Chapter 18

247 27 1
                                    

Selamat membaca <3


.

Author's POV

Sehun membuka matanya yang terasa berat itu dengan perlahan. Kepalanya masih terasa pusing, namun sudah tidak seburuk yang sebelumnya.

Ia hampir saja berteriak ketika menyadari ada tangan yang melingkari pinggangnya, sebelum ia menyadari bahwa itu adalah tangan milik Kai.

"Apa yang ia lakukan di sini?" gumamnya pelan. Entah mengapa, rasanya hangat sekali. Pelukannya sangat hangat.

"Jongin."

Ia menepuk pipi yang lebih tua dengan perlahan untuk membangunkannya.

Kai bergumam pelan dengan dahi yang berkerut, namun ia tetap tidak mau membuka matanya.

Sehun memajukan bibirnya, kesal.

"Jongin, bangun!" rengeknya sambil mengguncang tubuh lelaki yang lebih tua.

Kai  berjengit kaget. Ia segera bangun dan mengusap-usap rambutnya yang berantakan.

"Sehun, kau sudah bangun?" tanyanya dengan mata yang masih setengah terbuka.

Sehun terkekeh pelan, merasa bahwa Kai terlihat lucu dengan wajah bantalnya. Ia hanya mengangguk sebagai jawabannya.

"Apa kau merasa lebih baik sekarang?" tanya Kai setelah sadar sepenuhnya.

"Ya, jauh lebih baik." jawab Sehun, meski badannya masih terasa lelah, namun ini jauh lebih baik dari yang sebelumnya.

"Kau harus meminum obatmu sekarang." ujar Kai dan bangkit dari tempat tidurnya, kemudian mengambil obat yang terletak di atas meja.

Sehun mengerucutkan bibirnya, ia membenci ini.

"Tapi--"

"Tidak ada tapi-tapian. Kau harus meminum obatmu." ujar Kai tegas, menghentikan seluruh protesan Sehun.

Kai tersenyum geli, kemudian menyerahkan obat itu yang diambil Sehun dengan setengah hati. Sehun meminum benda pahit itu dengan terpaksa.

"Beristirahatlah sekarang. Panggil aku jika kau membutuhkan sesuatu." ujar Kai tiba-tiba, mengambil kotak obat di tangan Sehun dan berjalan menuju pintu.

Sehun menganggukkan kepalanya sementara matanya mengikuti seluruh pergerakan lelaki yang lebih tua sebelum dia menghilang di balik pintu.

Sehun menyentuh dadanya dan ia dapat merasakan jantungnya yang berdetak dengan kencang.

Ia menyukai perlakuan Kai kepadanya, caranya berbicara padanya, dan juga caranya menatap dirinya. Ia menyukainya.

"Tidakkah terlalu cepat untukku kalau aku jatuh cinta padanya?" gumamnya pelan, merasa tidak yakin.

Ia menghela napasnya, memilih untuk menyerahkan semuanya pada waktu. Biarlah waktu yang memutuskan semuanya.

.

"Jongin, bagaimana keadaan Sehun?" tanya Xiumin segera setelah ia melihat anaknya itu keluar dari kamarnya.

"Sudah lumayan membaik." jawabnya.

"Baguslah. Di mana dia sekarang?"

"Dia masih beristirahat, aku yang menyuruhnya." ujar Kai sembari mendudukkan dirinya pada kursi meja makan.

"Tadi, ada seseorang yang baru saja datang kemari." ujar Xiumin tiba-tiba. Ia teringat akan pemuda yang ia temui beberapa saat yang lalu.

"Siapa?" tanya Kai dengan dahi berkerut.

• Royal Chef | Translated Fic | Kaihun •Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang