_Semuanya telah berubah sekarang, kita sudah berbeda, mari mulai kehidupan baru._
🥀🌹🥀
Saat ini Verra baru saja selesai dengan ritual mandi sore nya. Lalu duduk dipinggiran kasur sambil memainkan handphone tidak lupa juga dia menyalakan musik dengan volume tinggi yang bisa sampai terdengar ke luar kamarnya. Jam menunjukkan pukul 5 sore, sudah biasa bagi Verra melakukan aktivitas seperti ini. Mungkin jika ibunya ada di rumah saat ini, ibunya pasti akan menegurnya. Tapi meskipun ibunya akan menegurnya, Verra selalu bersikap bodo amat.
Verra membuka galeri di hp-nya, dia berniat mengunggah fotonya sendiri di sosmed. Namun tidak ada foto yang menarik baginya, inseng-inseng verra mengambil gambarnya sendiri di depan cermin lalu mengarahkan kamera handphone nya ke arah cermin dengan menggeser-geser kannya mencari titik agar hasil jepretannya bagus.
Saat sudah selesai, Verra melihat-lihat foto yang mana yang paling bagus. Setelah selesai, Verra segera mengunggahnya di instagramnya sendiri. Tidak butuh waktu lama jumlah like foto tersebut sudah banyak, yah karna Verra salah satu dari banyaknya selebgram.
Setelah mengunggah fotonya Verra masih dibuat penasaran oleh Ferro / Dito tersebut hingga ia mencari akun Ferro.
Pertama dia mencari nama Dito di akun sosialnya namun hasilnya nihil akan Dito yang dia maksud. Kemudian dia mencari dengan mana Ferro, muncullah akun asli Ferro.
Diatasnya terdapat nama ferro_ dengan pengikut yang sangat banyak, lalu Verra mengklik akun Ferro melihat satu-persatu foto Ferro.
Saat tegah asik melihat-lihat, muncullah chat dari seseorang.
Ferro
besok gue jemput, jam 6.30Verra kaget ternyata orang yang mengiriminya chat adalah Ferro terus isi dari chat nya juga membuat Verra bingung harus menjawabnya apa.
Verra pun berbikir apa yang harus dilakukannya, saking berpikirnya dia sampai mengantuk sehingga akhirnya dia memutuskan untuk tidak membalasnya dan langsung tertidur.
✨✨✨
Waktu menunjukkan pukul 05.00
"Nona bangun, didepan ada temen nona" ucap bi sri sambil sedikit menggoyangkan Verra, bi sri adalah salah satu pembantu di rumah Verra
"Siapa bi? bilangin bentar 5 menit lagi nanggung" ucap verra sambil membenahi posisi tidurnya lagi
"Katanya dia Dito nona" mendengar ucapan dito membuat Verra langsung membuka kedua matanya reflek dan langsung terbangun
"Dito?" ucap tanya Verra
"Iya katanya Dito temen nona waktu dulu mau nganterin ke sekolah nona"
"Apa?" Verra langsung berdiri lalu masuk ke kamar mandi.
Lalu Verra mandi, setelah mandi dia langsung memakai seragamnya, memakai scincare nya lalu keluar menuju pintu.
Sebelum pergi ucapan suara menghentikan langkah Verra
"Verra tumben kamu jam segini udah mau sekolah, enggak makan dulu? Ohh iya sekarang kamu berangkat pake angkutan umun yah kata ayah tadi bilang ke ibu" ucap ibu Verra.
"Iya" Verra lalu melanjutkan jalannya ke arah pintu.
✨✨✨
Setelah diambang pintu Verra terpelongo melihat orang yang sedang duduk di atas motor.
"Lama banget lo!" ucap laki-laki tersebut tanpa melirik ke arah Verra sedikitpun.
"Lahh ko lo Ferro bukannya Dito!" Verra kesal saat melihat Ferro yang tadinya dia kira Dito.
"Gue ngomong gue Dito, biar lo cepet, ehh malahan sama aja selalu lelet"
mendengar perkataan itu membuat Verra berpikir 'malahan sama aja selalu lelet hah hahh emang si Ferro tau dari dulu gitu baru juga ketemu kemarin ehh tapi ko gini yah? Gue yakin deh bahwa dia beneran Dito yang gue kenal' ucap Verra dalam hati.
"Ayok kesiangan loh nanti"
"Baru aja jam 6.00 masa ada acara kesiangan segala, kepala lo otaknya belum encer yah kalau masih pagi-pagi kayak gini? Atau karna belum minum air putih?" Verra tertawa dengan sinis seperti dulu saat dia ngebully temen SMP-nya.
Ferro tidak menjawab perkataan Verra barusan, Ferro malah menyalakan motornya.
"Lo ikut enggak?" tanya Ferro sambil menoleh.
Verra hanya diam, kalau dia naik motor dengan Ferro dia malas. Tapi kalau dia tidak ikut masa dia bakalan naik angkutan umum, dia sangat tidak mau. Verra pun memutuskan untuk ikut dengan Ferro setidaknya kalau dia naik motor lebih baik.
Ferro memajukan motornya sedikit yang sontak membuat lamunan Verra terpecahkan hingga menarik belakang motor Ferro, setelah itu motor Ferro terhenti.
"Yaudah gue ikut" ucap Verra. Setelah itu Verra menyalurkan tangannya ke arah Ferro seperti orang yang sedang meminta.
"Apaan?" Tanya Ferro tak mengerti
"Helm, helm buat gue mana?" pinta Verra ketus
"Gak ada, gue belum beli helm cewek"
"Gimana sih, niat gak si lo jemput gue?" protes Verra
"Yadeh nanti gue beli" ucap Ferro. Verra hanya memasang wajah datar. Verra langsung naik tanpa dipinta Ferro lagi. Ferro pun menjalankan motornya dengan kecepatan sedang.
✨✨✨
Langit pagi ini tampak cerah, sang fajar mulai mengintip di atas sana, jalan sepi seolah hanya mereka berdualah yang memiliki jalanan
Di perjalanan sama seperti kemarin tidak ada lagi percakapan mengasikkan di antara keduanya, tidak ada lagi canda tawa dari keduannya, namun semesta menghadirkan kembali mereka pada situasi yang berbeda, yang tak bisa didefinisikan akan seperti apa nantinya
Motor Ferro terhenti di depan pedagang nasi uduk kaki lima, Ferro turun terlebih dahulu tanpa mengajak Verra, dengan kebingungan Verra pun mengikuti Ferro.
Saat masuk di warung tersebut terdapat sepasang suami istri, penjualnya itu adalah pa Asep dengan bu Asih yang berjualan nasi uduk disana. Ferro tersenyum kepada mereka, nampaknya Ferro sudah mengenal mereka.
"Bu Asih kayak biasa yah" ucap Ferro memesan nasi uduk tersebut.
"Okeh" jawabnya dengan menunjukkan tangan 👌
Ferro duduk di bangku yang tak jauh dari tempat ibu penjual tersebut lalu Verra pun duduk di depan Ferra.
"Pacarnya yah nak?" ucap pak Asep
〰️〰️〰️
Note :
Heloo!, kembali lagi bersama akkuh 😐
Untuk kali ini di cukupkan sedemikian rupa. Mohon maaf jiga ada salah dalam penulisan.Happy reading 🕵♀
Vomment please.....
Ternyata cape yah update terus, tapi dianya enggak peka.
Senin 09 maret 2020
![](https://img.wattpad.com/cover/215651750-288-k851567.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Because Of Her
Teen FictionSaat Verra lulus dari SMP semua yang dimilikinya menghilang akibat orang tuanya yang mendidik dia agar menjadi lebih baik, karena waktu Verra masih duduk di bangku SMP dia memiliki sifat yang sangat kurang baik. Namun karena sikap orang tuanya Verra...