_Aku mohon bersikaplah kembali seperti dahulu_
🥀🌹🥀
Acara mos hari ini telah selesai, hampir setengah hari berjalan tanpa pelajaran karena hanya ada perkenalan dari guru dan para murid. Verra saat ini sedang menenteng tas berwarna pink nya berjalan keluar dari aula menuju arah lapangan menunggu untuk menerima hukuman dari senior cewek tadi pagi.
Tak menunggu lama akhirnya senior tadi datang dengan wajah angkuhnya dengan 2 temannya, lalu berjalan mendekati Verra.
"Gue kira lo bakalan telat nunggu di lapangan tapi enggak ternyata" ucap senior cewek bernama Sandra yang berjalan masih jauh di tempat Verra saat ini namun dengan suara kerasnya Verra bisa mendengarnya.
"Kan dia takut sama lo San" salah satu teman lain Sandra berbicara, dia bernama Irin.
"Maaf gue enggak takut sama lo yah, terus gue juga enggak takut sama senior lainnya!" Verra berbicara dengan nada tidak kalah tingginya dengan Sandra.
"Waduh San ini anak mau cari masalah besar rupanya sama kita" ucap temen Sandra, bernama Nayra.
Sandra hanya tersenyum sinis kearah Verra.
"Lo kurang ajar banget sih sama senior lo, awalnya gue gak bakalan jadi ngasih hukuman ke lo tapi ngeliat sikap lo gini gue berubah pikiran malah makin semangat ngehukum lo!"
"San enaknya ini anak gimanain?"
Shasa berpikir sejenak otaknya mulai berputar menentukan pilihan yang tepat.
"Aula udah diberesin belum nay?" ucap Sandra dengan senyuman miring.
"Ehh iya bener juga" Nayra mengiyakan tanpa menjawab pertanyaan yang di tanyakan sebelumnya.
"Yaudah lo sapuin aula terus pungutin sampah-sampah nya, terus kalau udah nanti lo ngomong lagi ke gue kalau udah bersih banget gaada sampah atau noda sedikitpun lo bisa pulang"
Verra pergi mengacuhkan senior-senior itu yang hendak mendengarkan jawaban dari Verra, namun Verra kali ini tidak protes akan hukuman ini.
✨✨✨
Verra memasuki aula, saat telah memasukinya benar saja bahwa aula ini sangat kotor dengan sampah yang berserakan dimana-mana dan kursi-kursinya pun sama.
"Dimulai dari mana coba gue harus ngebersihin aula ini mana gue jarang bersih-bersih" ucap Verra dalam hati sambil berfikir sejenak.
"Apa gue nelpon pak Broto aja ya kan dulu juga waktu gue SMP kalau gue kena hukum kaya gini beres-beres suka sama pak Broto yang ngerjain" lalu Verra menelponnya.
Setelah tersambung Verra langsung berbicara
"Pak Broto ke aula sekolah cepetan, Verra di suruh bersihin aula nih"
"Maaf nona Verra, tapi tuan nyuruh saya buat enggak lagi ngebantuin nona Verra kalau dihukum" Verra langsung mematikan telepon tersebut.
"Kenapa coba ayah jadi gini sama gue, gue benci sama ayah" Verra mengatakan itu sambil meneteskan air mata.
Verra pun pasrah lalu mengambil sapu yang tak jauh dari dia, tapi saat dia membalikkan tubuhnya dia terkejut menemukan seorang cowok yaitu Ferro yang sedang memunguti sampah-sampah dengan pengki dan sapu.
"Lo ngapain" ucap Verra namun diabaikan.
"Lo kenapa sih!?" tanyanya lagi.
"Kalau ada orang yang ngomong jawab bukan diem aja!"
"Hey!" Verra memegang tangan Ferro namun Ferro hanya melihatnya saja.
"Apa?" jawab ferro.
"Lo ngapain?"
"Lo enggak liat gue lagi ngapain?"
"Lo kenapa sih jadi kaya gini?" ucap Verra membuat Ferro diam menatapnya.
"Dulu lo ngomong gapernah nada setinggi ini, terus gue juga heran sama sikap lo sekarang" ucap Verra sambil menyapu lantai karena agar menghindari tatapan tajam Ferro.
"Gue gak ngerti ucapan lo"
"Lo itu Dito Kan?" tanya Verra halus namun penuh penekanan.
"Gue Ferro bukan Dito jadi jangan bilang nama Dito lagi"
"Lo dihukum juga karena enggak bener jadi panitia?"
Ferro hanya berdehem sebagai jawaban 'iya' , lalu tidak ada lagi percakapan diantara keduanya ketika sedang membersihkan aula itu.
Sesudahnya membersihkan aula Verra langsung keluar aula mencari Sandra dan teman-temannya.
"San gue udah beresin aula"
"Yaelah gue kakak senior lo panggil gue kakak!"
Shaha pun dan teman-temannya langsung melihat ke aula.
Salah satu teman Sandra meneliti dari ujung ke ujung.
"Udah bersih nih San" ucap Nayra yang tadi telah mengeceknya.
"Yaudah lo pulang sana" ucap San sambil meninggalkan aula disusul oleh teman-temannya.
Verra segera mengambil tas nya lalu duduk melihat handphone nya.
"Untung aja cepet, terus langsung diizinin pulang" perkatakan Verra saat sedang mengutak-ngatik hpnya.
"Makasih Ferro, karena lo dihukum juga, coba kalau enggak gue harus ngebersihin ini sendiri"
Krikk.... Krikkk
Verra melihat ke sekeliling aula, dia baru tersadar bahwa Ferro tidak ada lagi di sana.
Verra pun keluar aula sambil mengetik no pak Broto dan menelponnya.
"Pak Broto jemput Verra yah Verra udah pulang"
"Maaf nona tapi mulai dari sekarang saya tidak di beri pekerjaan lagi untuk menjemput dan mengartar nona Verra ke sekolah"
"Suruhan ayah lagi?"
"Iya non"
Verra langsung menutup teleponnya lagi karena dibuat kesal.
✨✨✨
Verra kini sedang menunggu angkutan umum di halte sekolahnya dengan rasa takut, kemarahan yang terlihat jelas di wajahnya, namun tidak sedikit pun membuat wajah Verra menjadi tidak cantik lagi.
"Ver mau nebeng?" ucap Ferro yang membuat seketika hati Verra bahagia.
"Boleh?"
"Engg-ak" lalu Ferro menyalakan motornya kembali dengan kecepatan tinggi membuat Verra makin marah kepada semua orang.
Beberapa menit Verra menunggu angkutan umum lewat namun alhasil angkutan umum tersebut tak datang.
"Belum pulang ya cantik gimana kalau ikut pulang sama gue" ucap cowok menggoda Verra dengan teman-teman nya di dalam mobil.
"Ko enggak nyaut sih, malu yaa atau mau gue jemput?" ucap salah satu temannya sambil keluar dari mobil.
"Yu pulang" ucap seorang cowok yang memberhentikan kejadian itu.
Verra hanya terdiam tanpa menjawab, lalu cowok itu menggenggam tangan Verra menjauh dari halte dan menjauhi cowok-cowok yang mengganggu Verra.
"Ferro?"
〰️〰️〰️
Note:
Sekian untuk kali ini mohon maaf jika ada salah, karena manusia tidak luput dari kesalahan dan penyesalan terima kasih. :)
Dadahh ah

KAMU SEDANG MEMBACA
Because Of Her
Teen FictionSaat Verra lulus dari SMP semua yang dimilikinya menghilang akibat orang tuanya yang mendidik dia agar menjadi lebih baik, karena waktu Verra masih duduk di bangku SMP dia memiliki sifat yang sangat kurang baik. Namun karena sikap orang tuanya Verra...