bagian 5 #Argio

8 0 0
                                    

Seperti biasa, kali ini aku mau ngingetin sebelum kalian baca ceritanya.
"Budayakan vote sebelum membaca dan komen setelah membacanya"🙏

***

Mungkin sebagai teman saja tak cukup! Aku ingin meminta lebih.

***

"Cia!" Teriak Kim dari depan gerbang sekolah. Cia berjalan kearahnya dengan senyum nya seperti biasa.

"Pagi Kim, gimana mimpi lo semalam? Indah gak kayak gue?"

"Jibang! Itu siapa yang nganter lo ci? Bening banget"

"Celametan banget mata lo gabisa liat yang bening dikit!"

"Mantap juga lo nyari bodyguard" lalu perkataan Kim hanya diakhirin dengan tawaan menggelegar mereka.

Kedua gadis itu berjalan bersama menuju kelasnya. Hari ini Cia sangat manja. Dia bahkan memeluk lengan Kim. Kim sangat nyaman katanya. Parah! Jangan sampai belok!.

"Eh lo udah ngerjain tugas yang dikasih kemarin belom ci?" Tanya Kim sambil mengeluarkan seperangkat alat tulis beserta bukunya diatas meja.

Berbeda dengan Kim, Cia bahkan mengeluarkan ponselnya. Masih pagi gadis itu tengah asik dengan dunia kpopnya.
Dia tak memperdulikan pertanyaan Kim sama sekali, sudah jelas. Mana mungkin Cua menyelesaikan soal laknat itu.

Tiba-tiba Adrian datang dan berdiri didepan meja Cia. Kebetulan meja Cia berada di pojok dekat pintu dan paling depan. Guru menyuruh gadis itu duduk disana agar Cia lebih fokus dengan pelajarannya dibanding oppa oppanya.

"Cia, lo dipanggil ibu bk" ucap Adrian.

Sontak saja Cia mendengar hal itu sangat kaget. Cepat-cepat disimpan ponselnya.

"Kenapa?!" Jawabnya sedikit meninggikan suaranya. Dia berlagak kaget. Atau mungkin itu hanya drama nya.

"Gatau, mau dijodohin sama anaknya kali" jawab Adrian santai dan meninggalkan tempatnya.

"Lo bikin masalah apa ciaa astaga" ujar Kim yang juga ikut kaget mendengarnya.

"Gatau Kimmm"

"Yauda mending buruan ke Bk dari pada lo disihir jadi kodok"

"Gapapa sih biar dicium sama pangeran terus gue jadi putri hehehe" ujar Cia dia tersenyum. Dasar aneh.

"Apa lo nyebut nyebut gue? Ada hutang?" Sahut gadis bernama Putri salah satu anak kelas Cia. Cia lupa bahwa anak kelasnya ada yang bernama Putri.

"Pede gila lo" jawab Cia. Dia mengikuti perkataan Kim buat langsung menemui buk susi.

"Duh gusti cobaan apa lagi ini" gerutunya sepanjang jalan.

Cia mengetuk pintu ruang yang disebut siswa lain neraka itu. Bahkan mereka dengan berani menuliskan didepan pintu itu dengan tulisan "NERAKA".

Buk susi memang terkenal sangat galak. Dia tak mau mendengar alasan apapun. Salah ya tetap salah gak usah banyak alasan!

"Iya bu? Ada apa ya ibu manggil saya?" Tanya Cia diujung pintu.

Dialah Cia-kuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang