KARY⸺26

66 11 0
                                    

Sudah lama sekali ya, sejak Ujian Semester tahun lalu di bulan Desember 2020, dan sekarang sudah bulan Agustus tahun 2021. Selama itu pula aku sudah tidak lagi menyapa pria sok dingin, Dikta tepatnya. Masih tetap berbicara, tapi dalam konteks aku tidak lagi ingin mengejarnya. Berbicara seperlunya. Simbiosis mutualisme dalam dunia perkuliahan.

Kelihatannya juga dia semakin lengket dengan wanitanya itu. Wah! Aku bukan hanya kalah dalam masalah keanggunan, tapi sudah tertinggal sangat jauh. Ibaratkan saja mereka sudah hendak menuju pelaminan aku masih di taman bermain, mencari ayunan mana yang nyaman tempat duduknya untuk diayunkan.

Ah, iya! Periode masa kabinet kerjaku di Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas sudah habis. Dan aku hanya tinggal fokus pada kuliahku saja. Aku juga tidak lagi ikut organisasi mahasiswa atau unit kegiatan mahasiswa lainnya. Paling jika dimintai saran atau diajak berdiskusi santai tentang masalah kampus atau masalah negeri ini yang tiada berkesudahan aku masih akan menyanggupinya.

Dengan berdiskusi santai seperti itu, kita bisa atau banyak mendapatkan persepsi atau sudut pandang yang berbeda dari setiap kepala. Dan kalian harus tahu, pengalaman bisa didapat di mana saja. Contohnya lingkup kecil seperti ini. Tak bisa dipungkiri, mengeluarkan opini dan saling berdiskusi seperti ini akan membuat mindset-mu berpetualang seperti Bolang. Berkeliling entah ke mana tapi sangat menyenangkan.

"Inka,"

Panggil seseorang dari arah belakang, langkahnya tenang tidak terburu. Aku berbalik dan melihat si tuan sok dingin itu di sana.

Nah loh, jantung ku menggila lagi. Detaknya kencang seperti saat pertama bertemu dulu. Sial, kenapa harus hadir disaat tembok pertahanan yang sudah ku buat hampir jadi? Kenapa harus sapa? Kenapa harus datang? Kenapa tidak pergi saja? Anggap aku tidak ada? Jangan sebut namaku, Tuan! Hati dedeq lemah banget ini astagfirullah, sampe harus istighfar padahal kristen.

"Ya?"

Aku mencoba mendatar-datarkan mimik mukaku. Dengan sekuat jiwa dan raga! Tapi,

"Kenapa, Ta?"

Tidak bisa! Aku malah berbinar melihatnya! Senyumku mengembang! Memang bajindul sekali kau Inka. Bisa-bisanya selemah itu perasaanmu.

"Ah, maksudku. Kenapa, Vin?"

Tuan sok dingin itu tersenyum tipis.

Tu-tunggu, tunggu sebentar! Dia tersenyum? Astaghfirullah eh maksudku Tuhan Yesus Kristus Allah Bapa Di Sorga! Godaan Lucifer apa lagi ini, Ya Tuhan? Kenapa?

Untuk menetralkan kembali perasaanku, aku mencubit diriku sendiri. Dan menekankan agar jangan lemah, jangan MLYT! Harus LAKIK!

"Tidak jadi, saya lupa."

Pria itu! Kalian tahu pria itu berucap seperti apa? Seperti dewa Yunani nan tampan. Sangat berbeda dari yang lalu-lalu. 와 미쳤다, 미쳤어!

"Ha?"

"Saya duluan,"

Kemudian, dia pergi begitu saja. Meninggalkan jiwa, raga, batin, logika, perasaan, dan hati saya meronta ingin keluar dan habisi kamu sekarang juga.

Kenapa-kamu-melakukan-ini-Tuan?

Bukankah ini sudah kelewatan? Jangan seperti ini, jangan membuatku bingung, jangan membuatku kembali berharap.




Inka, susah sekali sih move on itu🍊

Sudut Kost Nan Dingin, August 16, 2021

Revisi Kadang Dingin Kadang Panas 20 April 2024

ꔫ˙ · . . · ˙ ꔫ˙ · . . · ˙ ꔫ˙ · . . · ˙ ꔫ˙ · . . · ˙ꔫ˙ · . . · ˙ꔫ

🦋 KAMUS CEHA 🦋

와 미쳤다! = uwa michyeoda (Weh, ajegile!)
미쳤어 = michyeosseo (anjrot!)

HENTI? : DIARY INKA  ||  ༺On Going༻Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang