Dont forget to give your star and forgive my writing errors
.
.
Yes, you really kept your promise. You like disappear from the earth.
.
.
Ya, kamu menepati janjimu. Kamu seperti menghilang dari bumi.
.
.Raga menghidupkan motornya. Ia benar-benar dikendalikan oleh emosi. Bahkan panggilan Bayu saja seperti angin berlalu. Bayu berusaha menghentikan Raga yang kini sudah duduk di motornya. "Ga. Ingat! Jangan emosi. Lo ...."
"Apa? Lo mau bilang gue sakit? Gue gak sakit, ya! Gue gak pernah sakit!" Begitu kata Raga. Bayu mengerutkan dahinya.
"Lo bukan Raga. Lo siapa?" tanya Bayu dengan nada kebingungan.
"Gue Raga! Saraga Imanuel! Itu nama gue! Minggir lo!" Raga pergi dengan motornya meninggalkan Bayu yang masih bertarung dengan pikirannya.
Raga mengendarakan motornya dengan kecepatan penuh. Tujuan utamanya adalah Jeha. Kini ia sudah berada di markas Oscar. Kebetulan di sana Jeha sedang mengobrol dengan beberapa anak Oscar lain. Raga menghampiri Jeha dan menghadiahinya dengan sebuah pukulan. Tentu itu membuat anak Oscar yang lain marah.
"Ngomong apa lo sama Amora?!"
Jeha menyeka darah segar disudut bibirnya. Beberapa anak Oscar hendak menyerang Raga, namun Jeha mencegahnya.
"Emangnya gue ngomong apa?" tanya Jeha masih dengan nada tenang.
"Lo bilang gue sakit? Gila lo! Gue gak sakit! Lo bukan Dokter!"
Jeha masih diam. "Gara-gara lo, Amora marah sama gue! Lo mau ambil Baskara? Sikakan! Tapi soal Amora, lo gak bisa ambil dia dari gue!"
Jeha kini menunjukkan smirk nya. "Ayo kita lihat, siapa yang pantas milikin Amora."
Jeha membalas pukulan Raga tak kalah kencangnya. Keduanya saling memukul bahkan lebih parah dari yang biasanya. Anak-anak Oscar lain hanya menonton keduanya.
Kini keduanya babak belur. Wajah Jeha dan Raga sudah penuh dengan lebam dan darah. Raga menyeka darah di dagunya dengan lengan bajunya. Saat Raga ingin membalas Jeha, cowok itu langsung menyerang lengan kanan Raga dengan kencang. Raga berteriak kesakitan. Jeha membulatkan matanya. Ia menghampiri Raga dengan wajah panik.
"Ga, lo gapapa?"
Raga terus memegangi lengannya. Sungguh rasanya sangat sakit. Seperti baru saja dipatahkan dengan brutal. Ia bahkan sampai mengeluarkan air mata. Bibirnya kelu. Ia hanya bisa menangis dalam hati.
"Ayo ke rumah sakit!" Jeha membopong Raga dan membawanya masuk ke dalam mobil salah satu anak Oscar. Fabian menatap tak suka. "Ngapain lo bawa ke rumah sakit, sih? Kenapa gak sekalian lo bikin cacat dia?"
Jeha tidak suka dengan ucapan Fabian barusan. Ia langsung mencengkram kerah kaos Fabian dan menatap cowok itu tajam. "Gue emang benci Raga. Tapi benci gue sebatas manusia, bukan iblis."
KAMU SEDANG MEMBACA
AMORAGA √
Teen Fiction#Baskara Universe #Saraga "Aku seperti berada di lembah abu. Terjebak di antara waktu dan kisah hidupmu." Amora--cewek itu tahu di dunia ini tidak hanya ada yang baik tapi juga yang jahat. Tidak hanya yang ramah tapi juga yang gak kenal apa kata ram...