Chapter 3

285 51 1
                                    

-----------------------------------

.

Kai's POV

Waktu sudah menunjukkan pukul 2 pagi, dan aku sudah berada di sebuah dapur yang bahkan jauh lebih besar daripada kamarku sendiri di rumah. Ah, ngomong-ngomong soal rumah, aku jadi teringat dengan ibuku. Aku pun mengambil ponselku dan menghubungi nomor ibuku. Segera setelah panggilan kami terhubung, telingaku disambut dengan omelan ibuku.

"Kim Jongin! Kemana saja kau?" tanyanya dari seberang sana, atau bisa dibilang berteriak sih. Aku menghela napas pelan sebelum menjawabnya.

"Ma, maafkan aku yang pergi tanpa memberi kabar, tapi aku janji aku akan menceritakan semuanya padamu. Tapi tidak sekarang, aku harus melakukan sesuatu yang penting. Nanti aku telpon lagi, Ma. Bye, I love you!"

Aku berbicara secepat mungkin, tanpa memberi kesempatan untuknya berbicara, kemudian mematikan saluran telepon secara sepihak. Maafkan tingkah menyebalkan anakmu ini, Ma!

Dan sekarang, kembali pada kenyataan. Aku harus segera menyelesaikan kue ini agar si pangeran yang cerewet-tapi-manis itu mau menerimaku untuk bekerja di istana ini. Akan kubuat ia terkagum-kagum dengan kue spesialku, lihat saja nanti.

"Kim Jongin yang tampan, kau pasti bisa. Yup! Fighting!" gumamku pelan, memberi semangat pada diriku sendiri. Aku mulai menyiapkan bahan serta alat yang kubutuhkan dan segera membuatnya.

.

Aku tidak tahu sekarang sudah pukul berapa, tapi akhirnya kue ini selesai. Ah, finally. Capek juga ya membuat kue yang sempurna. Setelah merapikan merapikan peralatan masak yang kotor, aku menyimpan kue tersebut di tempat yang aman.

Mataku rasanya berat sekali. Aku benar-benar lelah dan mengantuk sekali. Harus kuingatkan bahwa aku ini adalah tukang tidur; aku bisa tidur di mana saja, di manapun dan kapanpun aku mau. Aku bisa saja tidur di dapur ini sekarang juga saking capeknya seandainya tidak mengingat perkataan Pangeran Sehun beberapa waktu yang lalu, bahwa telah disediakan satu kamar untukku. Dengan langkah terseok-seok, aku memasuki ruangan tersebut.

Ruangan ini memang tidak sebesar kamar milik sang pangeran, namun tetap saja kamar ini berkali-kali lipat lebih besar daripada kamarku sendiri. Aku terlalu lelah untuk mengagumi kamar ini; aku akan melakukannya lain kali saja. Tanpa membuang waktu lagi, aku segera menaiki tempat tidur dan mencari posisi yang enak. Tak perlu memakan banyak waktu, aku langsung terlelap.

.

.

Sehun's POV

Aku terbangun ketika matahari telah menyingsing tinggi dan menyinari bumi dengan sangat terang– mungkin sudah bisa dibilang agak panas. Tiba-tiba aku teringat dengan sesuatu, atau seseorang– yup, si koki baru alias Kim Jongin. Apakah orang ini sudah membuatkan kue yang aku inginkan?

Aku pun beranjak dari ranjang empukku yang besar ini, dan berjalan menuju kamar mandi. Beberapa saat kemudian, aku keluar dari kamar mandi; merasa lebih segar. Aku memutuskan untuk menggunakan kemeja berlengan panjang berwarna biru muda dengan sepasang celana jeans.

Setelah itu, aku berjalan keluar dari kamarku dan melangkahkan kakiku menuju kamar si koki baru itu dan mendapati pria itu masih tidur dengan nyenyak di atas kasurnya.

"Ya ampun, dia tampan sekali..." pikirku dengan wajah yang mulai memerah.

Akal sehat merayapi pikiranku dan aku menepis pemikiran bodoh tadi. Ck, apa yang salah dengan dirimu, Oh Sehun?!

"Hey, bangunlah!" Aku mencoba untuk membangunkannya, namun dia tak bergeming sama sekali.

"Kim Jongin, bangun!" ucapku sedikit berteriak sembari mengguncangkan tubuhnya. Pria itu membuka mata mengantuknya perlahan, lalu tersenyum lebar ke arahku.

• Royal Chef | Translated Fic | Kaihun •Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang