Chapter 17

171 29 1
                                    

Happy reading~


Author's POV

"Jongin, sudah bangun?"

Kai menganggukkan kepalanya, kemudian berjalan menghampiri ibunya di dapur.

"Mana Sehun?"

Xiumin mengerutkan dahinya heran ketika tidak mendapati menantunya itu seperti hari-hari biasa. Biasanya, Sehun akan bangun pagi-pagi sekali untuk membantunya.

Terkejut? Aku pun begitu.

Kai hanya bisa menghela napasnya.

"Sehun sedang sakit."  gumamnya pelan.

"Apa?" Xiumin menatapnya dengan pandangan khawatir.

"Dia sedang beristirahat sekarang. Aku akan mengambilkan obat untuknya." ujarnya sembari menyiapkan beberapa obat untuk istrinya yang sedang sakit.

"Kalau begitu, Eomma akan membuatkan sesuatu untuknya mengisi perut." kata Xiumin, menepuk bahu anaknya pelan.

"Tidak perlu, Eomma. Aku yang akan melakukannya." sahut Kai, tidak ingin merepotkan ibunya, sebab Sehun adalah tanggung jawabnya.

"Tidak apa-apa. Sehunnie kan anakku juga." Xiumin mendesak Kai agar segera pergi dari dapur.

Kai terlihat senang mendengarnya, kemudian ia memberikan sebuah kecupan ringan di pipi ibunya dan pergi meninggalkan dapur.

"Aku menyayangimu, Eomma."

Xiumin hanya terkekeh pelan melihatnya.

.

Kai membuka pintu kamarnya dengan perlahan, sebisa mungkin untuk tidak membuat suara sedikitpun yang ia khawatirkan dapat mengganggu Sehun.

Ia pun masuk, kemudian meletakkan obat yang telah ia bawa di atas meja, lalu duduk di atas kasur sembari menatap ke arah Sehun.

"Kenapa kau bisa secantik ini?" gumam Kai sembari mengusap wajah Sehun dengan lembut.

Hatinya berdebar kencang, terasa tidak normal. Ia pun tersenyum kecil.

Mata bening itu tiba-tiba saja terbuka dengan perlahan, menatapnya tanpa ada tenaga apapun.

"Sehun, kau harus minum obat ya."ujar Kai sembari berbalik untuk mengambil obat yang tadi ia bawa, namun Sehun menghentikan pergerakannya.

"Aku tidak mau." Sehun merengek pelan, bibirnya melengkung ke bawah.

"Tapi--"

"Tidak mau~!" seru Sehun sembari menggelengkan kepalanya kuat-kuat.

Kai menghela napasnya pelan. Ia tak pernah mengira bahwa Sehun bisa bertingkah seperti ini.

"Setidaknya kau harus mengisi perutmu, tunggu sebentar ya, aku akan--"

"Jangan pergi," potong Sehun dengan rengekan dan menatapnya dengan mata yang berkaca-kaca.

"Tapi, Sehun--"

"Tidak, tidak, tidak!" Sehun memajukan bibirnya, menatap marah ke arah Kai yang justru berpikir bahwa dia terlihat imut.

Kai hanya bisa menghela napasnya, lagi. Ia menemukan satu hal baru sekarang. Sehun jadi sangat manja ketika sedang sakit.

Sehun masih memeluk lengan yang lebih tua dengan erat, tidak mau ditinggal sendirian.

"Lalu, apa yang kau inginkan, hmm?" tanya Kai sembari mengusap wajahnya dengan pelan.

• Royal Chef | Translated Fic | Kaihun •Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang