Rhirin dan para sahabatnya datang ke rumah dengan wajah yang mengecewakan. Mereka duduk di sofa rumah Rhirin. Hari sudah mulai larut tapi belum juga mereka menemukan Ibunda Caca.
"Eh udah pulang, gimana?" -tanya Wina, mamahnya Rhirin pada mereka.
"Kami gagal mencari nya tante" -jawab Nita dan di angguki sahabat-sahabatnya.
"Trus gimana? Gimana bilang nya sama Caca kalo kalian ga bisa bawa bundanya ketemu sama dia?" -tanya mamah Rhirin sedih menatap anak dan kawan anaknya.
"Mah, kami udah berusaha. Kalo Caca tanya bunda nya dimana... Aku yang bakal tanganin dia." -jawab Rhirin.
"Ga cuma Rhirin, tante. Tapi kami juga bakal bantu ngomong ke Caca." -lanjut Dewa yang turut diangguki sahabatnya.
"Kamu yakin?" -tanya mamah Rhirin lagi.
"Yakin mah, mah Caca dimana?" -tanya Rhirin kembali.
"Ada di atas lagi Tidur, tadi pagi sempet tanya kamu dimana dan tanya bundanya udah dateng belum. Mamah jawab aja kamu lagi pergi sama bundanya." -jawab mamah Rhirin.
"Oh, hm nanti aku mau cek Caca." -ucap Rhirin.
"Yaudah kalo gitu kalian sekarang duduk dulu, kayanya cape banget. Tante ambil minum dulu buat kalian." -ucap mamah Rhirin pergi ke dapur.
Seusai mamahnya pergi, Rhirin teringat akan Caca. 'Apa dia akan baik-baik saja?' -batin Rhirin.
"Guys!" -panggil Rhirin, sontak sahabat-sahabatnya melihat kearahnya.
"Gw mau cek Caca, ada yang mau ikut?" -lanjutnya.
"Gw ikut" -Nita.
"Gw juga" -Dewa.
"Sama" -Zein.
"Kalo kalian ikut gw juga deh" -Marchel.
"Yaudah ayo!" -ajak Rhirin sambil berjalan ke atas menuju kamar Rhirin, tempat Caca tidur.
Sesampainya di depan Kamar. Rhirin dan kawanan nya mengetuk pintu lalu membuka kamarnya, dilihatnya gadis kecil itu tertidur lelap.
Rhirin menatap Caca dengan penuh kasih sayang, mengusap pucuk kepala anak itu.
Rhirin mengambil boneka Caca yang ada di sebelahnya, dia menemukan nama Fitha di ujung telinga boneka.'Fitha siapa?' -batin Rhirin.
"Rhin, kenapa?" -tanya Nita.
"Ga apa kok. Nanti gw kasih tau di bawah. Yaudah yu, kita ke bawah lagi." -ajak Rhirin pada sahabatnya.
Sesampainya mereka di bawah, mamah Rhirin sudah berdiri di ruang tamu meletakan minuman buatannya di meja.
"Ayo duduk dan minum ini, pasti kalian haus." -ucap mamah Rhirin.
Mereka semua duduk dan segera mengambil minumannya masing-masing. Lalu meneguk minuman itu sampai habis.
"Haus banget ya kalian. Kasihan deh kalo pada cape gini." -lanjut mamah Rhirin.
"Mah, kayanya mereka nginep aja disini deh." -saran Rhirin yang langsung di tatap banyak mata sahabatnya.
"Gausah Rhin, kita balik aja." -ucap Marchel.
"Iya, kita ga mau repotin lu sama mamah lu." -lanjut Zein.
"Kalo kita nginep pasti berisik Rhin, ga tidur malah begadang." -Dewa tertawa'Garing'.
"Betul, lagi juga besok sekolah. Masa nginep? Ga etis, kalo telat bangun gimana? Kan ga lucu di jemur di tengah lapangan, ntar kulit gw yang mulus ini kebakarrr... OGAH." -cerocos Nita yang di tatap tajam oleh Rhirin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku, Kau Dan Jarak [2019, Jakarta]
Short StoryAku mengenal teman medsosku baru-baru ini. Dan aku memiliki perasaan padanya, dia membuat ku gila saat kami sedang melakukan chating, Canda, tawa, lolucon, dan curhatan sering kami ungkapkan satu sama lain. Perasaan ku padanya, ntah harus di katakan...