Gracia Pov
Sekarang Aku sudah berada dirumah dengan Kak Ve yang terus memelukku.rasanya aku masih merasa takut dan trauma bahkan aku tidak percaya jika seorang guru tega melakukan hal seperti ini kepada muridnya.aku bersyukur mereka datang menolongku karena jika tidak entah bagaimana nasibku saat ini,meski aku sedikit kecewa karena yang menolongku bukanlah Dia
Papah dan Mamah bahkan langsung menelepon polisi untuk memenjarakan laki laki bejad itu.Apa dia juga akan marah saat tahu berita ini?Ah,lagian kenapa aku harus berharap dia perduli sih?
Tapi memang sedari tadi dia juga tidak datang untuk melihatku...Eh tapi untuk apa aku berharap dia datang?Toh,dia bukan siapa-siapaku
"Gracia.."
Aku menoleh,mengernyitkan dahi bingung saat Kak Ve berdiri di depan pintu kamar sambil tersenyum "Ada yang mau ketemu kamu,kakak kebawah dulu ya"
Setelah mengucapkan kalimatnya Kak Ve pun pergi meninggalkanku sampai akhirnya aku bisa melihat seseorang yang ingin bertemuku,dia yang sedari tadi terus ku pikirkan.entah mengapa aku merasa senang saat dia datang menjengukku kemari
"Hai.."
Dengan wajahnya yang sedikit kacau bahkan wajahnya pun memerah,aku tidak tahu apa yang terjadi tapi sepertinya dia sedang dalam keadaan marah
Dia tersenyum tipis lalu berjalan dan duduk di tepi ranjangku menatap aku yang hanya menatapnya dengan tatapan datar
"Maaf,aku gagal jadi penyelamatmu" Ujarnya sambil tertunduk bahkan kini dia tidak berani untuk bertatap mata denganku seperti biasanya
"Aku merasa brengsek banget karena gagal jagain kamu,maafin aku.."
Suaranya pun terdengar sangat lirih bahkan rapuh,baru kali ini aku melihat sosok yang biasanya sangat exited dan ceria menjadi serapuh seperti sekarang ini
Aku bahkan tidak sadar jika sekarang tanganku sudah berada di pipi kanannya,mengelusnya lembut yang membuat dia mendongak menatap ke arahku.aku pun tersenyum kecil seolah mengatakan jika aku baik baik saja
"Kamu gak salah.."
Aku pun tidak menyangka jika baru saja aku berkata kata kepadanya tanpa menggunakan kata 'lo-Gue' seperti hiasa dan sekarang aku malah memakai 'aku-kamu' dengannya
"Lagian aku juga gakpapa kok,karena waktu itu sahabat kamu Naomi dan kakak aku datang buat nyelamatin aku.." Kataku membuat nya tersenyum tipis bahkan kini tangannya sudah menggenggam kedua tanganku
"Aku harus berterimakasih sama mereka karena udah ngejagain bidadari sekaligus masa depanku.."
Lagi lagi aku dibuat tersenyum mendengarnya,selalu saja begini.dia selalu mengeluarkan kata kata yang membuat ku ingin tersenyum.memang tidak bisa dipungkiri jika setiap bersamanya aku merasa nyaman
"Apaan sih" Ujarku tersenyum malu yang membuatnya tertawa kecil
"Aku udah buat pelajaran seumur hidup buat pria bejad itu jadi kamu gak perlu takut lagi ya,karena mulai sekarang aku akan terus menjagamu sampai nyawa pun aku korban kan asal kamu selalu bahagia dan sehat.."
Kata kata manis membuat hatiku yang tadinya gelisah pun menjadi tenang,bahkan kini aku tidak menolak segala perlakuan manisnya
Shani, namanya yang indah itu mulai terlintas di kepalaku.kurasakan tangannya yang mengusap pipiku lembut dan matanya yang menatapku teduh dan menenangkan seperti air yang bergelombang kemudian menjadi tenang.
Mataku pun terpejam saat dia mendekatkan wajahnya padaku bahkan kini hembusan nafasnya sudah sangat terdengar dan menyapu wajahku.nafasnya yang berbau mints membuat ku tersenyum karena itu aroma kesukaanku.semakin lama jarak diantara kami pun menipis dan kurasakan hidungnya bersentuhan demganku sehingga--