Don't forget to give your star and forgive my writing errors.
.
.
"Because the one who can remember the best is the heart."
.
.
Karena yang bisa mengingat paling hebat adalah hati.
.
.Amora menutup resleting kopernya. Ia menatap koper biru di hadapannya, kemudian menghela napas. Rasanya gugup sekali. Ia selalu takut datang ke sana. Tapi, jika terus bersembunyi di sini, sampai matipun ia tidak pernah bertemu orang tuanya. Ia harus meneguhkan hatinya. Bagaimanapun alasan orang tuanya meninggalkannya, ia harus menerimanya. Bukankah itu yang dilakukan seorang anak yang baik?
Suara ketukan pintu membuyarkan lamunannya. Bi Daru menghampiri Amora dan memberikan segelas susu hangat. Amora tersenyum, meneguk susunya hingga habis setengah. "Bi, menurut Bibi, Mama sama Papa mau ketemu Mora gak, ya?"
Bi Daru mengusap wajah Amora pelan, lalu tersenyum. "Mama sama Papa Non Mora pasti senang ketemu Non Mora. Dulu ... Setiap pulang kerja, keduanya selalu mampir ke kamar Non Mora. Bibi lihat mereka sangat sayang kamu."
"Tapi kenapa mereka pergi ninggalin Mora?"
"Non Mora harus ke sana ... Italia. Di sana pasti ada jawabannya."
Amora mengangguk, lalu memeluk Bi Daru erat.
"Italia?!"
Raga menutup telinganya. Suara teriakan Bayu benar-benar menyakiti telinganya.
"Gak usah teriak, bangke!"
Bayu menghela napas. Ia mengunyah roti yang ada di tangannya. "Jadi?"
"Ya, jadi ... setelah gue berhasil nemuin Amora dengan orang tuanya, gue akan jujur soal semuanya. Gue harus kasih tahu Amora. Dia berhak tahu."
Bayu tersedak. Ia menepuk-nepuk dadanya yang sakit, kemudian melotot ke arah Raga. "Lo gila?! Kalo dia tahu, lo bakal kehilangan dia, Ga. Ini kesempatan lo ... Kalian udah dekat."
KAMU SEDANG MEMBACA
AMORAGA √
Teen Fiction#Baskara Universe #Saraga "Aku seperti berada di lembah abu. Terjebak di antara waktu dan kisah hidupmu." Amora--cewek itu tahu di dunia ini tidak hanya ada yang baik tapi juga yang jahat. Tidak hanya yang ramah tapi juga yang gak kenal apa kata ram...