"Aku berharap hal ini akan sungguh terjadi pada kita. Jika tidak sekarang, mungkin nanti"
🥀🌹🥀
Verra kini sedang sendirian di kelas, menikmati keheningan di sekitar, Verra sangat lelah dengan hari ini apalagi jika dia mengingat kejadian tadi pagi.
Angin berhembusan datang melewati celah-celah jendela yang terbuka membuat sedikit rambut Verra terbang, Verra sangat menikmatinya sambil melihat ke arah luar jendela dan perlahan mata Verra tertutup.
"Nih makan"
Tawar seseorang, sontak membuat Verra menoleh dan keget saat melihat Ferro duduk di sebelahya. Ferro memberikan kantong plastik yang dia bawa pada Verra.Verra menerima kantong yang berada di depan mejanya, ia melihat satu bungkus roti tawar dan satu susu kotak strawberry. Tanpa ba bi bu dan tanpa mengucapkan terima kasih Verra langsung meneguk susu kotak strawberry kesukaannya itu sampai tak tandas tersisa. Ferro yang melihat Verra minum dengan begitu cepatnya bahkan bisa dalam satu kedipan mata langsung melongo.
"Gak minum dari kapan lo? Dari lahir?"
"Berisik"Verra masih ngos-ngosan akibat minum tadi, ya kalian tau kan kalo kita minum tu kita gak napas.
"Maaf Ver buat kejadian tadi pagi"
"Terus gue harus jadi pacar bohongan lo gitu?"
"Ya bantu gue please, gue enggak mau si Sandra terus ngengangguin gue" mohon Ferro.
"Kalau gue bantuan, si Sandra enggak bakalan ngengangguin lo lagi tapi malah balik ganggu gue"
Verra menarik nafas panjang
"Padahal lo ngomong dari awal, kalau lo mau ngajak gue bikin drama kayak beginian, sekalian lo kasih tahu dong skenario sama naskahnya. Kalau perlu sekalian dengan kontraknya yang jelas" Verra berusaha mengontrol suaranya agar tidak menjadi makian atau teriakan.Ferro terdiam beberapa saat...
"Gue bakalan ngejagain lo dari gangguan Sandra Ver, please bantuin gue, kalau gue tau dia malahan bakal ngegangguin lo gue enggak bakalan ngelakuin ini sama lo, dan gue juga enggak bakalan ngelakuin pacaran bohongan kita ini kayak pacaran asli ko Ver" ucap Ferro panjang.
"Janji deh gue bakalan ngelakuin apa yang lo suruh ke gue" sambungnya lagi.
'Kesempatan emas nih jadi gue enggak bakalan susah kalau ada apa-apa tinggal suruh Ferro aja yang ngerjain' ucap Verra dalam hati
"Hemm, gimana yah?" Verra seolah-olah menimbang keputusan.
"Ayolah Verr"
"Tapi janji, lo harus ngelakuin apa yang gue suruh"
"Iya deh iya"
"Oke gue bantuin lo" Mendengar jawaban Verra, Ferro langsung tersenyum walupun hanya beberapa saat.
Suara pintu kelas terbuka terdengar membuat Verra dan Ferro waswas melihatnya.
"Ehhem" Zalsa tersenyum.
"Ganggu yah? Gue balik lagi dehhh...." Zalsa tersenyum lalu berjalan hendak keluar kelas.
"Gue keluar yah Ver, nanti pulang sekolah bareng, gue anter" Ferro berjalan keluar.
Zalsa pun masuk kembali lalu duduk.
"Yah kak Ferro udah beliin makanan buat lo, gue juga beli makanan loh Ver buat lo" Zalsa melihat ke arah makanan tersebut dengan wajah cemberut.
"Sini gue makan juga" ucap Verra sambil mengambil keresek dari tangan Zalsa mencoba membujuk Zalsa.
"Ehh Verr gue mau nanya, kenapa lo bisa pacaran sama Ferro?"
Sontak pertanyaan itu membuat Verra tersedak.
"Ceritanya panjang Za, nanti kapan-kapan gue ceritain deh sama lo"
✨✨✨
Bel pulang berbunyi...
Ferro sedang menuju ke kelas Verra, namun saat kesana Ferro melihat Shasa dan 2 temannya sedang berjalan menuju kedepan pintu kelas Verra, Ferro mempercepat langkahnya.
Saat Ferro sudah berada di depan pintu kelas Verra, Ferro malahan masuk ke kelas Verra tanpa menunggunya di luar. Ferro berjalan ke belakang menuju tempat duduk Verra. Semua orang melihat setiap gerak-gerik Ferro.
"Jangan dulu keluar, tunggu dulu disini" perintah Ferro berharap jika Verra tidak keluar agak lama, mungkin sandra dan temannya akan pergi.
"Kenapa?"
"Diluar ada Sandra sama temen-temennya" Verra hanya mengangguk.
Ferro pun duduk di bangku kosong di sebelah Verra.
Kini kelas Verra sudah hampir kosong karena murid-murid sudah satu persatu pulang.
"Verr gue pulang duluan yah kakak gue udah nunggu di depan" Zalsa berdiri lalu mengambil tas.
"Hati-hati di jalan"
"Oke"
Zalsa meninggalkan kelas. Lalu Ferro duduk di sebelah Verra di tempat duduk Zalsa barusan.
"Pinjem handphone lo"
"Buat apa?" tanya Verra sambil mengeluarkan handphone nya di saku. Ferro langsung mengambilnya dari tangan Verra.
"Yuk pulang"
"Mau sekarang?" Ferro tidak menjawab, lalu dia keluar.
Dasar beruang kutub ditanya malah diem.
Di luar Sandra masih menunggu Verra, namun ia kaget saat melihat Ferro bersamanya, ia memang tidak menyadari kedatangan Ferro tadi.
"Anjir ada si Ferro segala" ucap Nayra.
Ferro langsung menghalangi tubuh Verra dengan tubuhnya, Ferro berdiri tegak.
"Kalian mau apa hah?" Ferro berbicara dengan nada tinggi.
"Mau ngangguin pacar lo" Sandra menunjuk ke Verra.
"Lo bisanya main labrakan aja sama orang, ganggu hidup orang, justru sikap lo yang kayak gini bikin gue benci sama lo"
Shasa marah.
"Heh lo Verra, kali ini lo selamet"
Lalu mereka meninggalkan Verra dan Ferro.
✨✨✨
Ferro menghentikan motornya di depan gerbang rumah Verra, Verra pun turun dari motor tersebut.
"Mana?" tanya Verra kepada Ferro.
"Apa?"
"Handphone iphone gue balikin dong itu mahal"
Ferro pun teringat, lalu mengambil benda kecil pipih tersebut di sakunya. Ferro menyalakan handphone Verra, lalu mengetik sesuatu.
"Password nya?"
"3***"
Lalu Ferro mengetik Password handphone Verra, dia sejenak melihat wallpaper layar Verra, foto tersebut menampilkan seluruh tubuh Verra yang sedang duduk dengan menggunakan gaun putih menggenggam bunga.
Beberapa menit Ferro mengotak-ngatik handphone Verra.
"Nih gue udah nyimpen no gue, sama semua akun sosmed lo gue udah ajuin permintaan pertemanan sama gue"
Verra sejenak terdiam dengan tingkah Ferro barusan.
"Gue ngelakuin itu biar orang lain enggak curiga sama hubungan kita, yaudah gue pulang dulu"
"Besok jemput gue lagi" Verra akhirnya berbicara.
"Lumayan lah ngirit ongkos"
"Iya" Ferro kemudian pulang.
〰️〰️〰️
Note :
Extra update nih...
Mumpung lagi nyantai kayak di pantai
Vomment nya please:)
KAMU SEDANG MEMBACA
Because Of Her
Teen FictionSaat Verra lulus dari SMP semua yang dimilikinya menghilang akibat orang tuanya yang mendidik dia agar menjadi lebih baik, karena waktu Verra masih duduk di bangku SMP dia memiliki sifat yang sangat kurang baik. Namun karena sikap orang tuanya Verra...