BAB 6

2.6K 311 16
                                    

Please forgive for writing errors.
.
.
Your attitude is strange. Making me confused should be happy or just ordinary.
.
.
Sikapmu aneh. Membuatku bingung harus senang atau biasa saja.
.
.
Happy reading
.
.

Raga mengantar Amora pulang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Raga mengantar Amora pulang. Selama perjalanan, Amora tidak bicara apapun. Kali ini bukan mengantuk, melainkan sedang memikirkan hal lain. Banyak pertanyaan di otaknya tentang Raga. Bayangkan saja! Kalian tahu sikap Raga? Bule titisan setan yang suka bikin Amora marah? Hari ini Amora tidak melihat sikap menyebalkan cowok itu.

"Udah sampe, Ra," kata Raga membuyarkan lamunannya. Cewek itu menoleh ke kanan, melihat gerbang rumahnya yang menjulang tinggi. Sudah sampai rupanya.

"Kenapa bengong?"

"Eh?" Amora menatap Raga yang tengah mengambil helmnya.

Raga menyisir rambut cokelatnya dengan jari, kemudian menatap Amora yang juga tengah menatapnya. "Pokoknya, apapun yang udah berkaitan sama Baskara, akan selalu gue jaga. Termasuk lo. Jadi, gak usah takut sama Jeha. Dia emang bangsat, tapi dia gak akan berani selama lo ada di dekat gue."

Amora memalingkan wajahnya. "Gue gak takut! Lagian gue gak ada urusan sama Baskara."

Raga melepas gelang bertali merah dari pergelangan tangannya. Ia menarik tangan Amora, membuat cewek itu terlonjak kaget. Cowok itu tidak memerdulikan Amora yang berusaha melepas tangannya. Raga memakaikan gelang itu ke pergelangan tangan Amora. "Kalo suatu hari gue gak ada saat lo butuh bantuan, lo bisa minta tolong anak Baskara yang lain. Beberapa anak Baskara juga sekolah di Aeris. Mereka pakai gelang warna biru. Lo bisa langsung ngenalin mereka saat lihat gelang itu. Kalo lo tunjukkin gelang ini, mereka akan langsung bantu lo."

Amora mendengkus. "Gue bilang, gue gak butuh." Amora mencoba melepaskan gelang itu.

"Keberadaan seseorang gak bisa kita prediksi. Lo mungkin bisa melihat dia hari ini, tapi mungkin enggak besok, lusa, bahkan seterusnya."

Amora mengurungkan niatnya untuk melepas gelang itu. Ia berdecak sebal, memandang cowok bule dihadapannya ini dengan wajah kebingungan. "Intinya?"

Raga menyalakan motornya, lalu memakai helm, bersiap pergi. "Intinya, jangan lepas gelangnya," kata Raga dengan nada dingin, kemudian melenggang pergi begitu saja.

"Gak jelas banget lo, bule setan!"

"Gak jelas banget lo, bule setan!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
AMORAGA √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang