Chapter 20

4.9K 447 187
                                    

---

Makan malam baru saja selesai. Anna serta Yerim tengah sibuk mencuci piring bekas anak-anak makan tadi. Sebenarnya bibi Han sudah melarang, tapi mereka bersikeras untuk membantu.

Bibi Han juga sudah undur diri dari dapur sekitar 5 menit yang lalu, Anna dan Yerim juga memperbolehkan bibi Han untuk beristirahat karena mereka tahu, betapa lelahnya bibi Han mengurus ini dan itu seharian ini.

"Yerim-ssi, mungkin ini terdengar tidak sopan- tapi, kenapa kau tidak mencari suami yang bisa menerimamu dan Leon?" tanya Anna sebagai tanda pembuka percakapan.

Yerim menghela napas. "Tidak. Lebih tepatnya belum."

"Belum apa?" tanya Anna tidak mengerti.

Yerim menolehkan pandangan pada Anna yang berada tepat di sampingnya. "Belum ada yang cocok."

"Kenapa? Kau itu cantik. Apalagi yang kurang?" ada nada heran dalam perkataan Anna tersebut.

"Ah, apa kau ingin aku kenalkan pada seseorang? Pria ini hebat memasak, dia juga penyayang. Kau mau, kan?" tanya Anna.

"Maksudmu, Kyungsoo?" perkataan Yerim sukses membuat Anna membulatkan matanya seraya menutup mulut menggunakan kedua tangan. Seolah-olah terkejut.

"Darimana kau tahu-?"

"Namanya? Tentu aku tahu," balas Yerim masih membersihkan piring.

"Saat aku ke rumah mu di Busan untuk mencari sukarelawan yang ingin ikut acara sosial tanpa dibayar, aku bertemu dengannya. Kita saling berkenalan dan ia juga berkata jika ada seorang gadis yang tinggal di rumahnya, nama gadis itu Anna," jelas Yerim.

Respon Anna hanyalah ber-oh ria.

Mereka diam beberapa saat, menciptakan suasana hening dan canggung secara bersamaan. Namun, lagi-lagi Anna lah yang membuka percakapan.

"Yerim-ssi, umurmu berapa? Eoh, selama ini aku bingung ingin memanggilmu bagaimana, jadi aku hanya berbicara secara formal padamu," ujar Anna sebagai awal percakapan.

"Umurku? 24 tahun," jawab Yerim sambil masih membersihkan piring.

"24 tahun? Woah, kau lebih tua satu tahun, Yerim-ssi," balas Anna takjub. "Berarti, aku memanggilmu, Eonni?"

"Aku tidak orang yang gila hormat. Jika kau ingin, kau bisa memanggilku dengan nama saja," balas Yerim.

Anna diam. Hingga Yerim sudah selesai dengan cuciannya dan lekas membuka sarung tangan serta kembali meletakkan di tempat kembali.

"Anna-ya, aku ingin tidur duluan. Lebih baik kau tidur dulu, Anna. Esok adalah hari yang padat," Yerim membereskan semua peralatan dapur dan meletakkannya di tempat semula.

"Eonni, kau ingin cokelat panas? Aku akan buatkan," Anna mulai mengambil dua saset cokelat panas dari laci bawah, merobeknya lalu memasukkan bubuk cokelat itu pada dua cangkir yang telah terisi oleh air panas.

"Tidak perlu, Anna-ya. Kau tak perlu melakukannya, biar aku saja," Yerim berinisiatif mengambil cangkir yang tengah Anna aduk.

My Target •JJKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang