13 : Di jatuhkan alam semesta

38 5 0
                                    

Aku tengah di tertawakan oleh  takdirku, dante.

•••

Dua hari lamanya Nara absen dari sekolah dan selama dua hari itu juga ia dijenguk Vigo usai bertanding dan Ayu yang bercerita tentang kedekatannya dengan Hilmi menunjukkan progres yang menjanjikan dibanding dengan Aldo. Dan sekarang adalah waktunya Nara turun kembali ke sekolah, tepat dihari sebelum final.

Diam-diam Nara berharap jika Dante akan menanyakan kabarnya atau datang menjenguk, tapi itu semua tak kunjung terwujud, nara tetap betah menyiksa dirinya dengan khayalan semu yang memenuhi alam bawah sadarnya.

Mulan bertugas seperti biasa mengantar Nara ke sekolah dan menjemput nya di saat jam pulang, kecuali di antar oleh Ayu. Nara melepas helm dan memeluknya di halte sekolah.

"Jangan sakit lagi ya, kamu jangan pecicilan, baru sembuh juga." Kata Mulan pada Nara.

"Iya mbak tenang aja."

"Ya udah kalo gitu mbak pergi dulu, nanti kalo bareng Ayu, kabarin mbak."

Nara mengangguk dan segera melambai kan tangannya, nara melangkahkan kakinya masuk menuju kawasan sekolah yang ramai diisi oleh penonton dan atlit yang bertanding hari ini, pasti Nara sudah melewatkan banyak hal selama dua hari.

Gadis itu melangkah menuju tangga yang mengarah ke lantai dua. Nara menghentikan langkahnya sejenak dan meringis memegangi ulu hatinya.

"Padahal udah sarapan, akh-" desisnya lalu berusaha melangkah kembali.

Nara bersikap seolah ia tak apa, nara melangkah dengan langkah pelan, sambil sesekali meringis, rupanya kondisi lambung Nara masih belum stabil. Nara tiba di kelas dan segera meletakkan tasnya di atas meja, ia mengeluarkan roti yang mama bekal kan untuknya dan segera memakan roti itu. Rasa pedih tadi kini berangsur hilang dan Nara sedikit lega.

"Pagi-pagi udah makan." Celetuk Ayu yang baru saja tiba sambil menaruh tasnya di samping Nara.

Nara mendelik,"lo mau gue collapse?"

"Ya jangan dong Ra, ntar gue kesepian trus tempat lo di gantiin sama Edo, hii ngeri gue bayangin nya." Ayu bergidik ngeri sedangkan Nara hanya menyunggingkan senyum tipis.

"Siapa tau jodoh lo Edo." Ucap Nara sambil membuang sampah nya ke bak sampah yang terletak disudut ruangan.

Ayu melotot padanya.

"Enak aja, jodoh gue itu si Hilmi, gak mungkin si Edo. Nyuci baju aja jarang apalagi kaos kaki, jorok."

Nara kembali duduk dan melanjutkan obrolan nya yang tertunda bersama Ayu.

"Ra, ra, gue punya kabar buat lo tapi nanti deh ntar lo sakit lagi." Ucap Ayu yang mengurungkan niatnya.

Ayu salah besar, nyatanya ia membangunkan rasa penasaran Kejora.

"Apa emang? Kasih tau aja nanggung." Kata Nara yang terlanjur penasaran.

"Beneran gak papa? Lo beneran mau tahu?"

Feeling gue gak enak sih. Dewi batin Nara.

"Iya." Sahut Nara dengan yakin.

DANARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang