BAB 14

2K 274 3
                                    

Don't forget to give your star and forgive my writing errors.
.
.
I don't like you hurting yourself, just as much as you hurt me.
.
.
Aku tidak suka kamu menyakiti diri kamu sendiri, itu sama saja kamu menyakiti aku.
.
.

Aku tidak suka kamu menyakiti diri kamu sendiri, itu sama saja kamu menyakiti aku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Amora baru menyadari bahwa Raga tidak ada. Ia berjalan keluar berniat mencari Raga, namun langkahnya terhenti saat ia menyadari bahwa ia tidak membawa ponsel. "Aduh, lupa gue. Ketinggalan di hotel."

Amora berlari masuk. Ia menghampiri Ares yang tengah menelepon seseorang. "Kakak. Bisa antar Amora?"

Ares memutus panggilannya, lalu menoleh ke arah Amora. "Ke mana?"

"Antar Amora ke hotel. Raga enggak ada."

"Raga? Tadi Kakak lihat dia keluar angkat telepon. Memangnya gak ada di luar?"

"Enggak, Kak. Amora mau nelepon, tapi HP Amora ketinggalan. Amora gak hapal nomornya. Antar Amora, ya, Kak."

Ares terdiam sebentar, namun bebetapa detik kemudian ia tersenyum. "Raga pacar kamu?"

"Eh, bukan." Amora menggelangkan kepalanya cepat. "Kita temenan, kok, Kak."

Ares tertawa pelan. Ia mengambil kunci mobilnya lalu mengantar Amora ke hotel. Saat sampai di hotel, Amora langsung bergegas menuju kamarnya. Dan benar saja, ponselnya tertinggal di nakas. Ia mengerutkan dahi saat melihat notifikasi dari Raga.

Ra, gue ada urusan sama Nenek gue. Lo bisa tinggal di rumah Kak Ares, atau lo juga boleh tetep di hotel itu.

Amora memutar bola mata malas. "Gini, nih, gak tanggung jawab. Ngajak gue ke Italia gue kira mau diajak jalan-jalan malah gue ditinggal. Emang dari dulu sifat ngeselinnya udah sampe DNA kali, ya."

Raga sampai di Indonesia jam 7 malam

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Raga sampai di Indonesia jam 7 malam. Raga manatap layar ponselnya. "Di sana pasti udah jam 12. Semoga Amora gak marah sama gue."

Raga menarik kopernya lalu menaiki taksi. Ghandi dan anak-anak Baskara lainnya sedang berkumpul di saung depan markas mereka yang kini sudah tak betbentuk. "Mau sampe kapan kita di sini? Kita gak bisa diam aja sedangkan Oscar lagi pada ngerayain keberhasilan mereka," kata salah satu anak Baskara yang ada di sana.

AMORAGA √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang