14

7 1 0
                                    

Pagi yang indah ana terbangun karena akan pergi ke sekolah, seperti biasa ana berangkat dijemput Kelvin, ana melihat kelvin yang sudah ada di depan pintu gerbang rumahnya, Kelvin terlihat tidak baik baik saja, ada apa dengan Kelvin.

"Udah lama Vin? Maaf ya aku lama." Mohon ana pada Kelvin.

"Nggk kok barusan baru nyampe, yaudah yuk naik nih helm nya dipasang." Ucap kelvin sambil memasangkan helm ke kepala ana, hanya di balas senyuman malu ana.

Ana pun menaiki motor Kelvin dan langsung memegang pundak Kelvin, di perjalanan mereka hanya terdiam ana bingung tidak bisanya Kelvin seperti ini.

"Kamu kenapa Vin? Kayak banyak pikiran?" Tanya ana khawatir.

"Nggk na aku gak papa." Jawab Kelvin dengan senyumannya.

"Yaudah kalau gak ada apa apa." Anapun hanya tersenyum.

Sesampainya di sekolah ana dan kelvin langsung pergi ke kelasnya masing masing, dan perlajaran pun dimulai.

Akhirnya waktu istirahat telah tiba, ana memutuskan untuk ke kantin bersama Kesya. Diperjalanan dia melihat Dafa yang sedang membaca buku serius. Anapun berhenti untuk menyapanya.

"Kak daf apa kabar? Lama gak ketemu?" Tanya ana sambil tersenyum.

"Baik." Jawabnya singkat.

Ana hanya menghela napas panjang karena jawaban Kelvin yang kelewat singkat.

"Yaudah kak aku duluan ya." Pamit ana.

"Bye kakakku sayang." Ucap kesya setengah berbisik, yang di balas gelengan kepala oleh Kelvin.

Sesampainya di kantin, ana mencari seseorang, namun nihil seseorang itu tidak ada di kantin sama sekali, diapun memutuskan untuk menghabiskan makanan yang tadi dia pesan dan langsung ingin mencari Kelvin. Sesudah makan ana pun pamit pada Kesya untuk mencari Kelvin, kebetulan kelasnya free sekarang.

Diapun mencari Kelvin ke kelasnya namun tak ada lalu dia mencari ke perpustakaan tidak ada, dan dia mencari ke toilet namun hasilnya juga nihil, akhirnya dia teringat untuk mengunjungi ke tempat belakang sekolah. Setelah capek mencari akhirnya yang di cari ketemu, namun aneh Kelvin seperti menangis tapi kenapa?

"Kak, kakak kenapa?" Tanya ana khawatir, Kelvin hanya mendongkakkan kepalanya melihat ana, tak berniat untuk menjawab.

"Kak kamu kenapa? Ada masalah?" Ucap ana lagi dengan khawatir.

"Orang tuaku mau cerai na." Jawab Kelvin seraya mengacak rambutnya kasar, ana sangat kaget dengan apa yang dikatakan Kelvin.

"Kakak tau dari mana kak? Siapa tau itu bohong atau apa." Jawab ana yang mencoba memastikan Kelvin.

"Mamah tadi telpon na, mamah bilang kalau udah gak tahan lagi sama papah yang selalu main dibelakang mamah." Jawab Kelvin dengan memeluk ana, anapun membalas pelukan Kelvin.

"Kakak sekarang coba ngomong baik baik sama orangtua kakak siapa tau masalahnya jadi kelar." Ucap ana.

"Aku gak kuat buat ketemu mereka na, aku bener bener gak kuat."kata Kelvin yang tambah mengeratkan pelukannya.

"Yaudah sekarang kamu tenangin hati kamu." Kata ana.

"Na kayaknya aku mau pulang aja ke apartemen aku mau istirahat." Ucap Kelvin.

"Yaudah kamu ijin sama guru dulu tapi ya." Jawab Kelvin dengan senyumannya.

"Makasih ya kamu udah selalu ada buat aku, jujur aku sayang banget sama kamu, tapi gak tau dengan kamu." Ucap Kelvin dengan mencium kening ana, ana pun diam ditempat, merasa aneh dengan perlakuan Kelvin.

"Aku harap kita bisa terus bersama na." Jawab Kelvin. Anapun hanya tersenyum kepada ana dan kelvin pamit untuk pulang pada ana.

Ana terus tersenyum setelah mendapat perlakuan manis Kelvin tadi. Sekarang dia sudah ada di kelas dan mengikuti pelajaran, karena guru baru saja datang untuk mengajar.

Tak terasa Akhirnya waktu pulang telah tiba, dan ana mendapatkan telpon entah dari siapa.

".............."

"Hallo iya ada apa ya?"

".............."

"Hah, iya pak saya segera ke rumah sakit." Jawab ana dengan paniknya.

Anapun bergegas menuju rumah sakit, ya ana mendapat kabar dari rumah sakit bahwa Kelvin kecelakaan, karena Kelvin mengemudi motor dengan kecepatan yang sangat tinggi.

Ana yang hanya bisa menangis di perjalanan, dia cemas entah mengapa bisa seperti ini, jika ana tahu kejadiannya akan begini ana tidak akan mengijinkan Kelvin untuk pergi tadi.

Sesampainya di rumah sakit ana langsung menanyakan dimana Kelvin, dan susterpun mengantarkan ana ke Ruang UGD, ana sungguh sangat cemas dengan keadaan Kelvin sekarang.

Ana terus menunggu berharap dokter cepat keluar, ana terus menangis, tak lama Kesya datang dengan Dafa ke rumah sakit karena tadi ana menelpon Kesya untuk kesini.

Setelah beberapa lama dokterpun keluar darai ruangan itu dan anapun bergegas untuk bertanya.

"Dok gimana keadaan teman saya dok?" Tanya ana dengan tangisnya.

"Keadaan pasien sekarang koma karena benturan yang sangat keras dikepalanya." Ucap dokter.

Ana pun langsung menangis dengan sejadi jadinya, dia sangat merasa bersalah kenapa dia mengijinkan Kelvin untuk pergi dia bodoh.

"Makasih dok, apa boleh kami melihatnya kedalam?" Tanya Dafa pada dokter.

"Ya silahkan asalkan tidak mengganggu, kalau begitu saya pamit kalau ada apa apa tolong panggil saya." Ucap dokter.

"Terimakasih dok." Ucap Dafa.

Mereka langsung menuju ruang dimana Dafa berada, ana pun terus menangis.

"Vin bangun kamu bilang tadi kamu mau terus sama akuu Vin." Ucap ana dengan emosinya.

Dafa dan Kesya sudah keluar untuk mengabari orang tua Kelvin.

"Vin bangun, Kelvin bangun." Ucap ana dengan tangisannya.

"Vin aku nyesel udah ijinin kamu buat pergi kalau ujung ujungnya kamu gini, Kelvin bangun." Ucap ana.

Anapun menggenggam tangan Kelvin yang sangat dingin.

"Aku mau bilang sama kamu Vin, aku juga sayang sama kamu Vin, kamu bangun sekarang, kenapa kamu gini setelah aku udh sayang sama kamu." Ucap ana dengan lemah namun masih tidak ada jawaban dari Kelvin. Ana terus menggenggam tangan Kelvin.

Dafa dan Kesya masuk kembali ke ruangan dimana ana dan kelvin berada mereka pamit karena belum pulang tadi, dan dia bilang sudah mengabari orangtuanya dan sekarang sedang kesini. Sekarang ana hanya sendirian sedang menjaga Kelvin di hanya  menangkupkan tangannya ke wajahnya.

Orangtua mereka pun datang ana langsung berdiri dari kursinya.

"Sayang kamu kenapa Vin, maafin mamah Vin." Ucap mamahnya dengan tangisannya.

"Vin maafin papah juga Vin, maafin papah." Ucap papahnya dengan menyesal.

"Tante, om bisa bicara sebentar?" Tanya ana kepada kedua orangtua Kelvin dan langsung diangguki oleh keduanya dan mereka keluar dari ruangan kelvin.

Orangtua Kelvin sangat sedih melihat anaknya terbaring lemah, mereka mengikuti ana keluar ruangan untuk berbicara.


___________________________________________

Maaf lama gak update.

Segini dulu ya:)

Jangan lupa voment:)

Aku Dan KamuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang