7

11 3 0
                                    

Pagi ini pagi yang sangat indah dan bebas karena hari ini adalah hari Minggu.

Banyak yang menikmati hari libur dengan istirahat di rumah dan ada juga yang pergi untuk bermain.

Hari Minggu adalah hari yang ditunggu tunggu oleh setiap pelajar karena mereka tidak harus pergi ke sekolah.

Sama halnya dengan wanita yang akhir akhir ini selalu dekat dengan kakak kelas yang bisa di bilang most wanted sekolah, dia sangat sibuk dengan kegiatannya pagi ini, ya
Dia sedang berkutat dengan bahan makanan di hadapannya, ana sangat gemar memasak, sekarangpun dia sedang membantu bundanya untuk membuat sarapan untuk pagi hari ini.

"Sayang tolong bersihin wortelnya terus habis itu kamu potong ya." Suruh bunda ana sambil menunjuk kearah wortel tersebut.

"Siap Bun." Jawab ana sambil hormat pada bundanya.

"Gimana hubungan kamu sama Kelvin na." Tanya bunda.

"Gimana ya Bun." Jawab ana sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

"Bunda cuman bisa mendukung kamu, kamu pasti paham kan batasan batasannya sayang." Jelas bunda.

" Iya Bun ana tau kok, lagian ana sama Kelvin cuman temenan." Jawab ana.

"Apapun statusnya bunda percaya kamu." Balas bunda sambil tersenyum kearah ana.

Ana langsung memeluk bundanya dan meninggalkan kegiatannya yang sedang memotong wortel.

"Yasudah sekarang kamu lanjutkan lagi ya motong wortelnya, bunda mau bangunin ayah kamu dulu." Pamit bunda pada ana.

"Iya Bun." Jawab ana dengan kekehannya.

Setelah selesai memasak mereka pergi memakan dengan sangat khidmat, mereka saling bercanda dan tertawa, mereka berbagi cerita.

Keluarga ana memang keluarga yang sangat harmonis karena mereka saling mengerti dan memahami satu sama lain.

Setelah selesai sarapan mereka pergi dengan kegiatannya masing masing.

Ana pun pergi ke kamarnya untuk menonton televisi di kamarnya sungguh dia sangat bosan sekarang dia membutuhkan udara segar tapi entah apa yang harus dia lakukan.

Mungkin dia akan mengajak Kesya untuk pergi bersamanya sekarang, ana pun langsung menghubungi kesya.

Me:
Sya pergi jalan yu.

Kesya:
Ayok gue juga bosen di rumah ni.

Me:
Serlok alamat rumah Lo sya nanti gue jemput lo ke rumahlo.

Kesya pun mengirimkan serlok alamat rumahnya, setelah ana menerima alamat Kesya ana langsung memutuskan untuk pergi ke rumah ana dan meminta izin pada kedua orangtuanya.

Ketika bunda mengijinkan ana untuk pergi ana pun langsung memutuskan pergi ke rumah ana.

Setelah dirasa benar ini rumah Kesya ana pun langsung memasuki halaman rumah kesya.

Diketuklah pintu rumah Kesya dan ditekan bel rumah Kesya, dan ada yang membuka pintu rumah Kesya dan itu adalah

"Kak Dafa?" Kagetnya setelah mengetahui bahwa ternyata yang membukakan pintu adalah sahabat dari Kelvin.

"Hem." Jawab Dafa dengan singkat yang membuat ana langsung mengerucutkan bibirnya, dia bingung sebenernya apa yang terjadi dengan Dafa kenapa dia bisa sedingin ini dan seirit ini dalam berbicara.

"Heyy na." Sapa Kesya yang tiba tiba sudah ada di belakang Dafa dengan terburu buru.

"Sya kok kak Dafa ada di rumah Lo si?" Tanya ana pada kesya.

"Sebenernya Dafa itu Abang gue na." Jelas Kesya pada ana.

"What kenapa Lo gak bilang ke gue." Tanya nya?

Yang sedang dibicarakan hanya diam menyimak, sungguh Dafa benar benar sangat susah bicara apalagi untuk berbicara pada orang lain mungkin itu tidak akan mungkin.

"Karena gue gak mau semua orang tau dan ganggu gue, gue gak suka." Jelas Kesya pada ana.

"Oh begitu na." Jawab ana yang mengangguk paham.

"Yaudah bang gue pergi dulu ya bilangin mama kalau gue pergi main." Pamitnya pada Dafa abangnya.

"Gue ikut." Kata Dafa to the point.

Ana dan Kesya terbeku ditempat dia tidak mengerti kenapa bisa bisanya Dafa mau ikut.

"Ish bang ngapain sih ikut, inikan cewek mending Lo pergi sama temen temen Lo sana." Kesal Kesya pada Dafa.

Ana hanya bisa terdiam karena dia bingung harus seperti apa dan bagaimana.

"Gue ikut atau Lo gak gue izinin pergi." Jawab Dafa yang tetap pada pendiriannya.

"Gimana nih na?" Tanya Kesya pada ana, dia merasa tidak enak pada ana karna Dafa menghancurkan rencana weekend nya.

"Gue sih oke oke aja sya, toh dia gak bakalan ganggu." Jawab ana.

"Maaf ya na." Pinta kesya yang langsung di balas anggukan oleh ana.

"Yaudah ayok kita jalan keburu macet nih." Tawar ana pada Dafa dan Kesya.

Diperjalanan ana dan Kesya terus tertawa entah apa yang mereka bicarakan tapi mereka terlihat sangat bahagia, tak terasa bibir Dafa sedikit terangkat melihat wanita yang sedang tersenyum bersama adiknya itu, kalau kalian bertanya Kesya duduk dimana, tentu Kesya duduk dibelakang menemani ana.

Dafa sangat senang melihat senyumnya, Dafa sangat berbeda ketika berada di dekatnya, entahlah, padahal mereka hanya bertemu saat ana sedang bersama Kelvin tapi ada yang lain yang dia rasakan dia tidak tahu apa itu.

___________________________________________

Jangan lupa voment gays:)

Maaf ya kalau ceritanya biasa karna aku masih belajar:)

Tunggu update terbaru ya.

Aku Dan KamuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang