BAB 8

2.4K 303 20
                                    

Don't forget to give your star and forgive my writing errors.
.
.
This world has many beautiful places. But to me, there is you in that place, just a pretty word is not enough.
.
.
Di dunia ini banyak tempat yang indah. Tapi bagiku, ada kamu di tempat itu, hanya indah aja enggak cukup.
.
.


Amora masuk ke dalam kelas

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Amora masuk ke dalam kelas. Seperti biasa, kelas ramai sekali, membuat Amora memutar bola mata malas. Ia berjalan ke arah mejanya, lalu menaruh tasnya dan kepalanya bersamaan di atas meja. Karena bergadang menonton drama bersama Bi Daru semalaman, Amora jadi mengantuk. Rasanya kepalanya berat sekali. Masih ada 15 menit sebelum kelas dimulai. Tidur sebentar sepertinya ide yang bagus. Amora memejamkan matanya.

Amora merasakan ada angin yang menerpa wajahnya. Matanya mengerjap beberapa kali, sebelum akhirnya membuka sempurna. Ia bisa melihat Raga yang tengah menaruh kepalanya di meja sambil menatapnya dengan senyuman. "Udah jam istirahat, Ra."

Amora terdiam ... Satu detik ... Dua detik ... "What?! Istirahat?!" pekik Amora. Cewek itu menoleh ke kanan-kiri. Anak kelasnya sudah tidak ada. Hanya ada beberapa yang masih duduk di kursinya. Ia menoleh ke arah meja Gita. "Gita udah duluan. Gue bilang, biarin lo tidur dulu. Kayaknya lo ngantuk banget."

Amora kini menatap Raga. "Pak Indra mana?"

Raga terkekeh, kemudian mengeluarkan sebuah kotak makan berwarna pink ke arahnya. "Pak Indra gak masuk. Ada rapat dadakan dan Pak Indra kasih kita tugas. Tenang aja. Gue udah kerjain tugas lo. Kayaknya lo ngantuk banget, makanya gak gue bangunin."

Amora menatap kotak makan di hadapannya. "Ini kotak makan lo?"

"Punya Gita. Tadi Gita bilang, bekalnya buat lo aja. Dia makan di kantin sama Anggi."

"Emangnya Gita mau ngomong sama lo?" tanya Amora tidak percaya. Jelas saja. Kemarin Gita marah besar pada Raga. Tidak mungkin secepat itu berubah, kan?

"Awalnya kita sempet berantem tadi. Tapi, akhirnya dia ngasih bekalnya ke lo. Udah gak usah banyak nanya. Makan, nih!"

Cowok bermata hijau itu kembali memainkan ponselnya. Sejak Raga yang tiba-tiba mengajak Amora berteman di rumah Amora kemarin, Raga jadi aneh. Bukannya Amora tidak suka Raga berubah. Tapi, rasanya aneh saja. Cowok itu seperti terlahir sebagai orang baru.

Amora memakan bekal Gita dalam diam. Ia sempat melirik Raga yang masih asik memainkan ponselnya. Cowok itu kadang tersenyum, menampilkan sebuah lesung pipi yang tidak pernah Amora lihat. "Gue baru tahu kalo lo punya lesung pipi."

AMORAGA √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang