#7🍁

187 114 4
                                    

"Dengan apa yang sekarang terjadi dan seterusnya. Aku hanya takut salah mengartikan, hingga akhirnya melibatkan perasaan yang sesunguhnya"

🥀🌹🥀

Sandra mengandeng lagi tangan Ferro namun kali ini gandengannya kuat sehingga Ferro tak mampu menepisnya.

"Gue mau nanya ke lo Verra, bener lo pacar Ferro? Kalau bener gue akan ngelepasin tangan Ferro terus gue enggak bakalan lagi ganggu lagi kehidupan Ferro"

Semua mata makin fokus tertuju pada mereka yang bersitegang. Sejumlah murid yang tidak bisa melihat jelas, terpaksa mendekat dan sedikit berjinjit. Semua kukuh teguh menahan diri agar tidak mengeluarkan suara

Verra bingung harus menjawab apa, sejenak ia berpikir membuat semua orang dibuat penasaran.

"Bukan,, gue bukan pacarnya Ferro" ucap Verra datar.

Ferro langsung menepis genggaman Sandra lalu mendekati Verra, berdiri di sebelahnya, dia menoleh ke arah verra lalu membisikkan sesuatu.

"Please, Bantu gue buat kali ini" ucap Ferro memohon sambil berbisik.

Ferro langsung berdiri tegak lagi lalu berkata.

"Udah Verra jangan malu bicara aja, kita kan pacaran yah?" Ferro menarik sebelah tangan Verra lalu mengcengkram pengelangan Verra.

Semua mata makin fokus kepada mereka.

"Iya kan Verr?" Ferro menampakkan wajah lesu.

Verra melongo, shock dan bingung setengah mati. Tidak mengerti. Mentalnya yang tidak siap benar-benar jatuh. Yang ada jantungnya hampir saja copot. Terlebih lagi Ferro bukanlah siapa-siapanya. Tidak mungkin seorang Verra mendadak menerima cinta tanpa adanya pendekatan dan penjajakan terlebih dahulu.

Semua hadirin makin sunyi senyap, tak sabar.
Menahan nafas, seperti saat menunggu doorprize yang dibacakan presenter secara perlahan-lahan dan terbata-bata.

Lain hal nya dengan Verra. Justru dia sangat bingung, dan celakanya Ferro memaksa Verra untuk menjawab. Lebih tepatnya mengiyakan tentang hubungan mereka dihadapan semua orang.

"Eheh iya" Verra mengeluarkan kata itu dengan melihat ke bawah.

Seketika semua penonton terperanjat. Namun mereka menahan diri agar tak bersuara. Beberapa siswi yang biasanya paling berisik dan cerewetpun makin kuat membekap mulut dengan kedua tangannya. Tentu saja mata merekapun melotot.

"Ohh bagus yah lo, baru aja 1hari kenal lo udah ganjen, terus udah langsung jadian aja sama si Ferro" Sandra berbicara sambil mendekatkan wajahnya ke wajah Verra.

"Kata siapa gue baru kenal sama Ferro hah? Gue udah kenal dia udah lama malahan sebelum dia kenal sama lo" ucap Verra.

"Okee deh Ferro, gue gabakalan ganggu lo lagi, tapi gue bakalan ganggu pacar lo ini!" Sandra menujuk ke arah Verra.

Sandra meninggalkan lapangan bersama 2 temannya, dengan tatapan jutek ke arah Verra. Verra hanya diam, ingin rasanya Verra menghantam senior itu namun niatnya terkurung untuk kali ini.

Ferro masih menggenggam tangan Verra, Verra saat ini masih terdiam, Verra yang terkenal brutal sekarang mendadak lugu tak seperti sebeumnya. Verra menarik tangannya dari Ferro setelah dia menyadarinya, Ferro pun membiarkan tangannya lepas dari tangan Verra. Verra langsung lari berbaris setelah ada aba-aba.

Ferro merasa sangat bersalah kepada Verra, hingga dia terus mengawasi verra kemanapun dia pergi.

✨✨✨

Hari mos hari ini pembagian kelas. Setelah diumumkan pembagian kelas di upumkan di papan informasi semua murid langsung berlari dan berdesakan melihat nama mereka masuk ke kelas mana di papan informasi. Keadaan sedang ricuh Verra malah santainya duduk di depan papan informasi tersebut melihat orang lain yang sedang di depannya.

Sebenarnya Verra masih terpikirkan oleh kejadian beberapa menit yang lalu, hatinya terus bertanya-tanya bagaimana hidupnya selanjutnya? Akankah akan terus berurusan dengan Sandra? Ahh padahal dia hanya ingin melanjutkan hari-harinya dengan tenang ya walaupun ditempat yang di tidak sukai.

Dilubuk hati terdalam Verra sebenarnya ada sedikit rasa senang, hatinya seolah ada celah dia merasakan hal bahagia. Namun rasa senangnya itu menghilang terkubur oleh besarnya rasa takut.

Verra terus saja memikirkan jalan keluar dari apa yang telah dia perbuat namun semua itu mungkin akan sia-sia.

Diapun berhenti memikirkan hal itu kemudian memainkan handphone-nya.

Saat tengah asik memainkan hp Verra tidak menyadari bahwa ada seseorang duduk di sebelahnya.

"Lo masuk kelas ipa 2" ucap seseorang yang duduk di sebelah Verra yaitu Fernando

"Hmm" Verra terus memainkan hp nya.

Fernando berjongkok melihat wajah verra yang menunduk memainkan handphonenya. "Lo enggak kenapa-kenapa kan?" tanya Fernando khawatir.

"Enggak"

Saat sudah memastikan Verra tidak kenapa-kenapa Fernando menyuruhnya agar masuk ke kelas. "Sana masuk kelas"

Tanpa menjawab Verra langsung mengambil tas disebelahnya lalu meninggalkan Fernando.

"Lo itu beda Ver" ucap Fernando pelan saat melihat Verra pergi.

✨✨✨

Verra sedang berjalan di koridor kelas sambil matanya melihat ke kiri - ke kanan, membaca setiap tulisan pintu kelas, mencari kelasnya. Setelah menemukan kelasnya Verra pun masuk, banyak orang langsung melihatnya.

"Heh heh liat tuh si cewek itu masuk kelas kita" ucapan itu terdengar oleh Verra hingga ia marah.

"Apa lo! Emang salah yah gue masuk kelas ini?" ucap Verra sambil menghentakkan tangannya ke depan bangku si pembicara barusan.

"Eleu-eleu ngegass si eneng"

"Awas aja yah kalian"

Verra berjalan ke belakang lalu berniat akan duduk di bangku paling belakang yang kosong, saat Verra akan duduk, di sebelah bangkunya juga malah ada orang yang akan mendudukinya juga.

"Ehh lo Zalsa gue yang duluan duduk disini"

"Yaudah duduk aja disana gue disini" ucap Zalsa menunjukkan bangku di sebelah Zalsa, lalu Zalsa mendaratkan bokongnya di kursi.

Verra pun ikut duduk.

"Gue kira lo bakalan enggak mau duduk sebangku sama gue Za"

"Yah enggak lah"

"Gue kira lo bakalan takut atau apa lah sama gue, soalnya gue bersikap kaya gitu barusan"

"Justru gue suka sama sikap lo kayak gini, orang-orang macam gituan harus dilawan, soalnya kalau didiemin nanti ngelunjak. Gue juga pas pertama liat lo di kantin gue kagum sama lo ternyata bukan gue aja yang kabur di aula, habisnya sih gue liat semua murid-murid disini so alim semua di depan, coba kalau dibelakang langsung di obrolin" ucap Zalsa sambil tertawa.

"Gue baru nemu temen kaya lo Zalsa yang sepemikiran sama gue"

Zalsa tersenyum..

"Gue habisnya kesel, mana gue kesini dipaksa, ehh pas liat lingkungan sekolahnya ko kayak gini, gue makin enggak betah" ucap Verra.

"Gue juga kesini kepaksa, coba aja kalau gue keterima ke sekolah sebelum kesini, bahagia tuh masa SMA gue" Zalsa mengeriutkan bibirnya.

Pembicaraan mereka terhenti ketika kakak senior masuk ke kelas. Kakak seniornya adalah Ferro dan 1 temannya.

〰️〰️〰️

Note :

Jadi gimana nih sama hubungan ferro sama verra? Penasaran? Tunggu kelanjutan ceritanya yaah.....

Rabu 11 maret 2020

Because Of HerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang