KARY⸺27

66 12 0
                                    

"Gimana KRS-nya?" Gerald bertanya sambil terfokus pada gawainya dan sesekali menyuapkan es krim rasa choco mint itu ke dalam mulutnya.

Aku heran, kenapa di dunia ini ada spesies yang menyukai es krim rasa pasta gigi alias odol. Bukankah rasanya sama seperti kalian sedang sikat gigi? Bukankah rasanya aneh, tidak enak dan menjijikan?

"Done," jawabku, Ayubia, Dasya dan Reyno serempak.

Aku mengambil selembar tissue kemudian membantu anak kecil yang terperangkap di tubuh orang dewas itu untuk membersihkan mulutnya yang belepotan es krim. Siapa lagi kalau bukan Gerald. Si pria manis nan ceroboh dengan segala kepintarannya.

"Aku kuliah berasa sambil mengurus seonggok balita bodoh."

Ayubia dan Dasya tertawa, sampai-sampai mereka berdua hampir terjengkang ke belakang. Begitulah kedua gadis itu, terbahak sehingga akan mematahkan rahang mereka sendiri. Reyno terkikik geli dan, yah, sudah bisa ditebak, Gerald tidak peduli ia terus memakan es krim miliknya.

"Aneh,"

Aku seharusnya hanya berbicara di dalam hati saja, tapi entah kenapa? Malah bersuara dan didengar oleh 3 anak durhaka yang notabene teman-temanku semua.

"Aneh apanya?" Reyno, dia menyatukan alisnya diikuti tatapan bingung dua perempuan aneh di depanku, Ayubia dan Dasya.

Aku hanya bisa berkedip lambat, menyadari ke-tulul-an ini. "Gavin."

Gerald menjentikkan jarinya, "Ah, iya. Sudah lama sekali, hampir setahun ya, kulihat kau tidak membicarakan atau mengejarnya lagi. Malah seperti menghindar dan menjauh. Kenapa, Ka? Sudah menyerah memperjuangkan jodoh manusia lain?"

Taiklah. Kata yang keluar dari pabicara Gerald mengena sekali kerelungku. Ingin ku pukul saja jakunnya itu.

"Iya, aku hanya sadar diri dan ingin henti saja. Tapi, eum,"

"Kenapa?" Dasya bertanya dengan mimik yang penasaran.

"Belakangan ini dia bertingkah aneh. Seperti ... Ah, sudahlah, aku malas membahasnya. Teuing! Lieur aink!"

"Yeuh, tah, maneh kunaon? Sehat?" Ayubia menaikan bibir kiri atasnya, nyinyir.

"Entahlah,"

"Mau kemana?" tanya mereka serempak saat aku telah berdiri dari duduk.

"Ke Markas KSR. Mau minta obat, pusing."

"Ingin kuantar?"

Aku menggeleng saat mendapat tanya dari Gerald dan berlalu pergi.

Gedung fakultasku dengan tempat yang kumaksud tidak jauh. Hanya bersebrangan saja.

KSR itu setauku UKM atau Unit Kegiatan Mahasiswa. Lebih tepatnya bernama Korps Sukarela Palang Merah Indonesia (KSR PMI). Di setiap universitas yang ada di Indonesia rata-rata memiliki organisasi yang satu ini.

KSR PMI UNIT UMERA atau Korps Sukarela Palang Merah Indonesia Unit Universitas Mega Raksa, almamaterku yaitu UMERA mendirikan organisasi ini sejak tahun 1990, kalau tidak salah lagi nama pendirinya adalah Dirgantara Eduardo, salah satu mahasiswa lulusan terbaik dari FEB, fakultasku. Dia senior di jurusan dan organisasi. Salah satu orang hebat kebanggaan UMERA.

UKM ini menjalankan misi kemanusiaan sebagaimana mestinya. Dari semua UKM yang ada di UMERA, UKM inilah yang konsisten dalam menjalankan visi misinya. Program kerja yang dibuat pada saat Musyawarah Anggota di akhir tahun terjalankan semua. Koordinasi antara Pengurus dan Satgas sangat baik. Intinya, mereka keren.

Dan juga salah satu UKM yang sering kudatangi untuk menumpang tidur, haha. Sebenarnya, tidak boleh sembarang orang masuk ke markas mereka, tapi aku memiliki orang dalam di sana. Ketua Umumnya adalah temanku. Memang, zaman sekarang orang dalam itu sangat berguna.

HENTI? : DIARY INKA  ||  ༺On Going༻Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang