14. Cinta menguras hati

768 70 0
                                    

Normal Pov

Hari ini dikediaman Rumah Gracia tidak seperti biasa lagi karena suasana kemarin yang membuat mereka satu sama lain bungkam,baik dari Devan ataupun istrinya Shinta dan anak mereka tidak ada percakapan yang menyegarkan seperti dulu lagi

"Nanti malam keluarga Nino akan kesini dan malam ini juga Papa akan merencanakan pertunangan kamu dan Nino.." Kata Devan tanpa sedikit pun melirik Gracia dan kembali fokus pada makanannya

"Gak apapun kata Papa aku gak bakal ikut.."

"Gracia!" Sentak Devan menatap tajam putrinya itu"Jangan membantah!ini demi masa depan kamu!"

Veranda menggenggam tangan adiknya itu dibawah meja dan memberinya kode untuk tidak berkata hal yang membuat pagi ini semakin suram tetapi Gracia justru bergegas beranjak dari meja makan tanpa sedikit pun menyentuh makanannya

"Gracia!" Shinta oun ikut menyerukan nama putrinya itu tapi tidak dihiraukan Gracia karena dia memilih masuk kedalam kamarnya daripada harus mendengar perkataan Devan kepadanya

Gracia menjatuhkan tubuhnya pada ranjang empuknya,dengan mata berkaca kaca dia menatap foto Shani yang dimintanya dari Naomi. Gadis itu tampak cantik juga keren dimata Gracia
Dia bersyukur begitu tahu jika Shani sudah berada ditempat yang aman bersama temannya dan dia berharap keadaan Shani segera membaik

Dia tidak tahu harus berbuat apa malam nanti,karena kejadian kemarin Papanya itu mempercepat  pertunangan nya dengan Nino dan hal itu membuat Gracia kesal dengan sifat egois Devan

"Shani..." Jemari Gracia mengusap wajah yang ada di layar Hpnya,dia benar benar merindukan saat saat bersama Shani dimana hanya ada kebahagiaan saat itu

Apa salahnya ingin merasakan kebahagiaan nya sendiri meskipun itu salah dimata tuhan,Gracia hanya ingin merasakan kebahagiaan nya bersama Shani

Meski pun suatu saat Shani bukanlah miliknya dia akan tetap mencintai Shani hingga suatu saat maut pun merenggut segalanya dari kehidupannya. Dia memilih mati daripada harus menikah dengan sosok pria yang tidak disukainya sama sekali

Sepinya hari yang kulewati
Tanpa ada dirimu yang menemani
Sunyi kurasa dalam hidupku
Tak mampu aku tuk melangkah

Masih kuingat indah senyummu
Yang selalu membuatku mengenalmu
Terbawa aku dalam sedihku
Tak sadar kini kau tak disini

Seperti dejavu Gracia yang menangis memeluk foto yang ada di Hpnya, dia berharap di mimpinya dia akan bertemu Shani dan mengucapkan perpisahan dengan baik setelah acara pertunangannya yang meskipun dia tidak menginginkannya.
Dia hanya bisa berharap agar Shani kembali sehat seperti semula,dia tidak ingin Shani kembali terluka karena dirinya karena itu ia pun terpaksa menyetujui pertunangan ini

"Gre jangan nangis.." Gracia terkejut begitu melihat Shani tiba tiba ada dihadapannya mengusap lembut air mata yang membasahi pipinya

"Shani..." dengan mata berkaca kaca dan tatapan sendu Gracia berusaha menggapai tubuh tersebut tapi dalam sesaat sosok Shani hilang dari pandangannya. Dia berhalusinasi,Gracia tersenyum miris begitu ia sadar yang dilihatnya tadi hanyalah sebuah bayangan halusinasinya

"Kamu gak marah kan aku terima pertunangan ini..?" Lirih Gracia mengusap wajah Shani di Hpnya"Aku cinta kamu.."

Engkau masih yang terindah
Di dalam hatiku
Mengapa saat kita terakhir
Yang seperti ini?

Tidak jauh dari keadaan Gracia, di rumah sakit Shani yang masih terbaring lemah pun ikut merasakan kesedihan yang dirasakan Gracia begitu tiba tiba air mata mengalir di pipinya
Yang membuat Naomi bergegas memanggil dokter untuk memeriksa keadaan Shani

Kisah kitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang