BAB 9

2.1K 291 17
                                    

Don't forget to give your star and forgive my writing errors.
.
.
You can't feel pain. Let me feel it.
.
.
Kamu gak boleh merasakan sakit. Biar aku saja yang merasakannya.
.
.

Amora menatap Raga yang sekarang tengah tertidur

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Amora menatap Raga yang sekarang tengah tertidur. Amora menahan kantuk yang menyerangnya. Ia tidak boleh tidur sebelum Bayu datang. Sudah jam dua pagi. Besok ia harus sekolah. Amora mengusap wajahnya kasar. "Fix, inimah. Besok gue telat."

Tak lama, pintu ruang rawat Raga terbuka. Amora menoleh mendapati Bayu dan seorang wanita cantik datang bersamaan. Amora bangkit lalu tersenyum canggung. Amora menatap wanita yang kini ada di hadapannya. Rambut agak ikal, serta bulu mata lentik. Amora sampai terpesona. Meskipun wanita itu tidak muda lagi. Mamanya Raga secantik ini? Sekarang gue gak heran kenapa Raga ganteng.

Amora meraih tangan Indah untuk menyaliminya. "Kamu ini ...?" Indah sedikit menyipitkan matanya.

"Oh, saya Amora, Tante. Temannya Raga," kata Amora, canggung.

"Maaf, ya, sudah merepotkan kamu tengah malam begini. Padahal besok kamu sekolah. Anak itu emang bandel. Sudah dibilangin jangan suka berantem lagi, tapi gak mau dengar."

Amora menggaruk alisnya, lalu tersenyum. "Ya udah, Tante. Amora pulang dulu, ya."

Indah tersenyum lalu mengusap pipi Amora pelan. "Tante boleh minta tolong?"

Amora mengangguk. Indah menghela napasnya sebelum melanjutkan perkataannya. "Tolong bujuk Raga supaya enggak berantem lagi, ya. Tante udah gak tahu lagi caranya membujuk dia. Mungkin kamu bisa bantu."

Awalnya Amora ingin menolak. Tapi bagaimana cara menolaknya? Amora jadi tidak enak. Masalahnya, Raga tidak akan mau mendengarkannya. Bahkan mereka sempat berdebat tadi. Tapi, yasudah, lah. Toh, Amora juga tidak enak kalau menolak.

"Iya, Tante. Nanti Amora coba bujuk. Tapi ... Amora enggak janji, ya, Tante. Karena Amora tahu ... apa alasan dia melakukan itu."

Indah mengangguk, lalu mengucapkan terima kasih karena Amora mau menemani Raga sebelum ia datang. Tentu saja setelah itu Amora pulang. Ia mengantuk sekali. Masa bodo jika telat. Besok ia pura-pura sakit saja supaya enggak sekolah.

 Besok ia pura-pura sakit saja supaya enggak sekolah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
AMORAGA √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang