#15🌻

73 14 1
                                    

🥀🌹🥀

Sudah dua puluh menit gadis tersebut masih belum sadarkan diri. Ya gadis itu adalah Verra. Gadis yang beberapa menit lalu sudah berhasil membuat semua orang panik.

Sekarang dia sedang terbaring di klinik kemiliteran dengan selang oksigen yang terpasang dihidungnya.

Hanya Zalsa saja lah yang menemani Verra saat ini, karena agar kegiatan tidak terganggu dan tetap berjalan lancar.

Walaupun sudah diperintahkan untuk tenang kepada semua murid, tapi tetap saja tak sedikit orang yang ricuh dan ingin mencari-cari informasi tentang keadaan Verra. Begitu juga dengan Ferro, saat ini dia sedang menyelinap untuk pergi dari perkemahan untuk bisa melihat keadaan Verra di klinik.

Dengan langkah gugup Ferro berjalan ke arah klinik yang dia tidak tau pasti dimana. Dia hanya berjalan menjauh dari kerumunan orang.

Derap langkahnya berpacu dengan jantung yang berdegup kencang membuatnya semakin bingung mau pergi kearah mana. Hingga terasa sentuhan lembut di tangannya sehingga dia menoleh ke belakang.

"Arah klinik kesana" ucap Alice sambil menunjuk sebuah jalan. "lurus, terus belok kanan" ucapnya lagi.

Ferro mengangguk mengerti. "Terus murid-murid gimana?"

"Udah enggak usah khawatir" Alice tersenyum lalu mengisyaratkan agar Ferro segera pergi.

Untunglah Ferro memiliki teman dekat seperti Alice yang selalu mengerti keadaannya dan selalu menolongnya. Yah walaupun Ferro tidak terlalu banyak membantu Alice seperti dia membantunya. Tapi keduanya ikhlas saling membantu tanpa balasan dan tanpa pamrih.

Ferro berlari kecil ke arah klinik. Setelah sampai, dia mencari keberadaan Verra dari jendela luar karena tidak diperbolehkan untuk masuk sembarang orang.

Ferro terus saja memperhatikan Verra yang sedang berbaring. Dia terpaku saat melihat Verra dengan wajah pucat dengan raut wajah yang tidak semestinya.

Beberapa saat jari Verra sedikit bergerak, Zalsa yang menyadarinya langsung keluar untuk memanggil dokter.

🌸🌸🌸

"Za gue udah sadar dari tadi" ucap Verra dengan nada berbisik sambil tetap menutup matanya.

Zalsa terbangun dari tidurnya lalu melihat ke arah Verra yang masih tetap menutup mata seketika bulu pundaknya merinding. Zalsa melihat kesekeliling ruangan dengan rasa takut dan was-was namun tidak mendapatkan siapa-siapa diruangan sana selain Verra dan dirinya.

"Astagfirullah, astagfirullah, permisi, permisi jangan ganggu yah" ucap Zalsa dengan keringat dingin yang sedari tadi sudah mengguyur tubuhnya.

"Za lo kenapa? " tanya Verra heran.

Setelah mengetahui Verra siuman Zalsa langsung mendekat dan memeluknya sangat erat sampai Verra tersedak kekurangan oksigen.

"Disini ada penghuninya Ver" Zalsa menpererat pelukannya.

"Pantesan tadi ada yang narik selimut gue" Verra berusaha menjaili Zalsa yang sedang ketakutan.

Bukannya bicara yang sebenarnya namun Verra malah iseng kepada temannya itu.

Namun melihat Zalsa semakin ketakutan Verra akhirnya mengkui perbuatannya.

"Za tau gak? "

"Apa?"

"Gue itu sebenarnya udah sadar dari kemarin" ucap Verra sambil cengengesan.

Zalsa melepaskan pelukannya lalu melihat wajah Verra.

Because Of HerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang