Chapter 22

4.6K 437 62
                                    

Kini, Anna sudah diizinkan untuk pulang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kini, Anna sudah diizinkan untuk pulang. Ia hanya perlu beristirahat lebih lagi untuk meningkatkan kembali imun tubuhnya yang sempat menurun.

"Anna, jangan terlalu lelah. Jika sudah merasa badanmu tak kuat, jangan dipaksakan," nasehat Dokter yang menangani Anna.

Anna tersenyum. "Kamsahamnida, euisa-nim."

"Cepat sembuh," pesan Dokter sebelum menjauh karena ingin menjaga pasiennya yang lain.

"Sudah, Nona. Anda boleh pulang sekarang, surat administrasi sudah ditangani oleh wali Anda," ujar si perawat yang tadi sibuk membuka infus sebelah tangan Anna.

"Kamsahamnida," ucap Anna sekali lagi.

Jika dihitung-hitung, banyak orang yang sudah ia repot kan hanya karena dirinya pingsan. Kemudian Anna meringis malu serta menyesal karena sudah merepotkan Bibi Han.

"Sudah? Ayo kita pulang. Yerim menunggu," Bibi Han muncul sambil membawa ponsel serta tasnya. Lalu, ponsel itu ia berikan pada sang empunya.

"Ah, ini. Ponselmu," ujar Bibi Han sambil menyodorkan sebuah ponsel depan Anna.

"Bibi simpan saja. Aku sedang tidak mood memegang ponsel," balas Anna lesu.

"Masih pusing?" tanya Bibi Han khawatir.

Anna mengangguk.

"Setelah tiba di rumah nanti, Bibi akan buat sup ayam dan kau harus menghabiskan nya, mengerti?" kata Bibi Han seraya mengulurkan tangannya guna membelai lembut helaian rambut Anna.

Lagi, Anna mengangguk.

Mereka berdua sudah tiba di luar rumah sakit. Setelah memberhentikan sebuah taksi, kedua perempuan itu memasukinya dan meninggalkan rumah sakit.

"Anna.." panggil Bibi Han.

Anna menoleh. "Ya?"

"Kau— dokter bilang, ada kelainan di saraf otakmu. Katanya, mungkin kau melakukan sesuatu yang kurang kau bisa," ujar Bibi Han hati-hati. Takut melukai atau menyinggung Anna.

"Jika Bibi boleh tahu, sejak kapan kau merasa sakit kepala seperti itu?" tanya Bibi Han pada Anna.

Semenjak aku tidak meminum obat itu, jawab Anna dalam hati.

"Kepalaku memang sering sakit, Bibi. Tak apa," jawab Anna yang diakhiri dengan senyum manisnya.

"Aku juga pernah sempat— maaf, melihat isi kopermu. Ada obat yang terjatuh disana, tapi tidak ada nama. Kau sakit?" tanya Bibi Han, lagi.

Bahkan aku tidak tahu guna obat itu apa, batin Anna.

"Hanya vitamin ku," jawab Anna masih memasang senyuman.

———

Anna beserta Bibi Han telah tiba di rumah dengan selamat. Mereka berdua disambut dengan suara riuh anak-anak saat mereka mulai membuka pintu.

My Target •JJKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang