Author POV.
Dirga meletakan gelas kecilnya dimeja berwarna coklat kemerahan itu, lalu dia menyenderkan tubuhnya pada sofa yang mahal dan empuk. Dia memejamkan matanya, lalu menghebuskan nafas kasar. "Astaga, dia membuat ku terus memikirkannya..." - gumamnya.
"Gadis itu sedang apa ya? Apa dia sedang tertidur? Ini sudah larut malam, pasti dia sudah tertidur. Wajahnya saat tertidur pasti sangatlah polos, dan cantik. Apa dia memimpikanku? Oh astaga" - tanya dirga pada dirinya sendiri.
Dirga kemudian menatap langit-langit ruang tamunya. Dia menatap dinding itu beberapa menit, kemudian menutup matanya. Dia tertidur, lelah membuatnya lupa akan tempat tidur nya. Laki-laki yang tertidur di sofa, dan menyebutkan nama Rhirin berkali-kali itu menikamti dinginnya udara. Kemudian terlelap dalam awan mimpinya.
******
Pagi pun tiba... Sinar matahari menyorot langsung wajah tampat si pemilik rumah. Dirga terbangun, mengerjapkan matanya lalu duduk di sofa, membutuhkan waktu 10 menit untuk Dirga berjalan ke kamar mandi.
'Uaaaaah' - merentangkan tangan nya ke atas, memutar pinggang nya ke kanan dan ke kiri. Lalu dia berjalan menuju kamarnya, dan bergegas mandi untuk sekolah.
Jam sudah menunjukan pukul 06.30. Sudah siap dengan pakaian yang rapih, rambut yang seperti artis Korea. Setelah puas berkaca, Dirga langsung bergegas menaiki mobil mewah bernuansa merah itu. Sebelum jalan, dia kembali memastikan penampilannya lewat kaca mobil. "Aku sudah tampah, mirip sekali dengan Sehun si Oppa-oppa itu" - katanya sambil tersenyum tipis. Kemudia ia langsung menyalakan mobilnya, meninggalkan rumah.
Diperjalanan, Dirga baru ingat bahwa adiknya tidak di rumah sekarang, Ya dia sadar adiknya kini di rumah Neneknya bersama Orangtuanya. Yah, baguslah tidak merepotkan - kini hatinya berbicara. Kembali fokus pada jalan.
*****
Sesampainya di sekolah Dirga sudah di sambut oleh adik-adik kelasnya yang menurutnya LEBAY. Mengehembuskan nafas kasarnya, lalu berjalan di koridor dengan tatapan yang dingin, dia tidak memperdulikan anak-anak kecil itu meneriaki namanya. Ck, gw ganteng amat kayanya sampe bocah ngiler ama gw - pikirnya tersenyum miring.
Sudah sampai di ruang kelas, dia menghamipri meja dan kursinya. Lalu duduk dan berfikir sejenak.
"Yups! Gw kangen Rhirin, dia lagi apa ya? Gw chat aja deh" - Dirga mengambil ponselnya dari tasnya, lalu membuka akun facebooknya. Oh ini mengagetkan, ada pesan masuk dari Rhirin.
Chating:
Rhinta
Pagi Gaga!Dirganteng
Eh tumben banget udah chat
aku duluan'-'Rhinta
Eih iya hehe. Kamu disekolah?Dirganteng
Iya beb, aku sekolah kok.~
Diseberang sana, Rhirin terdiam menatap layar Hpnya dan mengeryitkan dahinya 'Beb' kenapa dia memanggilku dengan sebutan itu?
~Rhinta
Ouh. Ga, aku bentar lagi masuk.
Off dulu yaDirganteng
Iya Rhin, semangat belajarnya.
ByeRhinta
Makasih, kamu juga. ByeDirga Readid.
*****
Dirga tampak kesal, lagi-lagi dia hanya chating sebentar dengan Rhirin... Laki-laki itu seperti orang yang gila akan kecantikan Rhirin. Dia sempat berfikir dia harus bertemu dengan Rhirin. "Aku harus bertemu dengan nya, ya harus." - lagi. Dia tak mau diam saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku, Kau Dan Jarak [2019, Jakarta]
Historia CortaAku mengenal teman medsosku baru-baru ini. Dan aku memiliki perasaan padanya, dia membuat ku gila saat kami sedang melakukan chating, Canda, tawa, lolucon, dan curhatan sering kami ungkapkan satu sama lain. Perasaan ku padanya, ntah harus di katakan...