"Mereka tidak akan pernah tahu, apa yang benar-benar kalian lakukan dan rasakan. Sebab apa yang terlihat akan lebih dipercaya. Jadi tenanglah"
🥀🌹🥀
Sekarang semua anggota osis sedang berkumpul di ruangan osis, mereka sedang membagikan kepada beberapa osis untuk menjadi pembimbing tiap kelas. Ketua osis yaitu Fernando-lah yang menempatkan osis-osis tersebut untuk menjadi pembimbing di kelas mana.
"Siti sama Farid di kelas Ipa 1 yah " ucap Fernando sambil melihat kedua-nya, lalu menuliskan nama mereka di papan tulis.
"Oke"
"Alice sama Caesar ipa 2" Fernando menulis nama mereka di papan tulis.
"Gue enggak setuju! Gue pengen jadi pembimbing Ipa 2" ucap Ferro.
Semua orang menoleh ke Ferro.
"Beda yang baru punya doi mah" ucap Fauji sambil tertawa lalu menepuk bahu Ferro.
"Oke gue aja yang ngalah, gue pindah ke kelas yang ditugasin ke Ferro" ucap Caesar sambil mengacungkan sebelah matanya ke atas.
"Thank bro" ucap Ferro sambil menepuk pundak Caesar.
Beberapa menit semuanya telah mendapatkan tugas untuk membimbing di kelas mana.
"Semuanya yang sudah ditugasin buat jadi pembimbing masuk ke kelas, yang enggak jadi pembimbing bantuin gue buat ngatur acara"
✨✨✨
Ferro dan Alice masuk ke kelas Verra, saat Ferro masuk ke kelas matanya langsung tertuju melihat Verra yang sedang duduk di bangku paling belakang, dia sedang mengobrol dengan teman sebangkunya.
Setelah murid-murid menyadari keberadaan Alice dan Ferro, semua murid merapikan tempat duduknya dan melihat ke depan.
"Hello adik-adik" Alice memasang senyuman lebar.
"Hai kakak" semua murid menjawab
"Okee perkenalkan nama kakak Alice dan ini teman kaka Ferro, disini kakak akan membimbing kalian dalam pengayaan Mos untuk beberapa hari kedepan, kakak mohon kerja sama nya yah adik-adik"
"Iyah kak"
"Oke, disini udah saling kenal enggak?" tanya Alice sedangkan Ferro sekarang sedang duduk di bangku guru.
"Belum kak " ucap murid paling depan.
"Hmm, gimana kalau kita perkenalan satu-persatu, dimulai dari kamu yah" Alice menunjuk murid laki-laki paling depan dan paling ujung. Laki-laki itu maju ke depan dan memperkenalkan dirinya.
Laki-laki tersebut-pun maju kedepan, diikuti beberapa pasang sorot mata tertuju kepadanya. "Perkenalkan nama saya Alvino, bisa di panggil Vino"
"Ada yang ditanyakan?" ucap kak Alice
"Alamat rumah dimana?"
"Bisa minta no hp enggak?"
"Follback instagram gue yah" ucap beberapa siswi antusias. Yah Vino adalah salah satu dari beberapa siswa yang menonjol. Dia memiliki sifat ramah, pintar, sopan, ditambah lagi dengan paras tampan-nya sehingga membuat dia tak kalah terkenalnya dengan murid lain.
Setelah Alvino menjawab semua pertayaan tak masuk akal, perkenalan berlanjut ke murid lain.
"Perkenalkan nama panggilan saya Ardi" ucap siswa yang sebangku dengan Alvino.
"Nama panjang?" tanya dari salah satu siswa.
"Hmm" Ardi nampak berpikir sambil menggaruk belakang kepalanya.
Lama Ardi menjawab akhirnya Ardi diperintahkan duduk dan berlanjut perkenalan ke murid lainnya.
Maju seorang siswi dengan begitu feminin. Dia memakai baju yang sama dengan yang digunakan Verra. Dia nampakya sesekolah dengan Verra dulu.
"Perkenalkan nama sama Daniella"
"Ver lo kenal ngak sama dia? Kayaknya kalian dari sekolah yang sama deh dulu" tanya Zalsa kepada Verra.
Verra mengingat-ngingat. "Emm, gue gak kenal"
Semua orang memperkenalkan dirinya satu-persatu, hingga akhirnya bagian Verra yang memperkenalkan diri. Tatapan semua orang tertuju ke arah Verra, Verra berjalan dengan wajah juteknya dia melangkahkan kaki dengan begitu keras.
"Kenalin, gue Verra Gratesya Azalea" ucap Verra sambil memalingkan wajahnya.
Setelah itu Verra melangkahkan kakinya hendak kembali lagi ke tempat duduk nya, namun dia berhenti.
"Ada yang ditanyakan?" ucap Verro berdiri dari duduknya.
"Ohh iya kak, kakak beneran pacaran sama Verra?" pertanyaan itu dipertanyakan kepada Ferro bukannya Verra.
"Jangan nanya kaya gituan" ucap Alice saat melihat wajah Ferro kacau.
Tuktuktuk..
"Masuk"
Salah satu anggota osis masuk, lalu berkata "Fer barisin murid-murid buat kumpul di lapangan yah"
"Siap"
"Sekarang kita kumpul ke lapangan, semuanya baris"
✨✨✨
Matahari tepat di atas, murid-murid hanya bisa pasrah dengan menunduk lemah, begitu juga dengan Verra dan Zalsa mereka hanya bisa terdiam.
Satu-persatu guru-guru telah selesai memberikan sambutan dan arahan, kini sang ketua osis lah yang sedang berbicara di depan.
"Seperti yang sudah kalian ketahui, masa MPLS/MOS akan diadakan 5 hari dimulai dari hari senin kemarin dan pada hari kamis kita akan melaksanakan perkemahan untuk penutupan dan juga dinyatakan sah-nya kalian menjadi siswa dan siswi di sekolah ini, jadi kami semua panitia mohon kesungguhannya, kerjasamanya, dan partisipasinya dalam menjalankan acara ini" ucap Fernando panjang lebar. Namun hanya sedikit yang memperhatiannya.
"Oke untuk kali ini di cukupkan sekian, kalian boleh kembali ke kelasnya masing-masing dan boleh istirahat"
Siswa dan siswi di lapangan sontak berbubaran ke segala arah setelah mendengar ucapan Fernando. Verra pun melakukan hal yang sama berbarengan dengan Zalsa yang berjalan di sebelahnya mencoba menyamakan langkahnya.
✨✨✨
Kini Verra sedang duduk manis di bangku kelasnya dengan memainkan telepon genggamnya, semua orang di kelasnya kini telah pergi ke kantin meninggalkan Verra dan Zalsa.
"Ver gue mau ke kantin ikut enggak?" Zalsa berdiri.
"Enggak deh gue lagi males ke kantin"
"Gue ke kantin yah"
"Enggak papa sendirian?"
"Hahahaaa,, engga lah" Zalsa tertawa sambil berjalan keluar.
Verra kini sedang sendirian di kelas, menikmati keheningan di sekitar, Verra sangat lelah dengan hari ini apalagi jika dia mengingat kejadian tadi pagi.
Angin berhembusan datang melewati celah-celah jendela yang terbuka membuat rambut Verra sedikir terbang, Verra sangat menikmatinya sambil melihat ke arah luar jendela dan perlahan mata Verra tertutup.
"Nih makan"
〰️〰️〰️
Note :
Hayy para Reader 🖐🖐
Maaf buat hari kemarin-kemarin aku gak update yaa soalnya tugas sekolah numpuk.
Happy reading.
Sabtu 14 maret 2020
![](https://img.wattpad.com/cover/215651750-288-k851567.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Because Of Her
Teen FictionSaat Verra lulus dari SMP semua yang dimilikinya menghilang akibat orang tuanya yang mendidik dia agar menjadi lebih baik, karena waktu Verra masih duduk di bangku SMP dia memiliki sifat yang sangat kurang baik. Namun karena sikap orang tuanya Verra...