Resah

10 2 0
                                    

Tiga hari Rhirin mencari orang tua Caca, tiga hari juga ia memikirkan Papah dan Kakaknya yang ntah ada dimana.
Gadis itu masih duduk di kantin, bel masuk sudah sejak tadi berbunyi. Dia menghiraukannya, seperti lamunan itu membawanya pergi dari raganya.

"Rhin..." -sapa seorang cowo berbadan tinggi di sebelah mejanya.

"Rhin" -cowo itu menepuk pundak Rhirin dan membuat gadis itu sadar. Rhirin melihat siapa yang berdiri itu.

"Hai.."

"Eh' Kak..."

"Leon."

"A-apa?"

"Nama gw Leon... Kok lu bengong aja si? Ga ke kelas? Udah bel loh."

Gadis itu diam, Kakak bernama Leon ini melontarkan banyak pertanyaan padanya di saat dia sedang tidak fokus mencerna apa yang di katakan cowo di hadapannya.

"Ah udah bel ya kak? Yaudah gw ke kelas dulu ya kak." -hendak diri dan pergi, tangan Leon sudah memegang lengan Rhirin.

"Eh tunggu dulu."

"Kenapa lagi kak?" -Rhirin menatap cowo itu sambil mengentakan kakinya kecil berharap tidak ada guru yang melihatnya masih berada di kantin.

"Gw mau minta nomor WA lu." -ucap Leon sambil melepas pegangannya.

"Ah, kalo WA kyanya ga boleh deh itu privasi. Nomor telfon aja ya." -tawar Rhirin. Yap! Gadis ini tidak suka jika WAnya di bagi-bagi. Kontaknya yang hanya dipenuhin nomor sahabat-sahabatnya, teman SD dan SMP nya, dan nomor mamahnya.

"Gw juga jarang buka WA kak. Sering nya FB dan Telfon doang." -lanjut ia sambil menengok ke kanan dan ke kiri.

"Oh, tapi gw mau minta WA lu, gw mau jadi temen deket lu." -jelas Leon pada Rhirin.

Apa-apan nih cowo, Dirga aja ga pernah maksa minta WA. Eh tapi gw sama Dirga tanpa WA kan emang udah deket. Ah kangen deh... -batin Rhirin.

"Eh kok lo bengong? Gimana boleh gak?" -tanya Leon mendesak.

"Boleh deh, tapi maaf ya kak kalo gw ga bales chat lu nanti. Bukan karena gw sombong, kan emang gw jarang main WA." -jelas Rhirin dan segera memberi nomor WA nya.

"Oke, thanks ya. Udah gih sono ke kelas, lu udah setengah jam lewat di sini." -suruh Leon, yang di balas anggukan oleh Rhirin dan segera gadis itu pergi menjauhinya.

******

"Bang!" -panggil Nayha dari koridor pada Dirga yang sedang asik main basket di lapangan.

"Apaan?" -mendengar jawaban, Nayha segera menghampiri abangnya itu.

"Bang, balik sekolah anterin Nayha ke Caffe dapan Gramed kemarin ya." -pinta Nayha.

"Ngapain kamu mau kesana?" -tanya Dirga.

"Mau ketemu Rayen lah... Katanya ada sesuatu yang mau dia omongin sama Nay." -jawab Nay jelas.

"Oh, mau nembak kamu? Aduhh pasti mata Ray picek, mau aja suka kamu, haha." -tawa Dirga meledak dan membuat wajah Nayha berubah kesal.

"Ish! Bodoamat mau apa kata abang. Yang penting nanti anterin aku. Baru abang pulang deh."

"Iya iya bawel. Sana masuk kelas, ntar ketauan bu Nining ga cuma kamu yg kena omel keluar kelas. Abang juga kena!" -omel Dirga pada adiknya yang hanya cemberut.
"Gausah cemberut, jelek!" -serunya lagi meledek.

"Iya bang, bacot amat si. Bye!" -Nayha meninggalkan Dirga dengan sambil menghentak-hentakan kakinya kesal masuk ke dalam kelasnya.

***

Aku, Kau Dan Jarak [2019, Jakarta]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang