Bumi Perasaan (2)

3 0 0
                                    

-----***----

"Cukup sekali saja aku pernah merasa
Betapa menyiksa kehilanganmu
Kau tak terganti kau yang selalu kunanti
Takkan kulepas lagi
Pegang tanganku bersama jatuh cinta
Kali kedua pada yang sama"

"Raisa ~ Kali Kedua"

Happy Reading!!♡♡

***
"Ngapain lo gigitin papan? Laper?"

Ayna menyeka air matanya, "Iya. Gue laper. Mending sekarang lo pergi sebelum gue makan!"

Aryo terkekeh, "Duh takut dong gue"

Cowok itu pun duduk disebelah Ayna, "Lo tuh batu ya?! Gue bilang pergi ya pergi!" ujar Ayna dengan nada tinggi.

"Emang lo siapa ngatur-ngatur gue?" tanya Aryo,

Mata Ayna memanas, nafasnya mulai memburu, "Iya! Gue emang bukan siapa siapa! Makanya gue gaada harganya disini, iyakan?!"
"Lo semua udah hebat! Sampe sampe gaada yang mau apresiasi apa yang gue lakuin seharian ini" Ayna terisak dan menunduk, genggamannya pada papan jadwal makin mengeras, "Gue minta lo sekarang pergi.." Pinta nya lirih,

Aryo menggeleng, "Gak. Gue mau temenin lo disini. Na, gue ngerti perasaan lo. Tapi--"

"ORANG SESEMPURNA LO MANA NGERTI PERASAAN GUE!! JADI MENDING LO PERGII!!"

Ayna dengan kasarnya memukul Aryo dengan papan jadwal, Aryo diam saja menerima pukulan itu, meski salah satu pukulan itu mengenai wajah nya sampai membiru.

5 menit kemudian Ayna berhenti, gadis itu terengah-engah seperti habis lari marathon.

"Udah?" tanya Aryo, "Udah ngamuknya?"

Ayna menatap Aryo sayu, lalu menunduk.

Grep!

Wajah Ayna tepat mendarat didada bidang Aryo yang amat hangat. Dengan lembut Aryo mengelus kepala Ayna, berusaha menenangkan cewek itu.

"Lo capek kan?" tanya Aryo.

Ayna mengangguk kecil dalam dekapannya.

Aryo tersenyum, "Tidurlah. Jangan bilang lo gaada harganya disini. Lo itu berharga, Na. Seenggaknya buat gue".

Aryo mengecup puncak kepala Ayna dengan sayang, "Jangan ngomong gitu lagi ya. Omongan lo yang kayak gitu nyakitin gue"

Ayna tersenyum tipis, dipeluknya Aryo dengan erat sambil sesekali terisak.

Aryo, terima kasih. Karena ada lo gue jadi punya satu lagi rumah untuk pulang.

***
Pukul 3 tepat. Ayna mengerjap bangun dari tidur singkatnya. Napasnya terasa seperti terhalang sesuatu yang keras tapi hangat dan beraroma mint.

Wait. What? Aroma mint?!

Ayna menjauhkan wajah nya dari dada Aryo sambil menahan detak jantung nya. Cowok itu malah tetap pulas tidur dengan kepala bersandar di tembok.

Ayna menatap wajah tampan itu tanpa kacamata berbingkai yang selalu bertengger dipangkal hidungnya. Impulsif, Ayna pun mengelus pipinya perlahan, Bibirnya pun melengkung membentuk senyum,

"Jangan elus-elus gue plis" Ayna buru-buru menjauhkan tangannya.

Aryo membuka matanya sambil tersenyum jahil, "Lo ngapain barusan?"

"T--tadi ada kotoran di-di situ!" tunjuk Ayna gelagapan,

Aryo terkekeh, "Oh kirain mau ngasih morning kiss"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 11, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

My [EX] BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang