Mempersiapkan [Dirga]

16 3 0
                                    

"Dek masih lama apa?" -tanya Dirga pada Nay yang sibuk memilah milih novel bergenre Cinta dan Remaja.

"Abang bawel banget sih, aku tuh lagi seru tau sama novel-novel ini. Aku mau beli lebih banyak, lumayan lagi diskon." -gerutu Nay sambil tersenyum.

"Lama! udah dua jam disini. Udahlah, abang ke Caffe aja dari pada nunggu kamu lama-lama." -Dirga pergi tanpa pamit keluar toko Gramed itu.

"Yaudah, awas jangan tinggalin aku!" -teriak Nay yang tidak di gubris oleh kakaknya.

Saat melihat-lihat, kini mata Nay menatap sebuah novel menarik yang bertuliskan 'Getar Hati' di rak buku paling atas. Dia melihat kanan dan ke kiri, tidak ada orang. Sedikit mendesis, dia berusaha untuk sampai ke novel itu tapi tetap tidak bisa. Padahal sudah semaksimal mungkin dia berjinjit.

"Aduh susah banget si" -gerutu nya di sela kesusahan untuk mencapai novel itu.

Tiba-tiba tubuh tinggi yang berada di belakang Nay mengambil buku itu. Nay berbalik kebelakang, dan menatap tubuh tinggi laki-laki itu.

"Nih" -lelaki itu menyodorkan novel yang di ambilnya pada Nay.

"Ha?" -Nay menatap wajah sang lelaki, dia terpukau karena wajah tampan nya.

"Nih novel nya, lu tadi butuh ini kan? Gw ambilin buat lu. Nih ambil." -lelaki itu kembali menyodorkan novel pada Nay.

"Ahiya, makasih" -Nay menerimanya, kini novel itu sudah berada di tangan Nay. Tapi tatapan nya masih pada wajah tampan itu.

"Ya sama-sama. Btw, lu sama siapa kesini? Sendirian aja?" -tanya si lelaki.

"Sama abang ko, dia lagi ngopi di Caffe depan." -jawab Nay yang terlihat pipinya menimbulkan kemerahan.

"Oh, pipi lu merah" -celetuk lelaki itu yang terkekeh geli.

"Ah masasih? Eh, nama lu siapa? -tanya Nay sedikit gugup.

"Gw Rayen, lu bisa panggil gw Ray. Nama lu siapa?" -lelaki bernama Rayen ini kembali membalik pertanyaannya.

"Ouh, Gw Nayha. Lu bisa ko panggil gw Nay." -jawab Nay antusias.

"Eum oke, Nay gw boleh minta nomor lu? Kali aja lain waktu kita bisa jalan." -permintaan Rayen membuat sicantik semakin bersemu.

"Ah? Boleh" -jawab Nay malu. Dan memberikan nomor Hp nya pada Rayen.

"Nay, Thanks ya... Kalo gitu gw duluan bye." -Rayen meninggalkan Nay dengan senyum tipis. Sedangkan Nayha yang melihat senyum itu terpaku diam.

Nayha yang diam dekat rak buku tidak sadar bahwa kakaknya kembali dan melihatnya geli. "Woy!" -teriak Dirga di kuping Nay, mengagetkan adiknya.

"Abang apaansi!" -Nayha terlihat kesal dengan kelakuan abang nya.

"Kamu ko bengong si? Mikirin apa?" -Dirga mengeryitkan dahinya heran.

"Kepo! Udah yu pulang, aku udah selesai." -Nayha meninggalkan kakaknya dan pergi ke kasir.

Setelah itu mereka pulang ke rumah, Dirga menancap gas nya kencang. Dia sudah tidak sabar untuk menelfon Rhirin, karena adiknya dia tidak bisa menelfon Rhirin tadi.

Duapuluh menit mereka telah sampai di rumah, Dirga bergegas pergi ke kamar nya. Dan Nayha juga pergi ke kamar. Saat Dirga di kamar, dia mencari posisi enak untuk bisa berbicara dengan Rhirin.

"Ah disini." -dia duduk di sofa TV kamarnya. Dan mulai menekan nomor HP Rhirin.

*****

'aku yang minta maaf walau kau yang salah...' suara ponsel Rhirin berdering..

Aku, Kau Dan Jarak [2019, Jakarta]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang