Tersinggung

9 1 2
                                    

-------***------

Setidaknya diriku pernah berjuang
Meski tak pernah ternilai dimatamu
Setidaknya ku pernah menanti
Terkapar melawan sepi hatiku
Yang tak pernah bisa berhenti
Mencintaimu

"Last Child ~ Tak Pernah Ternilai"

Happy Reading!!! ~♥~

***
Gadis berambut kuncir kuda itu bersenandung kecil didepan ruangan OSIS yang bersebelahan dengan ruang Ujian nomor 1. Sesekali ujung matanya mencuri pandang ke arah THE MOST WANTED BOY Kelas XII, Revano Bagus Dekanuarta.

Seorang cowok yang Ramah, Cerdas, dengan segudang bakat. Cowo itu lah yang mencuri hati seorang gadis yang bahkan amat cuek dengan keadaan dirinya sendiri.

Farah tersenyum, wajah nya merona. Baru saja Revano tertawa lebar didepan pintu Ruang 1. Walaupun tawa itu bukan untuknya, Farah tetap merasa bahagia.

Seenggaknya gue bisa liat lo bahagia kak, meskipun gue belum jadi alasannya.

"woi ngapain lo?" Farah membulatkan matanya, ternyata itu adalah Ayna.

"eh?! Oh ga ngapa-ngapain sih" Ayna menaikkan sebelah alisnya, "trus lo ngapain coba disini?" Farah menggaruk pelipisnya,

"ya, ga ngapa-ngapain," jawabnya panik, "suka-suka gue dong mau ada dimana"

"yaudah, kelas yuk. Kayak orang bego tau gak lo disini sendirian," Farah mengangguk, mensejajari langkah Ayna didepannya,

Bye Kak Revan, besok pagi gue dateng lagi hehe.

***
"Whahaha! Asli ngakak banget bagian itu" sebuah suara langsung memekakkan telinga Ayna dan Farah saat memasuki Ruangan 10, "woi setan! Kecilin volume suara lo! Lo pengen gue tuli? Hah?!" seru Ayna nyolot,

"eits, kalem dong mba, sori-sorii" Pemilik suara itu, Tama; memberi tanda peace dengan tangannya, "eh! Kebetulan ada lo," katanya sambil merangkul Ayna asal,

Kalo si Tama bukan Temannya sedari SMP, pasti muka Tama udah di tampol sama Ayna, "liat nih ada siapa! Si Aryo nih! Masih inget kan lo?"

Ayna mengalihkan pandangannya pada Aryo yang tampak cuek sambil memainkan ponselnya,

"iya, gue inget kok"

"masih sayang ga sama Aryo?" tanya Tama jahil, Ayna mendelik kan matanya,

Bel masuk pun berbunyi, Tama pamit ke ruang 11, karena memang ruangan Ujian nya disana.

"Tama ngomong apaan aja sama lo?" Tanya Ayna pada Aryo tanpa melirik, "apapun yang Tama omongin jangan dipercaya, tu anak emang kalo ngomong suka asal"

Aryo mengangguk,"iya, gue tau" jawab nya singkat.

Setelah nya mereka berdua memilih tenggelam pada Soal Matematika dan Geografi dihadapan mereka.

Setengah jam kemudian, keadaan hening dan tenang, namun kemudian..

Sepertinya gambar ini cocok *suara mba-mba gugel

Ayna dan Aryo terlonjak kaget, suara itu ada didekat mereka,

"handphone siapa itu?!" tanya Bu Ulis sambil menurunkan kacamatanya, semua mata menunduk kecuali Ayna yang menatap sekeliling dan matanya bertemu pandang dengan Ningrum,

My [EX] BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang