Dirga [Memulai]

41 5 2
                                    

Koridor sekolah di penuhi dengan para siswi yang terus menerus meneriaki nama ku 'KA DIRGAAAAAAA AHHHHH DIRRRGAAA' beisik sekali mereka. Lagi, karena malas menghadapi para gadis centil itu, aku menggunakan Headset ku sambil berjalan sepanjang koridor. Yap! Akhirnya aku sampai di kelas ku. Lega juga terhindar dari para gadis alay seperti mereka, adik kelas ku yang masih sangat kecil tapi tingkahnya sudah seperti tante girang. Masih cukup pagi, dan kebetulan sekali aku sangat lapar. Tadi karena terlambat, aku jadi lupa sarapan. Ini semua gara-gara adik ku yang manja.

Aku menelfon Nayha untuk ku ajak sarapan pagi terlebih dulu, ya selagi sekolah kami ini masuk nya jam 8 pagi, jadi masih ada waktu setengah jam untuk aku sarapan bersama si boneka santet ku.
Nayhanyet: Calling....

'mohon maaf panggilan yang anda tuju tidak bisa di hubungi, silakan coba beberapa saat lagi'

"Anjir! Parah banget telfon abang nya yang ganteng dan super Cool ini ga di tanggapin" -Raut wajah ku mulai kesal, dan terasa bahwa aku sangat kelaparan. Adik ku ini sangat membuat ku emosi. Ingin aku ke kelas nya, tapi tunggu... Kalau aku ke kelas Nayha, pasti teman-teman nya yang centil itu menggangguku dan meminta ku untuk Dating dengan mereka. Seperti waktu itu Nayha pernah bilang....

***FLASHBACK****

Aku menghampiri Nayha yang sedang duduk sendirian di sofa sambil membaca apalah itu majalah kecantikan milik nya.

"Woy! Diem-diem aja dek, asik amat si kamu baca majalah. Apa faedahnya coba?" - aku mengagetkan malaikat bawel ku ini, yah respon Nayha sepertu biasa cuma bergumam 'Hmm?' so cool banget si ngalahin abang nya.

"Abang tanya loh, ko so dingin banget? Ga dapet pacar mampus kau" - cemohan ku pada anak ini.

Nayha melihat wajah ku dengan tatapan mata yang tajam. "Abang kenapa si? Ganggu aja! Aku tuh lagi pengen sendiri tau!" - mulut itu berkoar kembali. Nayha sangat geram dengan kelakuan ku, rasakan itu Nay!

"Gapapa, eh! Abang mau tanya sesuatu dong" - ya, memang ada yang harus aku tanyakan kepadanya.

"Ya? Apa?" - jawabnya singkat.

Aku harus mulai dari mana? Baiklah. "Dek, temen-temen kamu kenapa si pada gila ke abang?" - awalan yang baik. Semoga jawaban dia tidak membuat ku bertambah risih karena teman-teman nya.

"Temen aku? Ya emang kenapa? Abang suka yaaaaaaaa?? Yang mana bang yang mana?!" - Gila! Adik ku ini malah bertanya begitu. Amit-amit aku suka sama teman-temannya. Dari sekian banyak adik kelas. Ya adikku yang paling cantik. Mereka? Ah menor sekali dandanan nya.

"Gak ko, abang tanya aja, abang risih sama mereka tau" - yaya, aku memang sangat risih. Belajar ku di kelas tidak nyaman, jalan ke kantin saja aku umpet-umpetan.

"Oalah, abang... Mereka tuh suka sama abang, mau abang jadi gebetan mereka. Tapi ga semua, salah satu aja. Abang tau ga?...." - jawabnya memotong, buat penasaran saja.

Aku menatapnya serius, "Apa apa?" -- membuat ku geregat ingin tau apa.

"Saat abang ke kelas ku, mereka mencoba mencari perhatian abang, mereka bilang abang ganteng. Mereka pengen deh dinikahin sama abang secepatnya katanya. Trus, mereka melakukan hal baik pada ku. Bukan itu saja sepertinya, setiap pagi sampe sekolah. Aku di jajani sama mereka, ada yang memberi aku kado make up dan pakaian hits yang sedang tenar-tenar nya." - gemetar, aku semakin ilfiel dengan teman-teman adik ku. Argh sialan! Untung saja aku akan cepat lulus. Kalau tidak aku bisa gilaaaaaaaa! Sudah 2 tahun aku di gemari mereka. Dan itu membuatku amat terpojokan.

"Trus adek terima?" - sialan saja kalau adikku menerimanya.

Nayha diam saja sambil senyum-senyum sendiri lalu dia tertawa. Apaini?! "Aku? Terimaaaaalahh!!! Hahaha" - tawa Nayha seperti nenek sihir. Lebih-lebih lagi membuat ku semakin marah. Karena adikku ini menerima hadiah dari teman-temannya yang centil itu. Argh! Gimana coba adikku pikirannya secetek ini? Sialan.

Aku, Kau Dan Jarak [2019, Jakarta]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang