"Lakukan sesuai perintah,saat pertuangan kamu harus bisa menculik Gracia Nino,Devan harus merasakan sakit atas perbuatannya kepada Shani"
"Serahkan saja kepada saya Om" Nino tersenyum miring kepada pria berkepala tiga dihadapannya ini"Asal bayaran kali ini saham Om akan saya kuasai separuh nya"
"Lihat saja nanti,jika hasil kerjamu bagus saya akan menyerahkannya" Tegas Dyo menatap datar Nino yang kini sudah pergi dari hadapannya memasuki pekarangn rumah mantan sahabatnya itu
Salahkan saja sikap egois,rakus juga crazy nya ini salah,tapi dia sangat menyayangi Shani karena sejak dia bertemu Shani di sebuah panti dia bisa merasakan jika Shani penerus atau generasi yang bisa meneruskan dengan baik perusahaan nya
Dia menyayangi Shani meski sebagian rasa sayang itu jatuh berimbas seperti memanfaatkan,tapi Dyo tidak segan segan membalaskan dendam pada siapapun yang menyakiti keluarganya
Dia memang menyayangi Shani tapi caranya menunjukkan rasa sayang kepada keluarga nya sangatlah salahDia sudah lebih dulu ditanami sikap keras juga egois hingga hampir seluruh jiwanya terisi oleh tahta ataupun harta hingga jiwanya buta dan rela melakukan hal gila seperti sekarang ini
Dia dengan mobil Mercynya bersembunyi di sisi jalan menatap beberapa orang berjas juga tampak rapi memasuki pekarangan rivalnya itu bahkan didepan rumahnya terdapat karangan bunga yang bertuliskan 'happy day Gracia & Nino'
Dia tersenyum miring melihat raut cerah Devan dan Shinta menyambut kedatangan tamu,dia berfikir bagaimana jika dia datang?mungkin kah raut cerah itu diterimanya?Dyo yakini jika saat ini dia akan melihat senyum itu untuk terakhir kalinya dan tergantikan dengan kesedihan
Disisi lain Gracia masih menatap wajahnya di deoan kaca meja riasnya,wajahnya tampak kusut meski sudah di make up oleh beberapa suruhan Papanya,dia terlihat tidak bersemangat dia juga berfikir bagaimana bisa Papanya memaksanya bertunangan saat dia masih duduk dibangku Sma?
Huft..rasanya Gracia ingin segera mengakhiri masa libur sekolahnya ini lalu kembali ke sekolah, bertemu sahabat juga Shani dan menjalani hari kembali seperti dulu
"Gre?kamu udah siap?papa nyuruh kakak buat antar kamu kebawah?" Tanya Vino yang sudah rapi dengan jaz hitam berpadu kemeja putih tersebut
Gracia berbalik tersenyum tipis pada Vino"Aku udah siap ko kak"
Vino menghela nafas panjang melihat raut tidak bersemangat Gracia, adiknya itu seperti kehilangan separuh jiwanya dan Vino benci saat-saat seperti ini. Dia tetap tidak menyukai Nino dan tidak membenci Shani,dia juga menyesal karena sempat memisahkan keduanya
Saat itu dia hanya merasa emosional dengan Dyo,ayah Shani itu terlalu naif terlebih saat tahu fakta mengejutkan itu Vino sulit untuk memilih Shani ataupun Nino"Maafin kakak ya" Lirihnya mengusap lembut pipi kanan adiknya dan menggandeng lengan adik perempuan nya itu"Ayo kita turun.."
Gracia tersenyum miris,dia merasa jika sebentar lagi akan banyak penderitaan datang menghampiri nya"Shani..maafin aku"
..
.
.
"Baiklah sepertinya para tamu yang saya hormati sudah hadir disini,sebelumnya saya mau bilang terimakasih dengan kehadiran kalian di acara tunangan putri saya yaitu Shania Gracia"
Sambutan Devan mendapat tepukan tangan dari rekan bisnis juga teman-temannya yang menghadiri acara pertunangan besar ini.selagi Devan memberi sambutan kata disisi lain Gracia sudah duduk di kursi khususnya juga Nino dengan Vino yang mendampinginya disamping