KARY⸺21

210 23 0
                                    

Hari ini, sialnya Bang Ivan mengajakku untuk bertemu di sebuah kafe anak hits di kampus. Apalah seorang Inka yang tidak hits ini ke sana? Astaga, kok jadi rendah diri begini sih?

Tidak boleh!

Harus percaya diri.

Loving myself is mantep betul slebew!

"Kita tunggu Gavin dulu," kata Bang Ivan sambil meminum minumannya.

"Maksudnya Dikta, Bang?" Aku bertanya memastikan.

"Hm."

Untuk apa tuan sok dingin itu kemari? Ash, niat hati ingin tenang dari jauh hari dikacaukan terus saja seperti ini.

"Maaf, saya telat, Bang."

Sialan!

Aku sudah menunggu lama di sini, tapi dia dengan santainya datang dengan wanitanya itu. Ingin sekali kucakar tangan yang saling bertautan lekat itu.

"Dari mana saja? Inka hampir mengamuk karna kamu terlalu lama." Bang Ivan tertawa kecil dan aku hanya memamerkan cengiran malas.

Kenapa tiba-tiba suhu bumi berubah panas sekali begini, sih?

"Jemput dia dulu, Bang," jawab Dikta dengan santai kemudian duduk di sebelahku. Dan gadis itu duduk tepat di hadapannya, tepat di samping Bang Ivan.

Ah, aku tahu, pasti biar bisa saling tatap, iya, 'kan? Tidak puas sepertinya seharian bersama, apa mau sampai lepas itu bola mata dari tempatnya?

"Nah, Inka. Kenalkan ini Ariana Retno Wulandari. Bendahara Umum HIMA FEB. Kamu juga pasti sudah tahu saya dan Gavin, 'kan?"

Aku mengangguk, malas. Untuk apa berkenalan. Aku di sini mau diapakan sebenarnya?

Bang Ivan tersenyum. Wah, gila! Seandainya Ayubia di sini, bisa kupastikan ia akan pingsan karena terkena overdosis manisnya senyum kakak tingkat yang satu ini.

Gadis yang datang bersama Dikta tadi tersenyum manis dengan bibir merah muda alami. Giginya putih tertata rapi, tatapannya teduh, warna korneanya hitam pekat, bulu matanya lentik. Alisnya hitam dan tebal natural. Rambutnya dicepol rapih. Bersahaja. Cantik. Sempurna.

Perfect!

Begini, apakah kalian berpikiran sama sepertiku? Kenapa Dikta lebih memilih wanita ini daripada aku? Semua makhluk di bumi fana ini sudah tahu jawabannya. Karena wanita ini sempurna. Sangat!

"Nah, formasi sudah lengkap dalam kepemimpinan HIMA FEB. Maaf untuk peresmiannya tidak heboh sama sekali, hanya inti saja yang saya undang untuk datang. Lagipula, Gavin bilang Inka sudah menerima tawaran untuk menjadi Sekretaris Umum dan Gavin pun sudah menjelaskan seluk beluk Himpunan kita pula sudah menjelaskan semua tugas dan wewenang sebagai SekUm."

Sebentar? Maksudnya bagaimana ini? Aku baru saja datang kenapa membahas bahasan yang tidak ku mengerti sama sekali?

"Maka rapat inti kepengurusan Kabinet Kerja Selaras akan saya mulai dengan membahas pro⸺"

"Tunggu, Bang. Saya gak pernah bilang begitu, kenapa⸺"

Tuan sok dingin! Wah, memang betul sudah gila dia. Seenaknya membekap mulut seseorang yang sedang berbicara.

"Saya ada urusan sebentar sama Inka, Bang. Permisi,"

Sekarang apa lagi? Main tarik, membawa pergi perempuan imut sepertiku tanpa izin? Pengen berantem sama Dikta tapi aku masih suka sama dia. Gimana?

Dari kejauhan Bang Ivan hanya mengerutkan keningnya, heran dan wanitanya Dikta mana kutahu. Aku juga tidak berserela untuk meliriknya.

"Sejak kapan aku mau memutuskan untuk menjadi Sekretaris Umum HIMA? Apa kamu sudah gila, huh? Seenaknya sekali, jangan mentang-mentang kamu mengetahui rasaku yang sangat ini padamu, lalu sembrono menyeretku ke dalam masalahmu dan yang lain. Memang⸺"

K-kenapa aku berhenti berbicara? 아이C발! Memang gila tuan sok dingin ini. Kenapa menempelkan jari telunjuknya pada bibirku? Kamu kira aku akan diam? Tentu tidak, aku ingin pingsan sekarang.

Somebody, help me.

"Tolong saya untuk kali ini. Masalah tugas yang kamu keluhkan, saya bisa bantu."

Shit! Meskipun dingin kenapa manis sekali beliau ini.

Aku tersenyum sangat lebar dan kalian tahu, tuan sok dingin itu pun ikut tersenyum walau tipis. Aku ingin menangis sekarang, lemah sekali hati ini. GAMTENK BAMGGET KAMU TU TAUK GAK!?

"Terima kasih, tapi aku tidak tertarik. Permisi!"

Aku tidak peduli Dikta berteriak di belakang sana. Lebih baik aku pulang lalu rehat sebentar kemudian mengerjakan tugas kembali.

Dasar tuan sok dingin ditambah sifat seenaknya itu. Aku kesal hari ini, aku juga sedikit marah. Tapi, kenapa ada gembira juga?

Aku kekanakan, ya?

Ck, kenapa sebuah rasa yang dihadirkan semesta ini sungguh ribet dan menyusahkan hati manusia, sih?



Inka, sedikit berbunga banyak kesal🍊

Kafe Gerah Bodi, 22 April 2020

Revisi Indonesia Gerah Banget 20 April 2024

ꔫ˙ · . . · ˙ ꔫ˙ · . . · ˙ ꔫ˙ · . . · ˙ ꔫ˙ · . . · ˙ꔫ˙ · . . · ˙ꔫ

🦋 KAMUS CEHA 🦋

아이C발! = A-I-C-BAL (slang a i shibow)

HENTI? : DIARY INKA  ||  ༺On Going༻Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang