#11🌻

145 47 6
                                    

Siang ini, sekiranya pertengahan antara siang dan sore. Verra sedang menghabiskan waktu bersiap-siap untuk pergi berbelanja dengan temannya Zalsa.

Verra menggunakan baju hoodie berwarna putih, celana levis dan memakai tas selempang kecil berwarna hitam.

Seperti yang dijanjikan tadi, Verra hanya bisa menunggu notip chat dari Zalsa.

Beberapa menit Verra menunggu.

Setelah dirasa mulai bosan Verra akhirnya menelepon Zalsa.

"Hallo"

"Iya Verra, ehh gue lupa, gue kayaknya gabisa bareng belanja sama lo deh"

"Ahh, terus gue gimana?"

"Maaf banget ya Ver maaf"

"Za jadi milih yang mana yang ini, apa yang itu"  terdengar suara dari telpon, namun bukan suara Zalsa melainkan suara laki-laki.

Verra replek menanyakan. "Za itu suara siapa?"

"Emm, em, itu Alvino Ver" Zalsa gelagapan.

"Apa?"

Karena merasa seseorang yang menelpon menganggu dirinya dan Zalsa. Alvino merampas hp Zalsa.

"Hallo ini gue Alvino, ini siapa, terus ada kepentingan apa?" suara itu keluar dengan begitu gagahnya. Selayak seorang lelaki yang tidak mau diganggu oleh siapapun dengan pacarnya.

"Eheeh, gue Verra, enggak ada keperluan cuma rindu aja sama Zalsa"

Verra seketika berperilaku cerdik, mungkin ada sesuatu diantara Zalsa dengan Alvino, sehingga Zalsa membatalkan janjinya.

"Ohh Verra kirain siapa" nada ucapan Alvino sudah menjadi biasa, malahan sekarang rada lembut. Mungkin itu perasaan Verra saja mungkin.

"Yaudah deh gue matiin telp nya ya"

"Oke"

Verra mematikan telepon. Dia masih terduduk dari tadi di sudut tempat tidurnya. Dia termenung harus berbelanja kebutuhan kempingnya dengan siapa.

Supir pribadinya? mungkin tidak akan mengantarnya. Menyuruh pembantu rumah? Mana mungkin dia bakalan tahu semua kebutuhan.

"Jadi gue sama siapa dong?" tanyanya sendiri.

Seketika terlintas ide cerdik dalam benaknya. Entah karena tadi makan apa sehingga Verra bisa dengan begitu mudahnya berpikir dan mendapatkan jalan keluar.

Dia mengklik salah satu dari beberapa nomor di kontaknya dan menelponnya.

Setelah terhubung Verra langsung berbicara."Lo bisa anter gue enggak? Sekalian temenin gue belanja buat keperluan besok. Please bantu gue, gue enggak tau lagi harus minta tolong sama siapa" Verra memohon kepada si penelepon.

"Iya, tapi nanti kalau udah beres rapat osis, nanggung sebentar lagi"

"Okee, gue tunggu yah, makasih Fer"

Titittittt
Ferro mematikan panggilannya.

Walaupun Verra kesal dengan perlakuan Ferro tadi kepadanya, tapi Verra bahagia, untunglah masih ada yang bisa menemaninya.

Because Of HerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang