THE LAST FOR U~

4K 320 18
                                    

Dont forget to give your stars and forgive my writing errors.
.
.
This is the last for u.
.
.

Amora menarik telinga Raga agak kencang, membuat cowok itu berteriak kesakitan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Amora menarik telinga Raga agak kencang, membuat cowok itu berteriak kesakitan. Teriakan cowok itu justru membuat Amora semakin gencar untuk membuat kapok pacarnya itu. "Aww, sakit, Ra! Sumpah!"

"Janji gak gitu lagi?"

"Iya, janji!"

Amora melepaskan tangannya dari telinga Raga yang sudah memerah. Cowok itu mengusap telinganya yang panas. "Lagian, kan, aku udah minta maaf."

"Gak usah ngomong pake aku-kamu, gak pantes!"

"Loh, kenapa? Kan kamu pacar aku. Orang pacaran itu biasanya pake aku-kamu."

Amora mendengkus. "Pacar macam apa yang dateng ke rumah pake kutang doang? Gue gak punya pacar malu-maluin kaya lo!"

Raga menggaruk alisnya. Ia memang hanya memakai kaos kutang dan boxer hitam. Itu karena saat ini ia sedang menjalani hukuman yang diberikan Jeha karena kalah bermain catur. Andai saja ia bisa memilih hukuman yang lain, ia tidak akan nekat datang ke rumah Amora hanya dengan kaos kutang dan celana boxer.

Raga memasang wajah memelasnya. "Yaudah, gue pulang, deh." Baru saja Raga melangkahkan kakinya hendak pergi, Amora langsung menariknya masuk ke dalam. "Cukup gue yang lihat lo gini. Jangan pamer ke orang luar. Bentar, gue ambilin kaos."

Raga tersenyum. Ia tahu, Amora mana tega membiarkannya pulang tanpa pakaian. Raga duduk di sofa sambil menunggu Amora. Ketika Amora datang, cewek itu langsung melemparkan sebuah kaos hitam dan sarung milik Pak Sam. Raga mengernyit. "Kok, sarung, Ra? Gue udah solat."

"Ya terus, lo mau pakai celana gue? Mau pakai daster Bi Daru? Udah untung gue kasih sarung. Biar lebih ganteng. Buruan pake!"

"Iya. Galak banget, sih, ah."

Amora turun dari mobil lalu berlari menuju gerbang sekolah yang sebentar lagi tertutup

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Amora turun dari mobil lalu berlari menuju gerbang sekolah yang sebentar lagi tertutup. Pak Indra yang berdiri di sana menatap Amora dengan tatapan menyelidik. "Telat lagi, Amora?"

AMORAGA √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang