percaya sama aku deh. Ibunya si Tuan ini sangat cantik sekali. Hangat, aku bisa merasakan jiwa keibuannya.

By the way, kenapa aku malah geli saat ibu Dikta memanggilnya dengan sebutan 'Pipin'. Ugh, manis sekali.

"Ya sudah, Mama ke ruangan dokter dulu. Tadi mama dipanggil."

Ibu tuan sok dingin itu pergi. Dan aku langsung duduk di kursi dekat brankar pesakitan milik Dikta.

"Pergi sana!"

Astaga, belum panas pantatku duduk. Masa sudah diusir saja? Tuan kamu kejam, untung aku suka.

"Tidak mau, Pi-pin!"

Aku berucap sambil menekankan nama panggilan cowok itu.

"Saya bilang pergi ya pergi! Nambah pusing saya kalau kamu ada di sini."

"Yasudah kalau begitu, tapi jangan lupa dimakan ya buah dari saya."

Tuan itu hanya berdeham meng-iya-kan.

"Tuan sok dingin?" Aku panggil dia dengan pelan.

Hm, dia tidak menyahut.

"Dikta?"

Tetap saja tidak menyahut.

"Pipin?"

"Jangan panggil saya dengan nama itu."

Aku tertawa geli. Lucu sekali wajahnya.

"Buka blok WhatsApp-nya dong."

"Tidak."

"Saya janji gak bakal ganggu kamu kok lewat chat, gak bakal tanya-tanya yang gak penting lagi. Please, ya? 부탁할게 베이비야."

Tuan Dikta memutar matanya malas. Kenapa semua orang memiliki reaksi yang sama saat aku sudah berbicara bahasa yang asalnya dari negara penghasil aktor ah-juicy itu?

"Iya."

"Oke, sampai jumpa di kampus. Lekas sembuh, Tuhan memberkati kamu."

"Hmm,"

"Aku pulang dulu. Oh iya, salam untuk calon mertua ya. Hehe!"

Aku sedikit berlari untuk keluar kamar pesakitan ini, karena takut tuan itu murka haha. Seri di wajahnya berkurang. Tapi, tetap tampan kok.

Sehat selalu ya, Tuan. Jangan sakit-sakit.



Inka, menjenguk tambatan hati🍊

Rumah Pesakitan, March 15 2020

Revisi Rumah-rumahan 20 April 2024

ꔫ˙ · . . · ˙ ꔫ˙ · . . · ˙ ꔫ˙ · . . · ˙ ꔫ˙ · . . · ˙ꔫ˙ · . . · ˙ꔫ

🦋 KAMUS KAKA 🦋

부탁할게 베이비야 = butakhalke beibiya ( Please bebih kalo kata aku mah ya, tolong banget ANJIM :v.)

HENTI? : DIARY INKA  ||  ༺On Going༻Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang