Author Pov
Semua terjadi begitu cepat,dimana tubuh Shani terhempas begitu saja tergeletak tak berdaya diaspal dengan nafas terengah-engah dan darah yang bercucuran membasahi wajah dan tubuhnya.
Tangannya yang menggenggam erat kalung indah berinsial SG itu pun kini mulai meregang membiarkan darah mengenai kalung tersebut
Pandangannya pun mulai rabun,samar samar dia melihat beberapa warga mulai mengelilinginya dan teriakan seseorang yang dikenalinya kini menatapnya sendu
Shani tersenyum tipis,menatap sendu langit gelap yang kini menjadi saksi penderitaannya terhadap cinta yang sulit diraihnya.Cahaya mulai redup dan kegelapan mulai menyelimutinya
..
.
.
.
"Lepas Nino!"
Dengan kesal Gracia mendorong Nino hingga tersungkur ke tanah,teriakan Gracia pun mengundang perhatian orang rumah hingga mereka semua keluar menatap bingung keduanya
"Apapun yang Papah rencanain aku gak mau dijodohin sama laki laki brengsek kayak dia!" Tegas Gracia dengan mata berkaca kaca karena dipikirannya masih terlintas raut kecewa Shani kepadanya
"Gracia tunggu!" Tanpa menghiraukan panggilan papahnya Devan Gracia langsung memasuki rumahnya dengan air mata yang mengalir dikedua pipinya
"Biar Ve yang nemuin Gracia" Cegah Veranda saat Devan hendak menyusul Gracia
"Ada apa sih dengan anak itu?" Kesal Devan"Nino,tolong maafkan Gracia ya dia mungkin sedang ada masalah"
"Gakpapa kok om" Ujar Nino memasang senyum palsunya
"Maaf Tn.Devan saya tidak bisa memaksakan perjodohan ini jika putri kalian tidak mau" Terang tegas Ayah Nino karena dia memang tidak ingin perjodohan ini ada unsur pemaksaan
"Tidak!"Sela Shinta"dia pasti bisa menerimanya,kalian harus percaya itu" Ujar Shinta meyakini kedua orang tua Nino
"Iya Pah,Nino pasti bisa buat dia jatuh cinta sama Nino" Timpal Nino tersenyum yang membuat Vino sedaritadi melihat aksi mereka mendengus malas
"Maaf sebelumnya, bukannya saya berniat mengacaukan atau berniat buruk tapi saya rasa perjodohan ini tidak bisa diteruskan"
"Vino!" Sentak Devan menatap geram kepada putra nya itu,sedangkan Vino hanya tersenyum miring dan menggeleng pelan dia merasa apa yang dilakukan kedua orangtuanya ini salah
"Aku pikir Papah tahu kepada siapa Cinta Gracia berlabuh?lalu kenapa papah masih saja menjodohkannya?Bukankah sebelumnya Papah sudah bisa merelakan Gracia dengan pilihannya tapi kenapa sekarang tidak?"
Pertanyaan dan pernyataan ambigu Vino membuat Devan dan Shinta tertampar sedangkan kedua orangtua Nino hanya terdiam bingung seolah perkataan Vino menjadi Ambigu ditelinga mereka
"Papah hanya ingin Gracia berada dijalan yang benar!"
Vino terkekeh sinis,seandainya Papahnya tahu masalalu Gracia dan Nino mungkin Papahnya ini akan memaki dirinya sendiri dan meminta maaf kepada Shani tapi dia rasa tak ada gunanya mengatakan itu sekarang biarkan air mengalir seperti apa adanya saja hingga Papahnya tahu segala kebusukan Nino
"Yang terbaik itu Shani!Aku kira papah benar benar menyetujuinya ternyata enggak,aku tahu cinta yang dirasakan Gracia sangat mengecewakan tapi tidakkah papah pikir jika selama ini hanya Shani yang selalu menjaga dan membuat nya tertawa disaat kita sibuk dengan waktu dan pekerjaan"