Rhirin [Teman Kecil Ku?]

31 4 0
                                    

"Ahhh leganya..." lelah sekali aku mengerjakan tugas sebanyak itu.
Sebaiknya aku pergi ke UKS saja untuk bersantai merebahkan badan ini. Sudah seperti ingin patah saja tubuhku karena kelamaan duduk. Dan menatap buku-buku yang tebalnya melebihi dompetku. Mata ini lelah melihatnya.

Hari ini sangat melelahkan bagiku, aku mencari ruang UKS untuk tidur. Namun sayang, UKS itu sudah di isi dengan orang yang sedang sakit. Ya terpaksalah, aku pergi saja ke Mushola sekolah. Dan lebih baik disana, nyaman dan tenang. Tidak perlu ada yang mengganggu ku.

Setibanya disana, aku tidak berani masuk kedalam. Aku teringat sesuatu, aku sedang menstruasi hari ini. Arghh sial sekali, cape dan pegal-pegal tubuhku ini. Dimana aku bisa rebahan ya, tidak mengenakan sekali harus duduk saja di kelas.

"WOY QUEEN PETAKILAN" - teriak seorang perempuan dari belakang ku.

Ya, Suli alias Nita teman sekaligus mamah kedua ku disini. Kurang ajar memanggil ku dengan sebutan RATU PETAKILAN.

"Apa?" - jawabku datar, karena memang aku sudah lelah dan ingin rasanya aku pingsan Ya Tuhan.

Nita mengeryitkan dahinya, "lu mau kemana? Pucet amat muka lu kaya mayat" - celetosnya.

"Ke kelas, gw mau tidur aja. Cape ngerjain Sejarah 3 bab!" - jawabku kesal.

'OOOOO' - sahutnya.

"Yaudah ayo gw temenin, ntar lu pingsan lagi. Kalo pingsan siapa yg mau gotong Kakel + Dekel tergalak kaya lu, hahaha." - lanjutnya. Teman gila, berani sekali menyebutku begitu. Awas saja, akan aku balas nanti manusia kecoa ini. Aku menatapnya dengan tatapan kesal.

"Eits jangan ngotot gitu dong, ntar matanya keluar kan serem" - serunya sambil tertawa cengingisan.

"Bodo! Udah ah bye!" - aku pergi meninggalkan Nita sendirian. Ya malas sekali berdebat dengan si Pelor.

*****

Aku telah sampai di kelas ku yang ramai dan berisik ini, sangat membosankan. Gaduh, seperti berada di medan perang. Teman-temanku yang malang, kenapa harus bercanda separah ini. Saling mendorong, lari-larian, main kuda tubruklah. Ah Lol!

Jadi malas aku tidur, aku duduk di kursiku, lalu menatap sekelilingku. Mereka semua menatapku takut, memangnya aku seseram apasi? Aku ga marah juga kalo mereka ribut.

"Rhin..." - suara Zein memanggilku dari pintu kelas. Dan akhirnya yang lain kembali fokus pada candaannya. Terserahlah.

Aku melambaikan tanganku padanya, dan menyuruhnya menghampiriku.

Dia sudah di samping kursi ku sekarang, "Kenapa?" - tanya ku padanya.

"Besok gw mau ke Bandung ketemu sepupu gw. Nah gw mau nitip kunci rumah sama lu" - jawabnya, dia mau menitipkan kunci rumah padaku? Ya pasti begitu. Dari persahabatan kami ber5. Dia paling sering menitipkan sesuatu barang/lainnya padaku. Dia bilang, aku yang ia percaya satu-satunya. Sebab, yang lain sangat lancang, untung saja dia menganggap mereka ( 3 sahabatku lainnya) bercanda. Jadi tidak habis oleh si Petinju ini.

Aku berfikir sejenak, dan... "Oke! Mana kucinya. Sini." - pintaku.

"Nih, jangan lupa jaga bae-bae rumah gw ya" - perintahnya.

"Ya BAWEL" - Jawabku ngegas. Dasar bawel.

Zein cengingisan lalu dia pamit pergi dan enyah dari hadapanku.

Ini sudah jam 4 sore, dan aku tidak bisa tidur kalau begini. Aku membuka HP ku. Ahiya aku lupa, bahwa aku punya teman kenalan tadi pagi. Apa laki-laki itu kirim chating ke aku lagi? Agar tidak penasaran. Aku membuka Facebook dan Akun ku, lalu membuka kotak pesan. Benar dia mengirimkanku pesan.

Aku, Kau Dan Jarak [2019, Jakarta]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang